Morfologi serangga Siklus hidup Daerah penyebaran Pohon inang

melalui kutikula serangga. Spora jamur yang jatuh pada permukaan kutikula berkecambah dan untuk menembus lapisan kutikula digunakan benang hifanya. Setelah mencapai saluran pembuluh darah, jamur tumbuh dengan pesat sehingga nutrisi di dalam tubuh serangga terkuras, darah menjadi kental, dan akhirnya mati BP2TP, 2007. P engendalian hama ulat kantong juga dapat dilakukan dengan menggunakan insektisida botani, berupa campuran 1 kg daun dan batang tembakau yang dihancurkan, ditambah 1 sendok teh sabun colek dan 15 liter air. Campuran tersebut direndam selama 24 jam. Setelah itu campuran disaring dan siap untuk disem-protkan Speight dan Wylie, 2001. Insektisida botani yang disarankan Suharti 2002 untuk pengendlian E. blanda, dapat pula digunakan untuk pengendalian ulat kantong ini. Hama ulat kantung ini memiliki musuh alami yang dapat digunakan untuk usaha pengendalian populasinya, yaitu Nealsomyia rufella, Exorista psychidarum, Thyrsocnema caudagalli , dan beberapa nematoda Entomophagus Kalshoven, 1981.

4.1.1.4 Ferrisia virgata

a. Morfologi serangga

Ferrisia virgata atau Pseudococcus virgatus tergolong famili Pseudococcidae , ordo Homoptera. Serangga ini sering disebut sebagai kutu dompol. Bagian tubuh kutu dompol, terutama punggungnya tertutup oleh lapisan lilin berwarna putih dan tebal. Pada bagian ruas-ruas tubuhnya yang masih terlihat jelas hanya batas kepala; batas dada dan perut tidak jelas lagi. Bentuk tubuh serangga betina oval memanjang dengan sepasang garis submedian memanjang yang jelas dan semacam benang tipis yang berlilin, dan membentuk ekor yang jelas Kalshoven, 1981, Gambar 14. Gambar 14 Kutu dompol Ferrisia virgata Kalsoven, 1981.

b. Siklus hidup

Data tentang siklus hidup F. virgata kadang-kadang saling bertolak belakang, mungkin karena tumbuhan inang yang digunakan untuk penelitiannya berbeda. Pada tanaman Solanum melongena, stadium nimfa jantan antara 20 – 60 hari dan nimfa betina 20 – 45 hari. Pada tanaman jute rata-rata stadium telur 4 – 9 hari, dan perkembangan nimfa lebih cepat dari pada di S. melongena. Serangga betina hidup selama 1 – 2 bulan dan yang jantan hanya 1 – 3 hari Kalshoven, 1981. Serangga betina mampu bertelur 200 - 450 butir. Reproduksi dapat terjadi secara seksual tetapi yang umum adalah dengan cara partenogenesis. Sekitar 10 hari setelah ganti kulit terakhir, serangga betina mulai meletakkan telur dan terrus berlangsung sampai 1 bulan.

c. Daerah penyebaran

Daerah penyebaran kutu dompol adalah di seluruh daerah pantropika, termasuk Indonesia, dan juga terdapat juga di Australia dan Amerika Serikat.

d. Pohon inang

Ferrisia virgata tergolong serangga polifag dan tidak didatangi semut. Pohon inang utama di Indonesia adalah lamtoro Leucaena glauca dan dari pohon ini kemudian menyebar untuk menyerang pohon kopi, coklat, jeruk dan lain-lain Kalshoven, 1981. Serangga ini juga merupakan hama pada beberapa jenis tanaman sayuran dan tanaman hias dan di Bangladesh menjadi hama penting pada tanaman jute Hibiscus cannabinus. Menurut Suharti 2002, jenis-jenis pohon inang serangga ini adalah sengon, Anacardium occidentale jambu mente, Casu-arina equisetifolia cemara, Ficus elastica karet hutan, Hevea brasiliensis karet, L. glauca lamtoro, L. leucocephala lamtorogung, Samanea saman ki hujan dan Terminalia catapa ketapang.

e. Cara penyerangan