Analisis Model Spasio-Struktural Analisis Deskriptif

= nilai terkecil yang diharapkan dari indeks yang akan dibangun. Semua indeks yang dibangun distandarisasi sehingga nilai terkecil adalah 1 dan niai terbesar adalah 9, maka dalam hal ini nilai selang interval ditetapkan 8, dan nilai sama dengan 1. Untuk indeks pengukur potensi ekonomi daerah, variabel v adalah factor score hasil PCA f i, α . 3.6. Analisis Tree Clustering dan K-Means Clustering Analisis Tree-Clustering dilakukan untuk menentukan jumlah pembagian klaster tipologi wilayah pada tingkat ketakmiripan tertentu. Selanjutnya dilakukan analisis K-means Clustering untuk menentukan penciri utama setiap tipologi berdasarkan nilai indeks potensi sumberdaya setiap wilayah. Klasifikasi tinggi, sedang dan rendah tipologi sumberdaya ekonomi yang dimiliki oleh setiap wilayah ditentukan berdasarkan kriteria jarak terdekat Euclidean Distance.

3.7. Analisis Model Spasio-Struktural

Stuktur model adalah menentukan Peran 1 sumber daya alam, 2 sumber daya mausia 3 sumber daya Infastruktur dan falitas Umum 4 sumberdaya Infastruktur Perikanan, 5 kepariwisataan, dalam mendorong kinerja pembanguan daerah dianalisis dengan pendekatan model durbin spasial spatial durbin modelLeSage, 1999, dikutip dari Saefulhakum, 2008.Variabel indikator potensi ekonomi setiap daerahpulau dalam mendorong kinerja pembangunan dianalisis dengan pendekatan Model Durbin Spasial Spatial Durbin Model secara persamaan struktural Saefulhakim 2008. Bentuk persamaan matematis model disusun sebagai berikut: …......…….….9 Keterangan; lnIKP i,k=1,2,3 = indeks kinerja pembangunan ke-k =1,2,3 , yang setiap selnya berisi nilai variabel tersebut untuk daerah ke-i lnIPE i,m = variabel indeks komposit potensi ekonomi sumberdaya alam, sumberdaya manusia, infrastruktur dan fasilias umum, infsartuktur perikanan dan kepariwisataan ke-m yang setiap selnya berisi nilai variabel tersebut untuk setiap daerah ke-i, α k=1,2,3 = konstanta nilai tengah umum variabel indeks kinerja pembangunan ke k =1,2,3, β i,k=1,2,3 = elastisitas pangaruh variabel indeks kinerja pembangunan ke-l terhadap variabel indeks kinerja pembangunan ke-k =1,2,3 di daerah sendiri, r β i,k=1,2,3 = elastisitas pangaruh variabel indeks kinerja pembangunan ke-k =1,2,3 di daerah- daerah tetangga terhadap variabel indeks kinerja pembangunan ke- k=1,2,3 di daerah sendiri, γ m,k=1,2,3 = elastisitas pengaruh variabel indeks komposit potensi ekonomi ke-m tehadap variabel indeks kinerja pembangunan ke-k =1,2,3 di daerah sendiri, r γ m,k=1,2,3 = elastisitas pengaruh variabel indeks komposit potensi ekonomi ke-m di daerah- daerah tetangga terhadap variabel indeks kinerja pembangunan ke-k =1,2,3 di daerah sendiri, ε i,k=1,2,3 = galat pendugaan nilai variabel indeks kinerja pembangunan ke-k =1,2,3 untuk daerah ke-i. rW i,j = matriks kontiguitas spasial antar daerah bertetangga.

3.8. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif logika dari parameter keterkaitan antar variabel kinerja pembangunan dan klasifikasi tipologi kawasan Gugus Pulau Kaledupa serta mengkaji literatur yang terkait dengan kebijakan pengelolaan kawasan pulau- pulau kecil serta peraturan daerah yang terkait dengan rencana pengembangan kawasan Gugus Pulau Kaledupa. Dari hasil kajian logika dan literature tersebut akan disusun rekomendasi untuk menjadi arahan didalam perumusan rencana kebijakan pengembangan kawasan Gugus Pulau Kaledupa. BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

4.1. Kondisi Geografis