b. Siklus hidup
Siklus hidup X. festiva sejak peletakan telur sampai keluarnya kumbang adalah sekitar 6 – 8 bulan Franssen, 1931 dalam Husaeni, 2008. Menurut
Notoatmodjo 1963 siklus hidup serangga ini sekitar 4 – 7 bulan; stadium telur berlangsung 21 – 35 hari rata-rata 25 hari, umur rata-rata kumbang betina lima
hari maksimum 15 hari dan kumbang jantan tujuh hari maksimum 15 hari. Berdasarkan hasil penelitian Matsumoto dan Irianto 1998 di laboratorium, umur
rata-rata kumbang betina adalah 4,7 hari berkisar dari satu sampai 10 hari dan umur rata-rata kumbang jantan adalah 9,4 hari berkisar dari empat sampai 15
hari. Pada kondisi alami perkembangan kumbang jantan mulai dari telur sampai keluarnya kumbang dari liang gerek berlangsung selama 253 hari dan untuk
kumbang betinanya 250 hari Matsumoto, 1994. Pada kondisi alami ini umur rata-rata kumbang jantan 11,5 hari dan kumbang betinanya 5,3 hari. Pada
pemelihraaan di laboratorium dengan menggunakan makanan buatan Insecta Nippon
Nosan, siklus hidup kumbang jantan berlangsung selama 159 hari, terdiri dari stadium telur 31 hari, larva 119 hari, pupa sembilan hari dan dewasa 19 hari
dan siklus hidup kumbang betina berlangsung selama 193 hari, terdiri dari stadium telur 24 hari, larva 151 hari, pupa 16 hari dan dewasa 17 hari
Matsumoto, 1994.
c. Daerah penyebaran
Xystrocera festiva tersebar di daerah Asia Tenggara, di sebelah barat Garis
Wallace Duffi, 1968 dalam Matsumoto dan Irianto, 1998, meliputi Indonesia, Myamar, dan Vietnam Selatan. Di Indonesia hama ini terdapat di Pulau Jawa,
Sumatera dan Kalimantan Notoatmodjo, 1963. Antara tahun 1959 - 1961 serangan X. festiva telah terjadi hampir di
seluruh tegakan sengon di P. Jawa, mulai dari dataran rendah sampai ketinggian ± 1.000 meter di atas permukaan laut, baik di daerah berikilim basah maupun
kering. Hutan sengon murni maupun hutan campuran diserang hama ini tanpa ada perbedaan tingkat serangan yang nyata Notoatmodjo, 1963. Selain di Indonesia
Bagian Barat hama ini juga menyerang tanaman sengon di Filipina, Malaysia, Myanmar dan Thailand Chaiglom, 1990, Notoatmodjo, 1963.
d. Pohon inang