Secara umum pengelolaan hutan sengon tidak memerlukan persyaratan khusus yang rumit. Hal ini senada dengan yang dikemukakan oleh Webb 1984
bahwa sengon memerlukan tanah yang berkelas tekstur sedang berupa lempung berpasir hingga lempung berdebu. Tanah berwarna cerah dan bertekstur padat.
Tanah seperti ini banyak terdapat di Indonesia khususnya di P. Jawa dan daerah- daerah tertentu di luar P. Jawa. Drainase tanah yang diperlukan cepat sampai
sedang. Tanaman ini memerlukan cahaya penuh. Sebelum dikecambahkan benih sengon direndam dalam air mendidih dan didiamkan hingga airnya dingin
kembali. Sementara itu bahan tanamannya dapat diperoleh dengan beberapa cara, antara lain dengan stump dan penaburan benih dalam bak kecambah atau pot.
2.6 Sifat dan Kualitas Kayu Sengon
Beberapa sifat dan kualitas kayu yang perlu diketahui oleh para konsumen antara lain:
1 Sifat fisik,
2 Sifat mekanik,
3 Sifat kimia, dan
4 Kelas awet serta kelas kuat.
2.6.1 Sifat fisik kayu sengon
Sifat fisik penting yang perlu diketahui dari setiap kayu meliputi berat jenis BJ, kadar air KA, kerapatan dan persen penyusutan.
a. Berat jenis BJ
Kayu sengon mempunyai BJ rata-rata 0,33. Untuk bahan baku pulp, makin tinggi BJ kayu maka rendemen pulp akan semakin besar. Selain itu, BJ yang besar
akan memperbesar pula kekuatan kayu tersebut. Kalau dikaitkan dengan BJ-nya sebesar 0,33, kayu sengon memang kurang
menguntungkan sebagai bahan baku pulp karena risiko rendemen yang dikhawatirkan rendah. Namun, jika dikaitkan dengan kualitas serat sengon yang
tergolong berserat panjang, maka kayu sengon akan menghasilkan kertas dengan kekuatan tarik dan sobek yang memadai. Dengan perlakuan silvikultur yang bagus
BJ kayu sengon akan dapat dipertahankan senantiasa dalam keadaan maksimal.
Hal ini dapat dilihat dari pertumbuhan tinggi rata-rata 100 pohon tertinggi peninggi per ha jika ditanam pada kelas kualitas lahan bonita yang baik.
Dengan BJ rata-rata kayu sengon yang 0,33 tersebut, kayu sengon mempunyai kekuatan yang relatif kurang. Oleh karena itu pemanfaatannya dalam
bidang konstruksi pun hanya terbatas pada konstruksi ringan di bawah atap. Akan tetapi, hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tua pohon sampai tahun ke-
9, BJ kayu sengon akan semakin besar. Untuk pemanfaatan yang memerlukan sedikit kekuatan dapat dipilih kayu sengon yang berumur lebih tua. Namun
demikian, untuk keperluan kerajinan tangan kayu sengon sangat ideal karena mudah diproses, ringan dan tidak kaku. Dengan BJ-nya yang tergolong rendah
kayu sengon dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku kerajinan tangan berupa topeng kayu, wayang klitik, patung, dekorasi ruang tamu seperti pohon pisang
tiruan, buah-buahan tiruan dan lain-lain.
b. Kadar air KA
Setelah ditebang kayu sengon tidak dapat langsung dipergunakan untuk kayu olahan. Hal ini disebabkan karena kayu kayu masih dalam keadaan basah
sehingga sangat mudah terkena jamur ataupun serangga perusak kayu. Kayu yang masih basah juga akan menyulitkan dalam pengerjaan khususnya dalam hal
penyerutan dan pengergajian. Kayu dari pohon sengon yang berumur 7 – 9 tahun mempunyai KA sekitar
12 – 15 . Seperti halnya KA pada kayu lainnya, kayu sengon pun mempunyai variasi KA antar bagian-bagian dalam kayunya. Dalam satu pohon sengon kadar
air yang dikandung oleh kayu gubal atau kayu teras akan berbeda. Kayu gubal adalah kayu yang terletak pada bagian batang sebelah luar yang merupakan bagian
batang yang masih hidup. Kayu teras adalah kayu yang terletak pada bagian sebelah dalam dari batang dan merupakan bagian yang sudah mati. Kayu gubal
berwarna lebih terang dari pada kayu teras. Perbedaan-perbedaan antara kayu gubal dan kayu teras merupakan salah satu sumber variasi KA dalam suatu kayu.
Dari suatu penelitian diperoleh rata-rata KA kayu sengon umur 7 – 9 tahun adalah 13,075 . Dengan rata-rata KA tersebut kayu sengon memerlukan perlakuan
khusus untuk berbagai keperluan penggunaannya.
Mengingat kayu sengon bersifat multiguna maka penggunaannya memerlukan KA yang sesuai dengan lingkungannya. Untuk barang-barang kayu
dalam ruangan yang mempunyai pemanas, KA kayu yang dianjurkan adalah 12 . Untuk ruangan yang selalu berpemanas, KA kayunya 11 . Untuk ruangan
yang berpemanas tinggi, KA kayunya 10 , sedangkan barang kayu yang diletakkan dekat dengan sumber panas KA kayunya sekitar 9 .
c. Kerapatan