Kondisi Morel Rinjani The Ecology of Rinjani Morel Mushroom (Morchella aff. deliciosa) in Gunung Rinjani National Park-West Nusa Tenggara

Model tersebut hanya berlaku pada kisaran data yang ada, yaitu intensitas cahaya pada kisaran 490,00-620,00 lux. Berdasarkan nilai galat kuadrat jumlah yang lebih kecil dari pada standar deviasi variabel intensitas cahaya matahari dan nilai R sebesar 0,890 maka dapat dikatakan bahwa model regresi ini cukup bagus dalam memprediksi jumlah individu morel atau sekitar 89,0 jumlah tubuh buah morel yang ditemukan dapat ditentukan oleh intensitas cahaya, sedangkan sisanya 21,0 ditentukan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model. Namun variabel-variabel lain meskipun tidak terbukti nyata dalam menentukan jumlah tubuh buah morel yang ditemukan, pada penelitian ini, variabel-variabel lain tersebut tetap mempunyai pengaruh. Variabel-variabel lingkungan di habitat alam dapat secara sendiri atau secara simultan mempengaruhi suatu spesies Odum 1993. Koefisien korelasi negatif menandakan bahwa semakin besar intensitas cahaya matahari yang diterima lantai hutan semakin sedikit jumlah tubuh buah morel yang tumbuh, dalam batasan intensitas cahaya. Koefisien regresi 0,014 di atas menunjukkan bahwa setiap penambahan satu satuan intensitas cahaya akan menurunkan jumlah tubuh buah morel yang dapat tumbuh sebesar 0,014.

5.4 Kondisi Morel Rinjani

Awal produksi tubuh buah morel Rinjani pada tahun 2012 ini berdasarkan pengamatan lebih awal dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Pada tahun ini tubuh buah dijumpai pada minggu ketiga bulan Maret sedangkan pada tahun sebelumnya baru dapat dijumpai pada Minggu kedua bulan April Rianto et al. 2011 dengan masa hidup tubuh buah antara 15-20 hari Gambar 14. Kejadian ini dapat dimungkinkan oleh fenomena curah hujan yang berbeda tiap tahunnya yang menyebabkan perbedaan awal munculnya tubuh buah. Curah hujan mempunyai pengaruh besar terhadap produksi tubuh buah baik morel maupun makrofungi lain Geho 2007, Gates 2009, Kaul 1997, Pilz et al. 2007, Pinna et al. 2010. Peran curah hujan penting dalam mempengaruhi iklim mikro suatu tempat terutama kadar air dalam tanah dan udara yang penting dalam pertumbuhan dan produksi tubuh buah morel. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa masa hidup tubuh buah morel Rinjani antara 15–20 hari. Perhitungan ini berdasarkan pada penemuan primordia morel ukuran 2,5cm tanggal 5 April sampai diamati dalam keadaan mengering tanggal 26 April. Tidak semua primordia yang diamati tumbuh menjadi tubuh buah dewasa. Masa hidup morel dapat berbeda-beda tergantung lokasi dan spesies. M. esculenta dan M. deliciosa di wilayah dengan iklim empat musim memiliki masa hidup tubuh buah 16–21 hari Pilz et al. 2007. Black morel memiliki masa hidup tubuh buah sekitar 21 hari Geho 2007. Barnes Wilson 1998 menyatakan secara umum morel memiliki fase makroskopistubuh buah antara 22–27 hari. a 05042012 b 26042012 c 16042012 Gambar 14 Fase hidup tubuh buah morel Rinjani. Pengukuran morfologi dilakukan pada tubuh buah morel stadium muda dan dewasa pada masing-masing plot ditemukannya morel. Berdasarkan hasil pengukuran tersebut ditambahkan deskripsi yang telah dikerjakan sebelumnya Rianto et al. 2011, sebagai berikut : Tubuh buah : Berbentuk khas morel kerucut yang memanjang conical, seperti spons yang bertangkai. Ukuran pada primordia 2,5cm x 1cm x 1cm. Ukuran pada tubuh buah dewasa 4,4–8,8cm x 1,5–4,9cm x 2–4cm. Tubuh buah berongga ketika dibelah Gambar 15. Tudung : Ukuran 4-6cm x 2-4cm x 2-4cm. Warna tudung primordia berwarna abu-abu, tubuh buah dewasa berwarna lebih putih. Batang : Berbentuk seperti pentung club-shaped, membesar di bagian pangkal. Ukuran 2–4cm x 1–2cm x 1–2cm. Warna kuning cerah pada primordia, warna lebih putih pada tubuh buah dewasa. Warna semakin kuning pucat atau coklat tua pada tudung dan batang pada tubuh buah yang sudah tua. Berdasarkan morfologi ini menurut Rianto et al. 2011 morel Rinjani lebih merujuk pada M. deliciosa yang termasuk kelompok morel putih white morel . Akan tetapi, penamaan bisa saja salah karena M. deliciosa diidentifikasi tumbuh di wilayah beriklim sedangsubtropis. Menurut banyak ahli mikologi penamaan yang tepat untuk spesies jamur adalah dengan uji spora atau DNA. Gambar 15 Bagian dalam tubuh buah morel Rinjani.

5.5 Pemanfaatan Morel dan Gangguan Manusia