Edibilitas dan Kandungan Nutrisi Habitat dan Musim Tumbuh

8

2.2 Edibilitas dan Kandungan Nutrisi

Morel merupakan spesies jamur yang paling dicari di antara jamur edible yang lain karena cita rasanya yang enak, tetapi musim tumbuh tubuh buahnya sangat singkat Hall et al. 2003, Pilz et al. 2007. Penjualan morel melalui internet seperti di website laman terkenal seperti amazon.com atau oregonmushrooms.com , harga morel kering paling tinggi di antara komoditas jamur edible lain. Laman amazon.com menawarkan harga 50 dollar AS untuk 4 ons kering morel. Morel merupakan bahan makanan bernutrisi dengan kandungan protein tinggi, rendah karbohidrat, lemak dan kalori, kaya vitamin dan mineral. Menurut USDA 2011, morel mengandung sejumlah kecil vitamin B penting, termasuk folat, niasin, asam pantotenat, riboflavin dan tiamin. Morel per 100 gram mengandung 411 mg kalium, 194 mg fosfor, 43 mg kalsium, 21 mg sodium, 19 mg magnesium dan 12 mg zat besi. Morel per 100 gr mengandung 31 kalori atau 0,31 kalori per gram, 58 5,10 gr karbohidrat, 27 3,12 gr protein, 16 0,57 gr lemak, serat dietdietary fiber 2,8 gr dan air 89.61 gr 90 dari berat. Morel telah digunakan untuk mengobati gangguan pencernaan, batuk, dan sesak napas dalam pengobatan tradisional di Cina Ying et al. 1987. Morel juga digunakan untuk mengobati dahak. Miselium morel dilaporkan mengandung senyawa anti tumor, anti oksidan dan anti radang Mau et al. 2004, Nitha Janardhanan 2005.

2.3 Habitat dan Musim Tumbuh

Morel membutuhkan habitat yang spesifik Volk 2000, Hall et al. 2003, Pilz et al. 2007. Periode tumbuh tubuh buah sangat singkat, tumbuh hanya dalam beberapa tempo waktu. Masa hidup morel dapat berbeda-beda tergantung lokasi dan spesies. M. esculanta dan M. deliciosa di wilayah dengan iklim empat musim memiliki masa hidup tubuh buah 16-21 hari Pilz et al. 2007. Black morel memiliki masa hidup tubuh buah sekitar 21 hari Geho 2007. Barnes Wilson 1998 menyatakan secara umum morel memiliki fase makroskopistubuh buah antara 22-27 hari. Di daerah beriklim sedang, morel muncul di awal musim semi antara bulan Maret dan April Masaphy 2011, Wurtz et al. 2005. Musim tumbuh 9 tubuh buah M. aff. deliciosa yang ada di kawasan TNGR diketahui sekitar bulan April-Juni Tabel 1. Habitat morel bervariasi sesuai lokasi dan spesies. Spesies yang sama pun dapat berbeda syarat tumbuhnya pada lokasi yang berbeda. Barnes Wilson 1998 dalam penelitiannya melaporkan M. elata dapat tumbuh di hutan ekaliptus yang mudah terbakar sementara pada lokasi lain ditemukan di sepanjang tepian sungai dengan kelembaban yang lebih tinggi. Tabel 1 Musim tumbuh jamur edible kawasan TNGR No Spesies Musim Tumbuh Sebaran 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 SN AB PG 1. Morchella aff.deliciosa √ √ √ √ 2. Auricularia auricula √ √ √ √ √ √ √ √ √ 3. Tremella fusiformis √ √ √ 4. Termitomyces sp √ √ √ √ √ √ 5. Termitomyces sp2 √ √ √ √ √ √ 6. Termitomyces sp3 √ √ √ √ √ √ √ 7. Clitocybe sp √ √ √ √ √ 8. Pleurotus ostreatus √ √ √ √ √ √ √ √ √ 9. Pleurotus flabellatus √ √ √ √ √ √ √ √ √ 10. Pleurotus sp √ √ √ 11. Clavaria vermicularis √ √ √ √ 12. Polyporus sp √ √ √ √ √ √ √ √ √ 13. Polyporus sp2 √ √ √ √ √ √ √ √ √ 14. Artomyces pyxidatus √ √ √ √ √ √ 15. Mycena sp √ √ √ √ 16. Spesies 1 √ √ √ Keterangan : SN = Senaru, AB = Aik Berik, PG = Pesugulan Dasar penentuan musim tumbuh adalah frekuensi keterjumpaan spesies selama penelitian tahun 2007-2010, dengan asumsi musim basah bulan antara bulan Nopember-April. Sumber : Rianto et al. 2011. Morel terdistribusi pada wilayah subtropis atau sedang yang memiliki kondisi iklim 4 musim. Morel belum pernah dilaporkan ada di daerah tropis. Morel dapat tumbuh di hutan konifer, hutan oak, hutan eukaliptus ataupun hutan campuran. Tumbuhnya morel banyak dikaitkan dengan adanya gangguan pada ekosistem hutan seperti kebakaran hutan Mashapy 2011, Pilz et al. 2007. 10 Pilz et al. 2007 menggolongkan faktor-faktor yang mempengaruhi fenologi terbentuknya tubuh buah morel ke dalam tiga grup besar. Faktor pertama adalah kondisi yang memudahkan peristiwa terbentuknya tubuh buah morel secara masal seperti cadangan makanan, berubahnya kandungan kimia dan pH tanah, kalah bersaing dengan mikroorganisme tanah yang lain atau tercucinya ketersediaan hara. Faktor yang kedua adalah faktor fisik pemicu inisiasi terbentuknya tubuh buah morel seperti perubahan suhu dan kelembaban. Faktor yang ketiga adalah kondisi yang terus-menerus mendukung pertumbuhan morel seperti tingkat kehangatan dan kelembaban serta curah hujan. III KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

3.1 Letak dan Luas