Dalam skala kecil di lahan milik rakyat, penanaman pohon sengon telah dirintis oleh masyarakat Kabupaten Ciamis. Dalam beberapa tahun mendatang
setiap daerah perbukitan yang selama ini dianggap kritis serta kurang produktif kelak akan hijau dan rimbun oleh pohon sengon.
Karena akar pohon sengon mampu menfiksasi N₂ bebas dari udara, penanaman sengon akan dapat menyuburkan tanah-tanah yang ada di sekitarnya.
Penyuburan tanah ini ditunjukkan oleh adanya perubahan kandungan nitrogen akibat adanya penanaman legum termasuk di dalamnya sengon.
Kelebihan lain dari sengon yang berkaitan dengan lingkungan adalah kemampuannya untuk tumbuh pada tanah yang berkadar garam tinggi. Kelebihan
ini akan semakin prospektif di masa yang akan datang. Hal ini disebabkan jumlah tanah yang berkadar garam tinggi kian hari semakin bertambah. Hal ini
disebabkan penghisapan air yang semakin meningkat terutama oleh dunia usaha dan industri di daerah pesisir. Kemampuan sengon untuk tumbuh di tanah yang
berkadar garam tinggi memungkinkan tetap tersedianya kawasan hijau sebagai daerah tangkapan air di tanah yang sudah terpengaruh oleh intrusi air laut. Dengan
demikian diharapkan suplai air tanah tetap tersedia sehingga laju penurunan permukaan air tanah dapat dikurangi Atmasuseno, 1994.
Keuntungan lain dari kemampuan sengon tersebut adalah tersedianya peluang membangun hutan kota di wilayah yang telah terintrusi dengan
menggunakan pohon sengon. Hutan kota ini akan sangat memberi banyak manfaat bagi kawasan tersebut karena dapat memperbaiki iklim mikro setempat, memberi
rasa sejuk bagi kawasan industri yang biasanya terletak di tepi pantai dan tentu saja akan lebih sedap dipandang mata dari segi keindahan.
2.5 Pengelolaan Sengon
Sengon sangat mudah dikelola dan tidak memerlukan perawatan yang intensif. Beberapa petani di Ciamis bahkan menyatakan bahwa tanaman sengon
miliknya hanya ditanam seadanya tanpa menerapkan teknik budi daya yang rumit. Saat ini hasilnya sudah tampak berupa kebun sengon yang cukup luas. Jika
ketersediaan airnya mencukupi setelah berumur 3 tahun pohon sengon akan
mencapai tinggi 14,5 m dengan diameter batang 13 cm. Selama persyaratan tumbuh yang uatam telah terpenuhi maka sengon akan dapat tumbuh dengan baik.
Untuk mendapatkan pohon yang lebih baik dan cepat pertumbuhannya maka sengon akan lebih baik lagi jika dikelola intensif. Selain itu, pengetahuan
dasar mengenai “kemauan” pohon sengon sangat menentukan keberhasilan penanamannya. Sebagai contoh, sengon termasuk jenis yang menyukai sinar
matahari secara langsung sehingga penanaman sebaiknya dilakukan di tempat yang tidak ternaungi.
Kemudahan pengelolaan sengon terlihat pada saat masih berupa bibit di dalam polybag. Dengan hanya diadakan penyiraman pada pagi hari saja, bibit
sengon dapat tumbuh dengan baik. Bahkan jika karena suatu hal petugas lupa untuk menyiramnya, bibit sengon masih mampu bertahan sampai dua hari.
Dalam pengelolaan sengon perlu diperhatikan adanya gangguan dari binatang ternak dan hama lain yang mudah menyerang tanaman sengon selagi
masih muda. Daun sengon yang masih muda sangat disukai oleh kerbau, sapi dan kambing. Demikian juga dengan serangga Eurema Eurema blanda dan E.
hecabe yang merupakan hama pemakan daun baik di tingkat semai maupun
tanaman tua di lapangan. Sebagai upaya penjagaanpencegahan dari gangguan ternak, petani cukup membuat pagar semipermanen di sekeliling kebun sengon
yang masih muda tersebut. Hama Eurema dapat diatasi dengan menanam pohon sengon secara tumpang sari dengan tanaman cabai tidak disukai oleh jenis
serangga ini. Pada skala yang lebih besar lagi yakni pada pengusahaan HTI, pengelolaan
hutan sengon dapat disesuaikan dengan tujuan pengusahaannya. Untuk HTI kayu pertukangan diperlukan pengelolaan yang lebih intensif dibandingkan dengan HTI
pulp. Hal ini disebabkan pada HTI kayu pertukangan bentuk, kualitas, keindahan
dan kekuatan kayu menjadi bahan pertimbangan yang utama. Pada HTI pulp, sejauh kayu yang ditanam mempunyai kualitas serat yang sesuai dengan yang
disyaratkan dan tidak terlalu banyak mengandung lignin maka batangkayu pohon tersebut dapat dimanfaatkan untuk bahan baku pulp maupun papan serat fiber
board .
Secara umum pengelolaan hutan sengon tidak memerlukan persyaratan khusus yang rumit. Hal ini senada dengan yang dikemukakan oleh Webb 1984
bahwa sengon memerlukan tanah yang berkelas tekstur sedang berupa lempung berpasir hingga lempung berdebu. Tanah berwarna cerah dan bertekstur padat.
Tanah seperti ini banyak terdapat di Indonesia khususnya di P. Jawa dan daerah- daerah tertentu di luar P. Jawa. Drainase tanah yang diperlukan cepat sampai
sedang. Tanaman ini memerlukan cahaya penuh. Sebelum dikecambahkan benih sengon direndam dalam air mendidih dan didiamkan hingga airnya dingin
kembali. Sementara itu bahan tanamannya dapat diperoleh dengan beberapa cara, antara lain dengan stump dan penaburan benih dalam bak kecambah atau pot.
2.6 Sifat dan Kualitas Kayu Sengon