2.3 Keterangan Botanis Sengon
Paraserianthes falcataria yang sering disebut pohon sengon mempunyai
nama daerah yang bermacam-macam. Di P. Jawa saja sengon mempunyai ± 7 nama panggilan, yaitu albisia, albiso, jeunjing Jawa Barat, sengon laut, mbesiah
Jawa Tengah, sengon sebrang Jawa Timur dan Jawa Tengah dan jing laut Madura. Di luar P. Jawa sengon dikenal dengan nama tedehu pute Sulawesi,
di Maluku dikenal dengan nama rawe, selowaku merah, seka, sika, sika bot, sikahm atau tawasela. Di Papua sengon dikenal dengan nama bae, bai wagohon,
wai atau wikie Atmasuseno, 1994. Di Malaysia dan Brunei pohon ini dikenal dengan nama puak, batai atau
kayu macis. Orang Melayu banyak menyebut sengon ini dengan nama salawaku putih. Nama salawaku putih ini tampaknya berkaitan dengan adanya serat kayu
yang membujur dan berwarna putih atau kulit luar batangnya yang licin dan berwarna kelabu keputih-putihan Atmasuseno, 1994.
Meskipun memiliki nama yang banyak, tetapi yang terasa paling akrab untuk pohon ini adalah nama sengon itu sendiri. Hal ini dapat dilihat dengan
adanya program pemerintah berupa proyek “sengonisasi” di daerah-daerah kritis yang rawan bencana erosi.
Sengon merupakan pohon yang termasuk anggota famili Fabaceae dulu Mimosaceae dan merupakan salah satu jenis pohon yang pertumbuhannya sangat
cepat. Pertumbuhannya selama 25 tahun dapat mencapai tinggi 45 m dengan diameter batang mencapai 100 cm. Mengingat pertumbuhannya yang cepat
sengon dijuluki sebagai pohon ajaib the miracle tree. Pada umur 6 tahun pohon sengon sudah dapat menghasilkan kayu bulat sebanyak 372 m
3
ha Atmasuseno, 1994.
Pohon sengon berbatang lurus, tidak berbanir, kulit berwarna kelabu keputih-putihan, licin, tidak mengelupas dan memiliki batang bebas cabang
mencapi 20 m. Tajuk berbentuk perisai, agak jarang dan selalu hijau. Tajuk yang agak jarang ini memungkinkan beberapa jenis tanaman lain tumbuh baik di
bawahnya.
Gambar 1 Pohon sengon Paraserianthes falcataria yang sudah tumbuh besar Anonim, 2010e.
Sengon berdaun majemuk ganda. Jenis daun seperti ini merupakan ciri famili Fabaceae seperti halnya pohon turi Sesbania grandiflora, putri malu
Mimosa pudica dan petai cina Leucaena glauca. Pada intensitas cahaya rendah, khususnya pada sore hari menjelang malam, anak daun mudah terkulai.
Pohon ini berbunga sepanjang tahun dan berbuah pada bulan Juni – November umumnya pada akhir musim kemarau. Jumlah benihkg dapat
mencapai 40.000 - 55.000 biji atau 36.000 biji per 1iter dengan daya kecambah rata-rata 80 . Bunga pohon sengon tersusun dalam bentuk malai dengan ukuran
daun mahkota yang kecil, sekitar 0,5 – 1 cm. Benang sari menonjol lebih panjang dari daun mahkota. Warna bunga putih kekuningan. Kuntum bunga yang mekar
berisi bunga jantan dan bunga betina. Cara penyerbukan bunga yang sedikit berbulu ini dibantu oleh serangga dan angin Atmasuseno, 1994.
Gambar 2 Anakan sengon, terlihat berdaun majemuk ganda Anonim, 2010e.
Diantara keseluruhan bagian pohon, bagian terpenting dan bernilai ekonomis paling tinggi adalah batang atau kayunya. Pohon sengon berbatang
lurus, panjang dan diameter batangnya dapat mencapai 100 cm. Perakaran sengon terbentang melebar. Selain susunan akar yang agak dangkal, terdapat pula susunan
akar yang berkembang menghunjam ke dalam tanah. Semakin besar pohon, semakin kuat perakaran serabutnya sehingga mengurangi resiko terputusnya
perakaran anakan saat akan dipindahkan dari polibag ke lapangan. Selain itu perakaran sengon, sebagaimana legum lainnya, mengandung bintil akar atau nodul
akar. Bintil akar ini dapat mengikat nitrogen bebas dari udara dan mengubahnya menjadi amonia yang dapat dimanfaatkan oleh pohon inang untuk pertumbuhan.
Dengan sistem perakaran seperti ini sengon menjadi pohon yang cocok untuk dijadikan pohon utama dalam program penghijauan dan rehabilitasi lahan kritis
Atmasuseno, 1994. Buah sengon berbentuk polong dan tipis, berwarna hijau sampai cokelat
jika sudah masak. Panjang buah sekitar 6-12 cm. Setiap polong buah berisi 15-30 biji. Bila sudah masak biasanya biji tersebut terlepas dari polongnya. Biji
berbentuk ellips seperti perisai kecil. Ketika masih muda berwarna hijau muda. Apabila sudah masak berwarna cokelat kehitam-hitaman, agak keras dan licin.
2.4 Peranan Sengon dalam Perbaikan Kualitas Lingkungan