Tabel 26 Eigenvalues potensi sumberdaya manusia bidang ketenagakerjaan Extraction: Principal components
Value Eigenvalue Total
variance Cumulative
Eigenvalue Cumulative
1 2
3 3.130263
1.576737 1.060635
39.12828 19.70921
13.25794 3.130263
4.707000 5.767635
39.12828 58.83749
72.09543 Sumber: Data sekunder diolah 2009
Dari factor loading diperoleh informasi bahwa terdapat 2 variabel penciri utama faktor 1, 2 variabel menciri utama faktor 2 dan hanya 1 variabel penciri
utama faktor 3. Faktor 1 menggambarkan bahwa ada keterkaitan erat positif antara bobot lokasi keluarga jasa angkutantransportasi dan keluarga jasa umum. Hal di
atas menjelaskan bahwa dengan meningkatnya bobot keluarga angkutan di suatu wilayah akan seiring dengan bertambahnya keluarga jasa umum lainnya di
wilayah tersebut. Berdasarkan variabel penciri utama penyusunnya faktor 1 mempresentasikan keluarga jasa. Faktor 2 menggambarkan bahwa bobot keluarga
tani terkait negatif dengan bobot keluarga nelayan dengan mewaliki 19 keragaman data. Hal di atas menunjukkan bahwa dengan meningkatnya bobot
keluarga tani di suatu wilayah akan diikuti dengan menurunnya bobot keluarga nelayan di wilayah tersebut. Berdasarkan variabel penciri utama penyusunnya,
faktor 2 mempresentasikan keluarga pertaniannelayan. Faktor 3 menggambarkan bobot keluarga budidaya agar. Berdasarkan variabel penciri utama penyusunnya
faktor 3 merupakan keluarga budidaya agar. Pola asosiasi sumberdaya manusia bidang ketenagakerjaan tiap faktor disajikan pada tabel berikut.
Tabel 27 Pola asosiasi potensi sumberdaya manusia bidang ketenagakerjaan
Faktor Simbol
Nama Variabel Penciri Utama
Nilai Bobot Faktor
1 SDM_
F1tngkrj Keluarga
Jasa Bobot Lokasi Keluarga Jasa Angkutan
Bobot Lokasi Keluarga Jasa Umum 0.871064
0.809513 Faktor
2 SDM_
F2tngkrj Keluarga
pertanian Bobot Lokasi Keluarga Tani
Bobot Lokasi Keluarga Nelayan 0.726637
-0.673315 Faktor
3 SDM_
F3tnkrj Keluarga
budidaya agar
Bobot Lokasi Keluarga budidaya agar 0.932850
Sumber: Data sekunder diolah 2009
5.1.3 Pola Asosiasi Sumberdaya Infrastruktur Fasilitas Umum, Perikanan dan Kepariwisataan
Potensi sumberdaya infrastruktur, fasilitas umum dan kepariwisataan terdapat 38 variabel indikator yang nyata menjadi penciri utama faktor yang
dibagi dalam 3 bidang yaitu; 1 infrastruktur umum 20 variabel, dan 2 infrastruktur perikanan dan kelautan 11 variabel dan 3 sumberdaya
kepariwisataan 7 variabel. Hasil PCA terhadap aspek sumberdaya infrastruktur umum terdiri atas 6
faktorkomponen utama yang eigenvalue lebih dari 1. Ke-6 komponen utama tersebut memiliki nilai eigen sebesar 82 atau mewakili lebih 82 keragaman data.
Eigenvalues sumberdaya infrastruktur dan fasilitas umum tiap faktor dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 28 Eigenvalues sumberdaya infrastruktur dan fasilitas umum
Extraction: Principal components
Value Eigenvalue Total
variance Cumulative
Eigenvalue Cumulative
1 2
3 4
5 6
4.763197 4.360593
2.327173 2.053502
1.780078 1.125351
23.81599 21.80296
11.63587 10.26751
8.90039 5.62676
4.76320 9.12379
11.45096 13.50446
15.28454 16.40989
23.81599 45.61895
57.25482 67.52232
76.42271 82.04947
Sumber: Data sekunder diolah 2009
Dari factor loading diperoleh informasi bahwa terdapat 2 variabel penciri utama faktor 1, 2 variabel menciri utama faktor 2, 2 variabel penciri utama faktor
3, 2 variabel penciri utama faktor 4, 3 variabel penciri utama faktor 5 dan 2 variabel utama penciri faktor 6. Faktor 1 menjelaskan bahwa adanya keterkaitan
erat positif antara bobot perumahan permanen dengan bobot lokasi sumber air PAM dengan nilai mewakili 23 dari keragaman data. Faktor 1 menjelaskan
bahwa meningkatnya bobot rumah semi permanen di suatu wilayah akan seiring dengan meningkatnya bobot keluarga dengan sumber air minum dari perusahaan
air minum PAM di wilayah tersebut. Berdasarkan variabel penciri utama penyusunnya faktor 1 mempresentasikan perumahan permanen dan air PAM.
Faktor 2 menjelaskan ada keterkaitan erat positif antara bobot lokasi keluarga sumber air dari hujan dengan bobot lokasi penerangan non-PLN dengan mewakili
sebesar 21 dari keragaman data. Meningkatnya keluarga sumber penerangan bukan dari PLN di suatu wilayah akan seiring dengan meningkatnya keluarga
dengan sumber air dari hujan di wilayah tersebut. Berdasarkan variabel penciri utama penyusunnya, faktor 2 mempresentasikan keluarga sumber air hujan dan
non PLN. Faktor 3 menggambarkan adanya keterkaitan erat positif antara rasio ketersediaan listrik perkeluarga dengan bobot lokasi rumah semi permanen
dengan mewakili sebesar 11 dari keragaman data. Hal tersebut menjelaskan bahwa meningkatnya ketersediaan listrik keluarga di suatu wilayah akan seiring
dengan meningkatnya bobot rumah permanen di wilayah tersebut. Berdasarkan variabel utama penyusunnya faktor 3 mempresentasikan perumahan permanen
dan ketersediaan listrik. Faktor 4 menjelaskan bahwa bobot keluarga sumber air utama dari sumur saling terkait negatif dengan bobot keluarga sumber air utama
dari mata air dengan mewakili 23 dari keragaman data. Dengan meningkatnya bobot keluarga sumber air dari sumur di suatu wilayah akan diikuti dengan
menurunnya bobot keluarga sumber air dari mata air di wilayah tersebut. Berdasarkan variabel penciri utama penyusunnya faktor 4 mempresentasikan
keluarga sumber air dari sumur atau bukan dari mata air. Faktor 5 menggambarkan adanya keterkaitan erat searah antara bobot lokasi keluarga
berbahan bakar minyak dengan rasio ketersediaan perumahan per keluarga serta terkait negatif dengan bobot keluarga menggunakan bahan bakar kayu.
Meningkatnya bobot keluarga bahan bakar minyak di suatu kawasan akan seiring dengan meningkatnya ketersediaan perumahan per keluarga di kawasan tersebut
serta diikuti dengan menurunnya keluarga berbahan bakar kayu di wilayah tersebut. Berdasarkan variabel penciri utama penyusunnya faktor 5
mempresentasikan ketersediaan perumahan dan bahan bakar kayu atau minyak. Faktor 6 menjelaskan bahwa kerapatan areal jalan terkait erat searah dengan bobot
lokasi jalan beraspal mewakili 5 dari keragaman data. Hal tersebut menggambarkan bahwa dengan meningkatnya kerapatan jalan di suatu wilayah
akan seiring meningkatnya bobot jalan permukaan aspal di wilayah tersebut. Berdasarkan variabel penciri utama penyusunnya faktor 6 mempresentasikan
kerapatan jalan aspal. Pola asosiasi sumberdaya infrastruktur dan fasilitas umum tiap faktor disajikan pada tabel berikut.
Tabel 29 Pola asosiasi potensi sumberdaya infrastruktur dan fasilitas umum
Faktor Simbol
Nama Variabel Penciri Utama
Nilai Bobot
Faktor 1
IFU_F1 SrnPbk
Rumah permanen dan air PAM
Bobot lokasi rumah permanen Bobot lokasi keluarga sumber air PAM
0.762614 0.788822
Faktor 2
IFU_F2 SrnPbk
Keluarga sumber air hujan dan non PLN
Bobot lokasi keluarga sumber hujan Bobot lokasi penerangan non-PLN
0.719920 0.846249
Faktor 3
IFU_F3 SrnPbk
Rumah semi Permanen dan
penerangan listrik Bobot lokasi rumah semi-permanen
Rasio keluarga terhadap penerangan listrik 0.856521
0.808873 Faktor
4 IFU_F4
SrnPbk Keluarga sumber air
sumur dan mata air Bobot lokasi keluarga sumber air sumur
Bobot lokasi keluarga sumber air mata air 0.786037
-0.781277 Faktor
5 IFU_F5
SrnPbk Ketersediaan
Perumahan bahan bakar minyak dan
kayu bakar Rasio perumahan per keluarga UnitKK
Bobot lokasi keluarga berbahan bakar minyak
Bobot lokasi keluarga berbahan bakar kayu -0.728921
-0.852490 0.831916
Faktor 6
IFU_F6 SrnPbk
Kerapat dan permukan jalan
beraspal Kerapatan areal jalan kmHa
bobot lokasi jalan permukaan aspal -0.838542
-0.736654 Sumber: Data sekunder diolah 2009
Hasil analisis pola potensi sumberdaya infrastruktur perikanan terdapat 3 faktor yang memiliki nilai komponen utama di atas 1 dan dihubungkan oleh garis
curam dengan nilai eigen sebesar 77. Eigenvalues sumberdaya infrastruktur perikanan tiap faktor dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 30 Eigenvalues potensi sumberdaya infrastruktur perikanan Extraction: Principal components
Value Eigenvalue Total
Variance Cumulative
Eigenvalue Cumulative
1 2
3 4.673102
2.547294 1.298677
42.48275 23.15721
11.80615 4.673102
7.220395 8.519072
42.48275 65.63996
77.44611 Sumber: Data sekunder diolah 2009
Dari factor laodings, diperoleh informasi bahwa terdapat 6 variabel penciri utama faktor 1, 2 variabel menciri utama faktor 2, dan 2 variabel penciri utama
faktor 3. Faktor 1 menjelaskan adanya keterkaitan erat positif antara bobot lokasi perahu bermotor, bobot lokasi perahu tidak bermotor, bobot lokasi alat tangkap
sero, bubu, jaring dan alat tangkap panah. Berdasarkan variabel penciri utama penyusunnya faktor 1 mempresentasikan sarana perahu dan alat tangkap
perikanan. Faktor 2 menjelaskan bahwa pangsa areal tangkap karang terkait negatif dengan pangsa areal tangkap laut dalam. Dengan semakin meningkatnya
tingkat aktivitas perikanan tangkap di areal laut dalam di suatu wilayah akan diikuti dengan semakin menurunnya tingkat aktivitas perikanan tangkap di areal
karang pada wilayah tersebut. Berdasarkan variabel penciri utama penyusunnya
faktor 2 mempresentasikan areal perikanan tangkap laut dalam atau karang. Faktor 3 menggambarkan bahwa diversitas alat tangkap terkait negatif dengan bobot
lokasi alat tangkap pancing. Dengan meningkatnya diversitas alat tangkap ikan di suatu wilayah akan seiring dengan menurunnya bobot alat tangkap pancing di
wilayah tersebut. Berdasarkan variabel penciri utama penyusunnya faktor 3 mempresentasikan diversitas alat tangkap dan alat tangkap pancing. Pola asosiasi
sumberdaya infrastruktur perikanan tiap faktor dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 31 Pola asosiasi potensi sumberdaya infrastruktur perikanan
Faktor Simbol Nama Variabel
Penciri Utama
Nilai Bobot Faktor
1 IFU_F1
Ikn Sarana perahu
dan alat tangkap perikanan
Bobot lokasi perahu bermotor Bobot lokasi perahu tanpa motor
Bobot lokasi alat tangkap sero Bobot lokasi alat tangkap bubu
Bobot lokasi alat tangkap jaring Bobot lokasi alat tangkap panah
0.801464 0.831928
0.743686 0.761346
0.784937 0.919266
Faktor 2
IFU_F2 Ikn
Areal perikanan tangkap laut
dalam karang Pangsa areal penangtangkapan wilayah karang
Pangsa areal penangtangkapan wilayah laut dalam -0.963695
0.904060 Faktor
3 IFU_F3
Ikn Diversitas alat
tangkap Bobot lokasi alat tangkap pancing
Diversitas alat tangkap perikanan -0.713358
0.893798 Sumber: Data sekunder diolah 2009
Analisis pola asosiasi potensi sumberdaya kepariwisataan terdapat 3 komponen utama yang memiliki nilai diatas 1 dan dihubungan dan garis curam
dengan nilai eigen sebesar 87 dari keragaman data. Eigenvalues potensi sumberdaya kepariwisataan tiap faktor dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 32 Eigenvalues potensi sumberdaya kepariwisataan Extraction: Principal components
Value Eigenvalue Total
variance Cumulative
Eigenvalue Cumulative
1 2
3 2.978418
1.962058 1.204352
42.54883 28.02941
17.20502 2.978418
4.940477 6.144828
42.54883 70.57824
87.78326 Sumber: Data sekunder diolah 2009
Hasil analisis factor loading diperoleh informasi bahwa terdapat 3 variabel penciri utama faktor 1, 2 variabel menciri utama faktor 2, dan hanya 1 variabel
penciri utama faktor 3. Faktor 1 menggambarkan bahwa adanya keterkaitan erat secara positif antara kerapatan obyek wisata dengan bobot lokasi obyek wisata
penyelaman dan bobot lokasi obyek wisata pantai. Hal di atas menggambarkan bahwa dengan meningkatnya kerapatan obyek wisata di suatu wilayah akan
diikuti oleh meningkatnya bobot obyek wisata pantai dan obyek wisata penyelaman di kawasan tersebut. Berdasarkan variabel penciri utama
penyusunnya faktor 1 mempresentasikan kerapatan obyek wisata bahari. Faktor 2 menggambarkan bahwa terkait erat positif antara bobot lokasi obyek tempat
bersejarah dengan obyek wisata gedungbangunan bersejarah. Hal tersebut menunjukkan bahwa dengan meningkatnya bobot wisata tempat bersejarah di
suatu wilayah akan diikuti dengan meningkatnya bobot obyek wisata gedungbangunan bersejarah di wilayah tersebut. Berdasarkan variabel penciri
utama penyusunnya, faktor 2 mempresentasikan obyek wisata budaya. Faktor 3 menjelaskan bobot obyek wisata danau. Faktor 3 mempresentasikan obyek wisata
alam. Tabel 34 Pola asosiasi potensi sumberdaya kepariwisataan
Faktor Simbol
Nama Variabel Penciri Utama
Nilai Bobot Faktor
1 IFU_F1
Wst Obyek wisata
Bahari Kerapatan obyek wisata unitKm2
Bobot lokasi obyek wisata pantai Bobot lokasi obyek wisata penyelaman
0.925133 0.947381
0.975009 Faktor
2 IFU_F2
Wst Obyek wisata
budaya Bobot lokasi obyek wisata tempat bersejarah
Bobot lokasi obyek wisata bangunan bersejarah 0.903725
0.883659 Faktor
3 IFU_F3
Wst Obyek wisata
alam Bobot lokasi obyek wisata danau
0.918659 Sumber: Data sekunder diolah 2009
5.1.4 Pola Asosiasi Sumberdaya Kinerja Pembangunan