1.4. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup kajian dari penelitian ini dibatasi pada aspek potensi sumberdaya ekonomi, yang terdiri atas 1 potensi sumberdaya alam, 2 potensi
sumberdaya manusia, 3 potensi infrastruktur dan kepariwisataan, dan 4 kinerja pembangunan ekonomi, serta 5 aspek konfigurasi spasial Gugus Pulau
Kaledupa. Lingkup wilayah penelitian ini dibatasi pada wilayah Gugus Pulau Kaledupa
sebagai satuan pembangunan wilayah SWP II Kabupaten Wakatobi. Unit wilayah penelitian ini adalah wilayah desa dan pulau.
1.5. Deskriptif Alur Kerangka Pemikiran Penelitian
Dalam perumusan rencana kebijakan pengembangan kawasan pulau-pulau kecil sangat penting untuk mencermati kondisi tipologi wilayah dan struktur
keterkaitan serta konfigurasi wilayah setiap pulau maupun gugus pulau. Limpahan potensi ekonomi kawasan pulau-pulau kecil dengan berbagai karakteristik wilayah
seperti; sempitnya wilayah daratan, ketergantungan terhadap wilayah lain, dan kerentanan wilayah akan berdampak pada ketidaksempuranaan mobilitas faktor
produksi imperfect factor mobility, ketaksempurnaan pemilahan antar faktor produksi imperfect factor divisibility dan ketaksempurnaan mobilitas barang dan
jasa imperfect mobility of goods and services menjadi lebih tinggi. Ketaksempurnaan tersebut akan terkait dengan nilai cakupan ekonomi, skala
ekonomi dan kekhasan ekonomi yang ada di setiap pulau maupun gugus pulau. Prisip ilmuh wilayah dan ekonomi diatas akan sanggat mententukan nilai struktur
keterkaitan antar berbagai aktivitas, faktor produksi dan institusi baik intra maupun antar gugus pulau. Saling keterkaitan berbagi potensi tersebut
menyebabkan kawasan pulau-pulau kecil akan lebih cepat tumbuh. Pada wilayah yang belum terbangun pola keterkaian potensi ekonominya akan cenderung
mengalami ketertinggalan bahkan kemunduran pembangunan. Pertumbuhan kawasan akibat dari interaksi antar potensi ekonomi kawasan tersebut bisa terjadi
secara seimbang dan tidak seimbang. Interaksi kawasan yang tidak seimbang akan cenderung saling mengeksploitasi dan pada akhirnya akan mengalami
ketimpangan pembangunan dan kemunduran. Pada kawasan tersebut perlu
merevisi kembali pola keterkaitannya. Sedangkan kawasan yang mengalami hubungan interaksi yang berimbang akan dapat berkembangan lebih cepat dan
lebih merata. Perkembangan tersebut dapat terbentuk melalui mekanisme pasar danatau karena suatu proses perencanaan. Perumbuhan yang berimbang yang
terbentuk atas mekanisme pasar dan proses perencanaan dapat mengalami kegagalan atau berhasil didalam mempertahankan keberimbangan. Mekanisme
pasar yang gagal dalam mempertahankan keberimbangan pembangunan berdampak pada terabaikannya kepentingan bersamapublik. Sedangkan
kegagalan perencanaan pemerintah dapat berdampak pada pengalokasian sumberdaya dan potensi pembangunan yang tidak efektif dan efisien. Kegagalan
dalam mempertahankan pembangunan yang berimbang berdampak pada kinerja pembangunan yang rendah, sedangkan keberhasilan didalam pembangunan serta
mempertahankan pertumbuhan yang berimbang akan menghasilkan kinerja pembangunan yang lebih baik dan berkelanjutaan.
Gambar 1 Diagram alir kerangka pemikiran penelitian
Tidak berkembang
Potensi Ekonomi wilayah Pulau-Pulau Kecil aktivitas,
institusi dan faktor produksi
Keterkaiatan kekhasan potensi ekonomi
Karakteristik Kawasan P2K; isolatian, dependence dan
vulnerability
Ya Tidak
Seimbang Timpang
Saling ekspoitatif
Pola keterkaitan spasialpotensi
ekonomi 1.
Imperfect factor mobility 2.
Imperfect factor divibility, 3.
Imperfect mobility of god and services Skala ekonomi, cakupan ekonomi,
dan kekhasan ekonomi kawasan P2K
Mekanisme pasar
Perencanaan Pemerintah
Kepentingan bersama terabaikan
Inefisientransaction cost tinggi
Mekanisme keberimbangan
Kinerja Pembangunan ekonomi Wilayah
Rendah
Kinerja Pembangunan Wilayah berkembang
dan Berkelanjutan Gagal
Gagal Tidak
Tidak
Saling menguatkan; antar institusi, factor ekonomi,
dan aktivitas ekonomi tindakan
perbaikan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi dan Batasan Pulau-Pulau Kecil 2.1.1. Definisi Pulau Kecil