Tetrahedron Kemajuan Model Pembangunan

Kemajuan: resultante keterkaitan fungsional antar kekhasan pada ruang-waktu yang tepat Saefulhakim 2008 Gambar 2 Segitiga Pembangunan

2.2.2. Tetrahedron Kemajuan

Perputaran roda perubahan kearah kemajuan pembangunan terkait dengan kontribusiperan banyak pihakinstansi yang pada prinsipnya dapat dikelompokan kedalam empat pihak yaitu; 1 institusi keilmuan, 2 pemerintahan, 3 dunia usaha, dan 4 masyarakat luas. Pembangunan yang menjamin kemajuan yang berkelanjutan adalah kemajuan yang berbasis pada perkembangan ilmu pengetahuan, pemerintah yang lebih bersih dan kredibel adil, dunia usaha yang semakin adil dan profesional, serta masyarakat luas yang semakin aktif berpartisipatif produktif. Dengan demikian, pembangunan harus semakin terukur peranannya dalam penguatan basis pengetahuan, peningkatan kapasitas pemerintahan, peningkatan kapasitas ekonomi dan peningkatan pemberdayaan masyarakat. Konsep pembangunan yang terlalu menyederhanakan bahwa semuanya akan ikut mendapatkan penguatan dengan hanya mendorong pertumbuhan ekonomi tricle down effect tidak mendapat dukungan emperik yang luas Sen 1992 diacu dalam Saefulhakim 2008.

2.2.3. Model Pembangunan

Dengan menggunakan terminologi model dinamik proses pembangunan dapat diklasifikasi kedalam empat model dasar yaitu; 1 model stimulus response, 2 model self-referencing, 3 model goal-seeking, dan 4 model goal KEMAJUAN KETERKAITAN KEKHASAN setting. Keempat model dasar ini bisa dipandang sebagai tahapan pembangunan dari paling primitif hingga paling maju Saefulhakim 2008. Pada tahap model stimulus-response, roda aktivitas pembangunan hanya bergerak manakala mendapat ‘rangsangan’ dari luar. Ketika ‘rangsangan’ dari luar itu berhenti, aktivitas pembangunan juga berhenti. Selanjutnya, pada tahapan model self-referencing, perputaran roda aktivitas pembangunan tidak bergantung pada ada–tidaknya rangsangan dari luar. Waktu rangsangan dari luar berhenti aktivitas pembangunan tetap melaju, karena telah mampu membangun rangsangan secara internal mandiri. Namun belum jelas kaitannya dengan ‘tujuan’ perputaran roda pembangunan pada model ini ‘asal ada aktivitas’. Pada tahapan model Goal-seeking, perputaran roda aktivitas pembangunan seperti pada model goal-seeking. 1 tidak tergantung pada ada tidaknya rangsangan dari luar, sehingga walau rangsangan dari luar berhenti, aktivitas pembangunan tetap melaju, karena telah mampu pembangunan rangsangan secara internal mandiri, dan 2 kaitannya dengan tujuan sudah jelas, perputarannya tidak lagi bersifat asal ada aktifitas. Dibandingkan dengan model sebelumnya, ada tiga perbedaan yaitu; 1 tujuan telah dirumuskan secara mandiri oleh stakholder internal, 2 keterkaitan antar stakehorder internal yang awalnya hanya sekedar terkait rural urban and interregional linkages telah berimbang menjadi hubungan yang berbasis kesetaraan saling menguatkan rural-urban and interregional partnership dan 3 hubungan eksternal yang semula bersifat ketergantungan exsternal resourse dependent telah berkembang pada hubungan yang lebih bermartabat external resourse partnership. Dengan perkembangan pola demikian, pada tahapan model ini perputaran aktivitas pembangunan lebih jelas arahnya terhadap penguatan kapasitas sumberdaya internal setiap waktu secara berimbang dan bermartabat. Pembangunan dengan model Goal-seeking inilah pembangunan dalam pengertian sejati Saefulhakim 2008.

2.2.4. Pergeseran Peranan Pemerintah-Masyarakat serta Kecenderungan Desentralisasi Pembangunan