I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Makrofungi merupakan sumberdaya alam hayati yang penting dalam kehidupan manusia. Makrofungi atau dalam istilah yang lebih dikenal dengan
jamur, secara ekologis memegang peranan nyata pada peristiwa-peristiwa ekologis seperti asosiasinya dengan hutan primer dalam siklus nutrisi, jaring-
jaring makanan serta secara signifikan mempengaruhi kelangsungan hidup perkecambahan anakan-anakan pohon, pertumbuhan pohon dan keseluruhan
kesehatan hutan. Jadi dapat dikatakan jamur adalah indikator penting dinamika ekosistem hutan Molina et al. 2001.
Kawasan hutan Gunung Rinjani meliputi 26,5 dari luas daratan P.Lombok. Kawasan hutan Gunung Rinjani juga merupakan kawasan hutan
terluas atau sekitar 86,11 dari luas keseluruhan hutan P.Lombok BTNGR 1997. Kawasan hutan Gunung Rinjani seluas 125.740 ha terdiri atas beberapa
fungsi kawasan, termasuk di dalamnya sekitar 41.330 ha kawasan yang ditetapkan sebagai kawasan hutan Taman Nasional Gunung Rinjani TNGR.
Ekosistem kawasan hutan TNGR tergolong masih utuh dan sekitar 40 atasnya merupakan hutan primer tua. Dengan kondisi tersebut ratusan spesies
jamur tumbuh subur sepanjang tahunnya. Kegiatan monitoring keanekaragaman jamur di TNGR telah dilakukan sepanjang tahun 2007-2010 dan telah
teridentifikasi sebanyak 147 spesies baik jamur tanah maupun jamur kayu. Dari 147 spesies jamur yang teridentifikasi, 16 spesies diantaranya edible dan
dimanfaatkan masyarakat baik untuk dikonsumsi ataupun dijual. Salah satu spesies jamur edible tersebut adalah Morchella aff. deliciosa yang merupakan
satu-satunya spesies morel di kawasan TNGR Rianto et al. 2011. Morel Morchella spp, Pezizales, Ascomycota merupakan spesies jamur
edible sebagai komoditas bernilai tinggi di pasaran internasional. Harga jual morel
lebih tinggi dibandingkan matsutake Tricholoma spp atau spesies-spesies chanterelle Cantharellus spp dan genus terkait. Perdagangan morel yang diambil
dari alam di Amerika bagian Utara termasuk Mexico, Kanada dan Amerika Serikat, bernilai sekitar 5-10 juta dollar AS per tahunnya Pilz et al. 2007. Sekitar
2
65.000 kg di Pakistan morel kering diekspor per tahunnya dengan rata-rata harga 50 dollar AS per kg di pengumpul atau 216 dollar AS per kg di tangan eksportir
Flores 2006. Sebagai perbandingan harga, di British Coloumbia, Kanada, harga kering morel per kg sebesar 92 dollar AS di tangan pengumpul Flores 2006.
Perdagangan jamur di Indonesia dengan komoditas seperti jamur tiram putih Pleurotus ostreatus, jamur tiram merah Pleurotus flabellatus, jamur
kuping Auricularia auricula, jamur kuping putih Tremella fusiformis, jamur kancingchampignon Agaricus bisporus maupun jamur merang Volvariella
volvacea . Sebagai perbandingan, harga jamur kancing basah per kg ditangan
distributor Agromaret.com antara Rp 20.000,00–Rp 25.000,00 atau harga jamur merang antara Rp 15.000,00–Rp 23.000 per kg basah Anonim, 2011. Harga jual
morel lebih tinggi, di laman Alibaba.com harga morel basah paling murah sekitar 20-22 dollar per kg atau sekitar Rp 180.000,00–Rp 198.000,00 Anonim, 2012.
Akan tetapi, morel merupakan komoditas yang belum lazim dan penelitian tentang morel sendiri di Indonesia belum pernah dilaporkan.
Berdasarkan monitoring
keanekaragaman makrofungi
yang telah
dilakukan di kawasan TNGR dari 2007-2010 Rianto et al. 2011 diantara tiga kawasan di TNGR yaitu wilayah Resort Aik Berik, Resort Aikmel dan Resort
Senaru, hanya wilayah Resort Senaru sebagai lokasi ditemukannya Morchella aff. deliciosa
. Lebih spesifik dijelaskan bahwa lokasi tersebut hanya di sekitar ketinggian 1.500 m dpl dengan spesies pohon dominan penyusun Syzygium spp.
M. aff. deliciosa tidak pernah dilaporkan ada pada ketinggian di bawah atau di
atas 1.500 m dpl. Untuk kepentingan pengelolaan dan konservasi M. aff. deliciosa
, informasi ekologis baik komponen biotik dan abiotik penentu tumbuhnya M. aff. deliciosa di TNGR perlu dilakukan.
1.2 Tujuan