5.2 Faktor Vegetasi
Analisis vegetasi dikerjakan pada lokasi ditemukannya morel Rinjani dan lokasi lain ditemukannya jamur-jamur dengan musim produksi tubuh buah yang
sama dengan morel Rinjani. Analisis vegetasi dikerjakan pada pohon berdiameter 10 cm untuk melihat spesies-spesies pohon yang berperan terhadap faktor-faktor
tempat tumbuh. Hasil analisis vegetasi tingkat pohon disajikan pada Tabel 7. Hasil analisis vegetasi menunjukkan bahwa terdapat sejumlah 19 spesies
pohon yang tumbuh dilokasi ditemukannya morel Rinjani dan 18 spesies pohon yang tumbuh di lokasi tidak ditemukan morel Rinjani. Pohon yang tumbuh di
habitat morel Rinjani 19 spesies, 5 spesies diantaranya merupakan pohon dengan INP lebih dari 15. Pada lokasi tidak ditemukan morel Rinjani dari 18 spesies
tersebut, 7 spesies pohon mempunyai INP lebih dari 15. Menurut Sutisna 1981 suatu spesies pohon dapat dikatakan berperan jika mempunyai INP lebih dari
15. Tabel 7 Analisis vegetasi tingkat pohon pada lokasi ditemukan morel dan lokasi
tidak ditemukan morel
No Spesies
Lokasi Plot INP
LM LBM
LM LBM
1 Anomianthus auritus
klak √
√ 64,09
52,00 2
Syzygium polyanthum jukut
√ √
49,56 37,17
3 Engelhardia spicata
bak-bakan
–
√
–
36,74 4
Weinmannia sp. sarangan
√ √
35,76 18,29
5 Uropyhllum macrophyllum
kasol √
–
30,76 14,42
6 Piper
sp. saes √
√ 23,57
36,31 7
Glochidion sericum nyam
√
–
13,87
–
8 Ardisia
sp. niar √
√ 11,51
23,70 9
Bischoffia javanica prabu
–
√
–
21,84 10
Myrica javanica kesambik
√
–
10,61
–
11 Dilenia
sp. dilenia √
√ 8,58
6,93 12
Melastoma decempidum lencing
√ √
8,09 12,50
13 Rapanea hasselttii
durenan √
√ 8,01
14,86 14
Chionanthus oliganthus reke
√
–
7,19
–
15 Adinandra javanica
kesambian √
–
7,19
–
16 Ardisia
sp
2
. lempeni
–
√
–
4,17 17
Chisocheton sp ombar
√
–
4,12
–
18 Astronia papetaria
kunyitan √
–
3,99
–
Tabel 7 Lanjutan
No Spesies
Lokasi Plot INP
LM LBM
LM LBM
19 Syzygium
sp. jambuan
–
√
–
3,75 20
Mollatus sp temek
–
√
–
3,70 21
Adinandra javanica kesambian
–
√
–
3,46 22
Gomphandra sp. tangonan
–
√
–
3,46 23
Ardisia sp
3
. uing
–
√
–
3,46 24
Ficus sp. ara
√
–
3,44
–
25 Mallotus moluccanus
seropan √
–
3,34
–
26 Neonauclea
sp. arisan √
–
3,25
–
27 Neonauclea
sp. poan
–
√ –
3,22 28
Arthrophllum javanicum dangaran
√
–
3,09
–
Keterangan : LM
= Lokasi ditemukan morel LBM
= Lokasi tidak ditemukan morel
Hasil analisis vegetasi menunjukkan bahwa spesies Anomianthus auritus dan Syzygium polyanthum mempunyai INP yang sama besar pada kedua lokasi
Tabel 3 dan Tabel 4. Berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan bahwa faktor tempat tumbuh morel atau ketiga jamur lain yang diamati sebagian besar
dipengaruhi spesies-spesies tersebut yang merupakan pohon penyusun dominan. Secara keseluruhan komposisi spesies pohon penyusun yang ada di lokasi morel
Rinjani hampir sama dengan lokasi pembanding. Berdasarkan Tabel 7 terlihat bahwa ada spesies-spesies pohon dengan INP besar yang ditemukan pada lokasi
morel Rinjani tetapi tidak ditemukan pada lokasi pembanding dan sebaliknya. Spesies Glochidion sericum tidak ditemukan pada lokasi pembanding, juga
Engelhardia spicata dan Bischoffia javanica tidak ditemukan pada lokasi morel
Rinjani. Hasil perhitungan Indeks Shannon-Wiener Lampiran 3 dan Lampiran 4
juga menunjukkan nilai yang hampir sama yaitu H’= 2,46 pada lokasi morel Rinjani dan H’= 2,52 pada lokasi pembanding. Uji t statistik Indeks Shannon-
Wiener Lampiran 5 dikerjakan untuk membuktikan apakah nilai tersebut sama atau tidak.
Hasil uji t statistik indeks Shannon menunjukkan bahwa t hitung lebih kecil dari pada t tabel. Dari hasil uji tersebut dapat dikatakan bahwa tidak ada
perbedaan Indeks
Shannon-Wiener antara
lokasi morel
dengan lokasi
pembanding. Dengan kata lain tidak ada tingkat perbedaan keanearagaman spesies pohon antara lokasi ditemukan morel dengan lokasi tidak ditemukan morel.
Berdasarkan perhitungan
indeks kesamaan
Morisita-Horn Lampiran
6 didapatkan nilai sebesar 83,40 atau tingkat kesamaan komunitas antara lokasi
ditemukan morel dengan lokasi pembanding cukup besar. Berdasarkan uji korelasi Pearson Lampiran 11, kerapatan pohon berpengaruh sangat nyata terhadap
jumlah tubuh buah morel Rinjani taraf kepercayaaan 99. Hal ini mendukung pernyataan sebelumnya bahwa jumlah tubuh morel berkorelasi terhadap suhu,
kelembaban udara dan intensitas cahaya. Ketiga faktor tersebut dipengaruhi oleh kerapatan pohon.
5.3 Faktor Dominan Komponen Ekologi