sebagaimana daun-daun dari famili Fabaceae lainnya merupakan pakan ternak yang sangat baik dan mengandung protein yang tinggi. Jenis ternak seperti sapi,
kerbau dan kambing menyukai daun pohon sengon ini. Tidak mengherankan kalau beberapa padang pengembalaan grazing area selain rumput-rumputan,
disediakan pula dedaunan dari pohon anggota famili Fabaceae, misalnya pohon sengon. Selain sebagai pakan ternak, daun sengon yang berguguran akan dapat
bertindak sebagai pupuk hijau yang baik bagi tanah dan tanaman di sekitarnya. Sementara itu tajuk pohonnya berbentuk perisai serta pohonnya yang besar
berperan sebagai pohon peneduh di beberapa areal perkebunan. Sistem perakaran sengon banyak mengandung nodul akar sebagai hasil
sim-biosis dengan bakteri Rhizobium. Hal ini sangat mengutungkan bagi tanah dan sekitarnya. Adanya nodul akar dapat membantu porositas tanah dan
penyediaan unsur nitrogen dalam tanah. Dengan demikian pohon sengon dapat menyebabkan tanah-tanah di sekitarnya menjadi lebih subur. Selanjutnya tanah ini
dapat ditanami dengan tanaman palawija sehingga mampu meningkatkan pendapatan petani penggarapnya. Hal seperti ini telah dilakukan oleh Perum
Perhutani, antara lain di BKPH Pare, KPH Kediri yang menumpangsarikan tanaman nanas diantara larikan tanaman sengon. Dalam tumpang sari disarankan
tidak menanam pohon pisang dan ketela rambat karena dikhawatirkan akan bersaing dengan tanaman pokok dalam pemanfaatan hara.
Bagian yang memberikan manfaat ekonomi paling besar pada pohon sengon adalah kayunya. Tidak mengherankan jika saat ini banyak kalangan
pengusaha atau pengrajin yang bergerak dalam bidang perkayuan beramai-ramai mengusahakan sengon sebagai bahan baku industrinya.
Dengan harga yang cukup menggiurkan saat ini sengon banyak diusahakan untuk berbagai keperluan dalam bentuk kayu olahan berupa papan dengan ukuran
tertentu. Selain itu kayu sengon banyak digunakan sebagai bahan baku pembuatan peti, papan penyekat, pengecoran beton dalam konstruksi, industri korek api,
pensil, papan partikel dan bahan baku industri pulp-kertas.
2.7.1 Kayu olahan
Kayu sengon dalam bentuk kayu olahan banyak diminati oleh para importir dari negara Jepang, Korea, Amerika Serikat dan negara-negara anggota
Masyarakat Ekonomi Eropa MEE. Kayu sengon olahan diekspor dalam bentuk potongan-potongan kayu dengan ketebalan yang bervariasi antara 6 – 13 mm dan
ukuran standar 3 m x 56 mm panjang x lebar. Kayu sengon yang sangat tipis banyak digunakan di Jepang sebagai bahan pembungkus tanaman, souvenir dan
lain-lain. Pada tahun 1992 harga kayu sengon dengan ketebalan 13 mm mencapai US 480m
3
, sedangkan untuk ketebalan 6 mm harganya mencapai US 650m
3
.
Gambar 3 Dolok kayu sengon yang sedang mengalami proses pengolahan Anonim, 2010f.
2.7.2 Bahan baku peti
Penggunaan kayu sengon sebagai bahan baku pembuatan peti sudah tidak asing lagi. Sejak dahulu para pengusaha perkebunan teh telah memanfaatkan peti
yang terbuat dari kayu sengon untuk mengemas teh hasil perkebunannya. Saat ini perusahaan minuman, misalnya PT Multi Bintang, tiap tahun memerlukan tidak
kurang dari 200.000 peti kosong untuk mengepak produksinya. Demikian pula beberapa industri lain seperti pabrik sabun, garam, mesin, oli pelumas, semen,
kaca, sayuran, buah-buahan dan lain-lain. Bahkan Perum Peruri Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia pun tidak ketinggalan menggunakan
peti dari kayu sengon untuk mengemas uang recehnya. Tahun 1988 Perum Peruri memesan peti kosong sebanyak 120.000 buah kepada beberapa perusahaan
pembuat peti kosong kayu sengon.
2.7.3 Pulp-kertas
Pemanfaatan kayu sengon untuk bahan baku pulp-kertas dengan cara pengolahan kimia kraft process ternyata menguntungkan. Hal ini disebabkan
kayu sengon memiliki warna yang terang sehingga dalam proses pemutihannya tidak memerlukan bahan pemutih yang banyak. Berdasarkan sifat anatomi, fisik
dan kimia kayu sengon, pembuatan pulp dengan proses mekanis, baik sejenis maupun campuran dengan serat panjang dapat menghasilkan kertas koran bermutu
tinggi. Kenyataan ini didukung oleh pengamatan sifat kayu sengon berumur 5 – 7
tahun yang mempunyi sifat serat yang baik untuk bahan baku kertas. Namun demikian, kayu sengon dari pohon berumur tahun 6 – 7 tahun mempunyai sifat
lebih baik lagi. Keterangan mengenal sifat ini sangat penting karena panjang pendeknya serat akan mempengaruhi kualitas kertas yang dihasilkan. Serat yang
panjang mempunyai titik tangkap yang lebih luas terhadap gaya-gaya yang mengenainya. Dengan demikian serat yang panjang akan menghasilkan kertas
dengan ikatan serat yang kuat sehingga nilai kekuatan sobek kertas menjadi sangat tinggi serta kekuatan tarik, lipat dan jebol yang masih memadai.
Kayu sengon mempunyai panjang serat rata-rata 1,12 mm. Hal ini sudah tergolong cukup panjang untuk jenis kayu daun lebar sehingga menguntungkan
sebagai bahan pulp.
2.7.4 Kayu lapis plywood