sesuai ukuran yang diinginkan kemudian dibelah-balah dan diangin-anginkan sampai kering. Setelah kering kayu sengon siap dijadikan kayu bakar.
2.8 Daerah yang Sesuai untuk Penanaman Sengon
Populasi alami kayu sengon terdapat di daerah Kepulauan Maluku Utara, Kepulauan Timur dan daerah yang terletak pada garis lintang 10 ºLS – 3 ºLU.
Selain itu sengon hidup pada berketinggian tempat 0 – 2000 m dpl dengan curah hujan tahunan rata-rata 2.000 - 4.000 mm, jadwal curah hujan merata, musim
kemarau 0 - 2 bulan, suhu bulan terpanas rata-rata 30-34ºC dan suhu bulan terdingin rata-rata 20 – 29 ºC. Tanah yang dikehendaki adalah tanah bertekstur
ringan, menengah atau padat yang bereaksi netral. Pada toleransi tertentu masih dapat tumbuh pada tanah dengan reaksi asam dan basa. Drainase tanah sedang
sampai lembab. Dari uraian tersebut dapat diketahui bahwa sengon mempunyai daerah
penyebaran dengan selang yang lebar, mulai dari ketinggian tempat tumbuh sampai jenis tanah, bahkan iklim yang dikehendaki pun merupakan iklim yang
banyak terdapat di beberapa wilayah di Indonesia. Dengan demikian boleh dikatakan hampir semua daerah di Indonesia dapat ditanami sengon.
Daerah Jawa Barat merupakan daerah penanaman sengon yang sangat potensial mengingat solum tanahnya yang relatif tebal, udaranya sejuk dan relatif
lembab sementara kebutuhan sinar matahari cukup terpenuhi. Di Jawa Timur daerah penanaman sengon terdapat di Kediri, Lamongan, Bondowoso dan daerah
sekitarnya. Pertumbuhan sengon di Kabupaten Bondowoso cukup bagus dan pohon intinya cukup potensial dijadikan sumber benih yang baik. Benih sengon
dari Kabupaten Bondowoso daerah sekitar DAS Sampeyan sudah mampu berkecambah dalam waktu 3 – 4 hari dengan persentase perkecambahan mencapai
80 . Di Jawa Tengah, percobaan penanaman di Kabupaten Gunung Kidul menemui kendala khususnya dari segi ketebalan solum tanah dan ketersediaan air
namun di daerah ini banyak dijumpai juga tanaman sengon yang cukup bagus, seperti di Kecamatan Kokap, khususnya di Dusun Plampang I, Plampang II dan
Plampang III. Di daerah ini hampir setiap pekarangan telah memiliki 5 – 10 pohon sengon yang cukup besar.
Mencari daerah yang sesuai untuk penanaman sengon tidak sulit. Selagi petani memiliki tanah kosong yang cukup luas dengan kesuburan tanah yang
memadai maka sengon mudah tumbuh di tempat tersebut. Apalagi kalau usaha budi dayanya dilakukan di Pulau Jawa.
Lokasi penanaman dapat disesuaikan dengan tujuan penanamannya. Lokasi tersebut sebaiknya mempunyai karateristik sebagai berikut :
1. Lokasi relatif datar dengan kemiringan maksimum 25 dan ketinggian
tempat antara 10 – 800 m dpl. 2.
Lapisan solum tanah cukup tebal. 3.
Ketersediaan air tercukupi dengan maksimal 15 hari hujan dalam 4 bulan kering.
4. Lokasi mudah dijangkau dan akan lebih baik kalau terletak di tepi jalan
utama. 5.
Kalau areal penanaman berupa tanah miring harus diusahakan agar daerah sekitarnya ditanami dengan pohon lain yang mempunyai kemampuan
menahan tiupan angin kencang wind break. Untuk tujuan rehabilitasi lahan kritis dan konservasi tanah, sengon dapat
ditanam di daerah-daerah yang rawan erosi. Untuk itu sengon ditanam di dalam DAS seperti yang telah dilakukan di DAS Sampeyan, Bondowoso dan daerah-
daerah yang dianggap sebagai daerah tangkapan air bagi kepentingan pengairan. Penanaman sengon di areal yang mempunyai kemiringan curam 30 – 50 dapat
dilakukan setelah di areal itu dibuat teras gulud contour terrace. Teras dapat dibuat beberapa jenis antara lain teras datar untuk kemiringan 3, teras kredit
untuk kemiringan 3 – 10 , teras bangku untuk kemiringan 10 – 30 dan teras gulud untuk kemiringan antara 30 – 50 .
Tanah kritis merupakan tanah-tanah yang tidak sesuai antara penggunaan dengan kemampuannya, telah mengalami, atau dalam proses kerusakan fisik
kimiabiologi yang akhirnya membahayakan fungsi hidrologis, orologis, produksi pertanian, pemukiman dan kehidupan sosial ekonomi dari daerah lingkungan
pengaruhnya. Penanaman sengon di tanah-tanah kritis dapat membantu upaya rehabilitasi karena sengon cocok sekali dengan kriteria pohon-pohon prioritas
dalam rehabilitasi lahan kritis antara lain sebagai berikut :
1. Mampu tumbuh di tempat-tempat terbuka, di bawah sinar matahari penuh.
Jadi termasuk pohon-pohon dari jenis intoleran dan pionir. 2.
Mampu bersaing dengan alang-alang dan gulma lainnya. Jadi, dipilih yang cepat tumbuh, pertumbuhan tingginya dan agresif sengon merupakan salah
satu pohon yang memiliki pertumbuhan tercepat di dunia. 3.
Mudah bertunas lagi bila terbakar atau dipangkas. 4.
Sesuai dengan keadaan tanah yang kurus dan miskin hara serta tahan kekeringan.
5. Biji atau bagian untuk pembiakannya mudah diperoleh dan mudah disimpan.
6. Disenangi oleh masyarakat dan bernilai ekonomis sehingga merangsang
mereka untuk menanam dan memeliharanya. Dengan makin meluasnya lahan kritis khususnya di P. Jawa maka daerah
penanaman sengon pun tampaknya tersedia lebih luas lagi. Selain itu dengan lebarnya kisaran persyaratan tumbuh bagi pohon sengon maka untuk mencari
daerah penanaman bagi keperluan budi daya sengon tidak akan sesulit seperti yang dibayangkan.
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian