Kerapatan Kelas kualitas Studi pustaka hama sengon (Paraserianthes falcataria (L) Nielsen)

Mengingat kayu sengon bersifat multiguna maka penggunaannya memerlukan KA yang sesuai dengan lingkungannya. Untuk barang-barang kayu dalam ruangan yang mempunyai pemanas, KA kayu yang dianjurkan adalah 12 . Untuk ruangan yang selalu berpemanas, KA kayunya 11 . Untuk ruangan yang berpemanas tinggi, KA kayunya 10 , sedangkan barang kayu yang diletakkan dekat dengan sumber panas KA kayunya sekitar 9 .

c. Kerapatan

Kayu sengon mempunyai kerapatan sedang. Seperti halnya BJ, kerapatan kayu akan sangat berpengaruh terhadap sifat mekanis kayu. Kayu yang berkerapatan tinggi cenderung lebih kuat dan lebih kaku dibandingkan kayu yang mempunyai kerapatan rendah. Dalam penggunaannya sebagai bahan baku papan partikel dan papan semen, kayu sengon menghasilkan produk berkualitas baik. Persentase kerapatan yang diperlukan adalah 0,37 - 0,55 untuk papan partikel dan 0,45 - 0,78 gcm 3 untuk papan serat fiber board. Kerapatan papan serat yang dihasilkan dari pohon sengon berumur 4 – 7 tahun termasuk kelas kerapatan sedang medium density fiber board . Mengacu kepada standar dari FAO kekuatan fisik-mekanik serta daya absorpsi dari papan partikel kayu sengon termasuk kelas sedang-tinggi.

d. Persen penyusutan

Nilai penyusutan kayu sengon dari pohon berumur 7 – 9 tahun dapat digolongkan sedang, yaitu sebesar 4,57 pada arah tangensial dan 2,715 pada arah radial. Penyusutan arah tangensial adalah penyusutan kayu yang searah dengan panjang batang, sedangkan penyusutan arah radial adalah penyusutan ke arah pusat batang dan memotong jari-jari batang. Perbandingan persen penyusutan arah tangensial dengan persen penyusutan arah radial akan menghasilkan sebuah nilai yang disebut nilai TR. Nilai TR yang mendekati angka 1 menunjukkan bahwa kayu tersebut akan semakin stabil. Kalau dikaitkan dengan nilai TR-nya, sengon termasuk kayu dalam kategori agak stabil karena mempunyai nilai TR sebesar 1,68. Keuntungan dari kategori agak stabil ini adalah kayu sengon tidak terlalu retak, pecah-pecah atau melengkung akibat pengeringan. Dengan demikian proses pengeringan pada kayu sengon dapat dilakukan dengan lebih mudah dan sederhana, tidak memerlukan perlakuan yang terlalu rumit dan teliti. Keuntungan lainnya adalah kayu sengon menghasilkan produk yang lebih baik dan stabil untuk kerajinan kayu, papan tiruan dan mainan anak-anak.

2.6.2 Sifat mekanik kayu sengon

Sifat mekanik yang penting diketahui dari kayu sengon adalah keteguhan lengkung statik dan keteguhan tekan sejajar serat. Keteguhan lengkung statik adalah keteguhan lengkung kayu yang dapat diketahui dengan cara pemberian beban tertentu di tengah-tengah centre point loading dari contoh kayu uji yang beru-kuran 5 cm x 5 cm x 76 cm, atau 5 cm x 5 cm x 90 cm dengan jarak sangga 70 cm. Keteguhan tekan sejajar serat adalah keteguhan tahan dari kayu yang dapat diketahui dari pemberian tegangan maksimum kgcm² sejajar dengan arah serat kayu dari contoh kayu uji berukuran 5 cm x 5 cm x 20 cm. Kayu sengon dengan BJ rata-rata 0.33 termasuk ke dalam kayu dengan kelas kuat IV. Dengan sifat mekanik yang cukup baik, para konsumen akan semakin leluasa memanfaatkan kayu sengon untuk keperluan yang memerlukan sedikit kekuatan. Dengan keteguhan lengkung statik yang diatas nilai 500 kgcm² kayu sengon dapat digolongkan ke dalam kelas kuat III. Masih ada beberapa sifat mekanis kayu lapis, misalnya kekenyalan, kekerasan sisi, keuletan, modulus elastisitas dan lain-lain. Namun demikian, keteguhan lengkung statis dan keteguhan tekan sejajar serat sudah dapat memberikan gambaran yang dapat digunakan untuk menilai sifat mekanis dari kayu sengon.

2.6.3 Sifat kimia kayu sengon

Sifat kimia bagi kayu sengon penting artinya. Dengan mengetahui sifat kimia kayu dapat diketahui penggunaan yang sesuai dari suatu jenis kayu. Selain itu dapat digunakan untuk membedakan sesuatu jenis kayu yang secara anatomis sukar untuk dibedakan. Persentase komponen kimia kayu sengon adalah sebagai berikut : 1 Selulosa : tinggi 2 Lignin : rendah 3 Pentosan : rendah 4 Zat ekstraktif : tinggi Persentase selulosa yang tinggi dari kayu sengon menyebabkan kayu ini cukup potensial untuk dijadikan bahan baku pulp dan kertas, dan produk selulosa lainnya. Hal ini dapat dimaklumi karena selulosa yang merupakan konstiten pokok dari dinding sel merupakan bahan dasar pembuatan pulp, kertas dan derivat selulosa lainnya, misalnya nitro selulosa, selulosa asetat, selulosa alkali dan etil selulosa. Persentase lignin kayu sengon yang rendah menunjukkan bahwa kayu sengon merupakan kayu yang tidak terlalu kuat dan tidak terlalu kaku. Lignin berfungsi sebagai zat perekat dari serat-serat kayu sehingga bertindak sebagai penguat ikatan antar serat tersebut. Perpaduannya dengan selulosa akan menghasilkan sebuah senyawa bernama lignoselulosa. Senyawa ini yang membuat kayu menjadi kuat dan kaku. Dalam industri pulp-kertas, peranan lignin yang rendah akan menguntungkan dalam proses pengelantangan. Dalam industri kayu lapis adanya persentase selulosa yang tinggi dan persentase lignin yang rendah membuat kayu sengon cocok dijadikan core lapisan inti dalam lapisan kayu lapis. Persentase pentosan kayu sengon dikategorikan rendah. Persentase pentosan yang rendah akan mengurangi kekuatan kayu karena selain sebagai cadangan makanan bagi sel, pentosan juga berfungsi sebagai penguat dinding sel kayu.

2.6.4 Kelas awet serta kelas kualitas kayu sengon a.

Kelas awet Kelas awet adalah pengkelasan panjang pendeknya masa pakai kayu dikaitkan dengan kondisi penggunaan tertentu seperti dipendam dalam tanah, kondisi cuaca, terendam air dan pengecatan dan mudah tidaknya terkena serangan rayap tanah serta serangan perusak kayu lainnya. Kayu dengan kelas awet I lebih awet dibandingkan dengan akyu dengan kelas awet IV. Persentase zat ekstraktif sengon dikategorikan tinggi. Zat ekstraktif yang tinggi memberikan keuntungan khususnya pada keawetan alami kayu. Faktor utama yang menentukan keawetan alami kayu adalah zat ekstraktif, khususnya zat ekstraktif yang bersifat fungisida atau insektisida. Sengon mengandung zat ekstraktif saponin yang membuat ketahanan alami kayu sengon terhadap rayap kayu kering Cryptotermes sp. terletak antara kayu jati dan kayu karet. Tampaknya ketahanan terhadap hama tersebut lebih mendekati ketahanan kayu jati. Atas dasar itu kayu sengon banyak digunakan untuk papan penyekat, meja, kursi dan rak dapur. Dengan adanya zat ekstraktif saponin daya tahan kayu sengon terhadap rayap kayu kering termasuk kelas III, sedangkan ketahanan terhadap jamur pelapuk kayu termasuk kelas II-IV. Keawetan kayu sengon termasuk kelas sedang kelas awet IV.

b. Kelas kualitas

Kelas kualitas ini menyatakan kualitas kayu sebagai bahan baku produk tertentu. Untuk industri pulp, kertas dan papan serat fiber board, serat kayu sengon termasuk ke dalam kelas kualitas II. Kelas kualitas II dicirikan dengan adanya ukuran serat kayu yang sedang hingga panjang, mempunyai dinding sel tipis dan lumen agak lebar. Serat akan mudah menggepeng waktu dinding dan ikatan seratnya baik. Serat jenis ini diduga akan menghasilkan lembaran dengan kekuatan sobek, retak dan tarik cukup tinggi. Untuk industri venir dan kayu lapis, kayu sengon menghasilkan kayu lapis dengan keteguhan lentur sejajar serat yang memenuhi persyaratan standar industri Jerman. Untuk industri papan semen, sengon menghasilkan papan dengan kualitas yang baik. Hal ini dicirikan dengan kerapatan 0,45-0,78 gcm 3 , kadar air 9,3-13,3 , keteguhan lentur 18,3-80,4 kgcm² dan pengurangan tebal 3,2-5,1 . Untuk industri papan partikel particle board, kayu sengon menghasilkan papan partikel berkualitas baik yang ditunujkkan dengan kadar air 10-11 , persentase kerapatan 0,37 - 0,55, pengembangan tebal 20,6-31 dan keteguhan lentur 33,8 - 67,6 kgcm². Kayu sengon juga dapat menghasilkan arang aktif dengan kualitas baik karena selain mempunyai kemampuan menyerap Iodium yang tinggi 1000 - 1100 mgg juga mempunyai kadar abu yang rendah yakni kurang dari 1 . Kelas kuat adalah pengkelasan kekuatan kayu yang didasarkan atas hubungan antara berat jenis, keteguhan tekan dan keteguhan lentur dari kayu. Kayu dengan kelas kuat I lebih kuat dibandingkan dengan kayu dengan kelas kuat IV. Dalam Tabel 1 disajikan perbandingan antara berat jenis, kelas kuat, kelas awet dan kelas kualitas kayu sengon pada umur tertentu dibandingkan dengan tujuh jenis kayu lainnya. Tabel 1 Berat jenis, kelas kuat, kelas awet dan kelas kualitas kayu sengon dibandingkan dengan jenia kayu lain No . Jenis pohon Umur Riap m 3 hath Berat jenis Kelas kuat Kelas awet Kegunaan 1. Albizia falcataria 10 38,0 0,33 IV IV 1,2,5,8,12,14, 15 2. Acacia mangium 10 43,9 0,63 II-III IV 1,2,3,15,20 3. Agathis lorantifolia 30 26,0 0,49 III IV 1,2,3,7,8,9,14 ,15,17 4. Anthocephalus cabanda 10 24,0 0,42 III-IV V 2,8,14,15 5. Eucalyptus deglupta 10 34,0 0,89 I-II II-III 1,4,5,6,10,11 6. Gmelina arborea 7 21,0 0,44 III II 1,2,3,11,13,1 5,18,19,20 7. Peronema canescens 15 11,5 0,83 II-III III 1,3,4,5,12,13 8. Sosbania grandifolia 8 25.0 0,42 III-IV V 1,3,8,12,14,1 8,20 Sumber : dari berbagai sumber, dikumpulkan oleh Atmasuseno 1994. Keterangan : 1 = bangunan 2 = kayu lapis 3 = meubel 4 = lantai 5 = papan dinding 6 = bantalan 7 = rangka pintujendela 8 = bahan pembungkus 9 = alat olah raga dan musik 10 = tiang listrik dan telepon 11 = perkapalan 12 = patung, ukiran dan kerajianan tangan 13 = venir mewah 14 = korek api 15 = pulp 16 = alat gambar 17 = potlot 18 = arang 19 = obat-obatan 20 = moulding

2.7 Penggunaan Kayu Sengon