Pola Spasial Tipologi Sumberdaya Manusia

produksi tanaman pertanian tinggi, 4 indeks produktivitas dan diversitas tanaman pertanian sedang, 5 indeks produksi ikan pelagis, teripang, gurita dan alat tangkap pancing tinggi, dan 6 indeks produksi ikan demersal dan alat tangkap sero, bubu, dan panah rendah. Dengan melihat nilai indeks penciri wilayah di atas maka tipologi Wilayah IV dapat dideskripsikan sebagai kawasan berbasis pertanian dan perikanan pelagis, teripang dan gurita. Tipologi Wilayah V terdiri atas 8 desa yaitu; Langge, Sandi, Tanomeha, Tanjung, Darawa, Pajam, Tampara dan Peropa. Tipologi Wilayah V dicirikan dengan; 1 indeks lahan perkebunan dan mangrove sedang, 2 indeks lahan hutan tinggi atau lahan terbangun rendah, 3 indeks luas tanam dan produksi tanaman pertanian sedang, 4 indeks produktivitas dan diversitas tanaman pertanian sedang, 5 indeks produksi ikan pelagis, teripang, gurita dan alat tangkap pancing tinggi, dan 6 indeks produksi ikan demersal dan alat tangkap sero, bubu, dan panah sedang. Dengan melihat penciri wilayah di atas maka tipologi Wilayah V dapat dideskripsikan sebagai kawasan yang lahan hutan dan perikanan pelagis. Pola spasial tipologi wilayah sumberdaya alam Gugus Pulau Kaledupa dapat lihat dalam peta berikut. Gambar 11 Peta pola spasial tipologi sumberdaya alam Gugus Pulau Kaledupa

5.2.2. Pola Spasial Tipologi Sumberdaya Manusia

Analisis pola spasial tipologi sumberdaya manusia dibagi atas 2 pola tipologi yaitu; 1 pola spasial tipologi kependidikan dan kependudukan, dan 2 pola spasial tipologi ketenagakerjaan. Dari hasil analisis factor score dapat Langge Sombano Lewuto Laulua Ambeu Raya Ambeu Lagijaya Kalimas Ollo Ollo Selatan Buranga Waduri Balasuna Balasuna Selatan Tanomeha Tanjung Lentea Darawa Pajam Kasuari Peropa Tampara Horuo Mantigola Samabahari P. Hoga Sandi dibangun variabel indeks skala 1-9 Lampiran II. Indeks komposit penciri sumberdaya manusia sektor kependidikan dan kependudukan terdiri atas; 1 indeks pendidikan penduduk berijazah SMU ke-atas, 2 indeks pendidikan penduduk berijazah SMP ke-bawah, 3 indeks rataan dan diversitas usia penduduk, dan 4 indeks ketersediaan tenaga dokter dan tingkat kematian penduduk, 5 indeks pasangan usia subur dan ketersediaan puskesmas, dan 6 indeks kepadatan penduduk dan tingkat kelahiran. Gambar 12 Grafik indeks potensi sumberdaya manusia bidang kependidikan Gugus Pulau Kaledupa Dari grafik di atas menunjukkan bahwa wilayah yang memiliki nilai indeks pendidikan SMU ke-atas tertinggi berada di Desa Ambeua, Buranga dan Ambeua Raya. Sedangkan wilayah dengan nilai indeks pendidikkan SMU ke-atas yang terendah adalah Pulau Hoga, Desa Samabahari dan Mantigola. Hal di atas menggambarkan bahwa penduduk berpendidikan SMU ke-atas lebih terkonsentrasi di Desa Ambeua, Buranga dan Ambeua raya. Sedangkan penduduk Pulau Hoga, Desa Samabahari dan Mantigola sebagai besar penduduknya berpendidikan relatif rendah dibandingkan dengan wilayah lainnya. Dari hasil analisis Tree-clustering dengan memaksimumkan tingkat ke- takmiripan 35 Lampiran IV terhadap 6 variabel indeks komposit potensi sumberdaya manusia bidang kependidikan dan kependudukan maka Gugus Pulau Kaledupa dapat dibagi menjadi 6 klaster tipologi wilayah. Hasil analisis K-Means Clustering yang terhadap 6 klaster tipologi wilayah tersebut dengan menggunakan kriteria nilai jarak terdekat Euclidean Distance sebesar 1,2 tipologi wilayah sumberdaya manusia aspek kependidikan dan kependudukan dapat diklasifikasi 3 tingkat yaitu; ≥ 1,2 adalah tinggi, ≥ 1,2 jarak ≤ -1,2 sedang dan jarak ≤ -1,2 adalah rendah. Dari 6 variabel komposit di atas masing-masing nyata membedakan setiap spasial tipologi dengan P-value yang signifikan. Nilai tengah Euclidean Distance variabel indeks potensi sumberdaya manusia Gugus Pulau Kaledupa dapat disajikan dalam grafik berikut. Plot of Means for Each Cluster Cluster 1 Cluster 2 Cluster 3 Cluster 4 Cluster 5 Cluster 6 IndSdm_F1Pdkn IndSdm_F2Pkdn IndSdm_F1Pdkk IndSdm_F2Pdkk IndSdm_F3Pdkk IndSdm_F4Pdkk Variables -3 -2 -1 1 2 3 4 5 6 Gambar 13 Grafik nilai tengah Euclidean Distance spasial tipologi potensi sumberdaya manusia Keterangan; IndSDM_F1Pdkn = IndSDM_F2Pdkn = IndSDM_F1Pdkk = IndSDM_F2Pdkk = IndSDM_F3Pdkk = IndSDM_F4Pdkk = indeks penduduk ijazah SMU ke atas indeks penduduk ijazah SMP ke bawah indeks diversitas dan rataan usia penduduk, indeks ketersediaan tenaga dokter dan kematian penduduk indeks puskesmas dan pasangan usia subur PUS, indeks kepadatan dan tingkat kelahiran penduduk Dari hasil analisis tipologi wilayah di atas, jumlah dan anggota wilayah dapat dilihat dalam tabel berikut ini. Tabel 38 Kelompok wilayah berdasarkan tipologi potensi sumberdaya manusia bidang pendidikan dan kependudukan Tipo logi Nama Daerah IndSDM _F1Pdkn IndSDM _F2Pdkn IndSDM _F1Pdkk IndSDM _F2Pdkk IndSDM _F3Pdkk IndSDM _F4Pdkk I II III IV V VI Hoga Lagijaya dan Buranga Ambeua Laolua, Lewuto, Horuo, Kasuari, Balasuna Selatan dan Tanjung Sombano, Langge, Sandi, Lentea, Pajam, Tampara, Peropa Ambeua Raya, Kalimas, Ollo, Ollo Selatan, Waduri, Balasuna, Tanomeha dan Darawa Samabahari dan Mantigola rendah tinggi tinggi sedang sedang sedang tinggi sedang sedang sedang sedang sedang tinggi sedang tinggi tinggi sedang sedang sedang tinggi tinggi sedang sedang sedang tinggi sedang sedang sedang sedang sedang sedang sedang sedang sedang sedang tinggi Sumber: Data sekunder diolah 2009 Ti n g gi Se da ng Re ndah Keterangan; IndSDM_F1Pdkn = IndSDM_F2Pdkn = IndSDM_F1Pdkk = IndSDM_F2Pdkk = IndSDM_F3Pdkk = IndSDM_F4Pdkk = indeks penduduk ijazah SMU ke atas indeks penduduk ijazah SMP ke bawah indeks diversitas dan rataan usia penduduk, indeks ketersediaan tenaga dokter dan kematian penduduk indeks puskesmas dan pasangan usia subur PUS, indeks kepadatan dan tingkat kelahiran penduduk Dari tabel di atas menjelaskan terdapat 6 klaster tipologi wilayah yaitu; Tipologi I hanya ada 1 wilayah yaitu; Pulau Hoga. Tipologi Wilayah I ini dicirikan dengan; 1 indeks pendidikan penduduk berijazah SMU ke-atas, rendah 2 indeks pendidikan penduduk berijazah SMP ke-bawah, tinggi 3 indeks diversitas usia penduduk, tinggi, 4 indeks ketersediaan tenaga dokter dan kematian penduduk, sedang, 5 indeks pasangan usia subur dan ketersediaan puskesmas, tinggi, dan 6 indeks kepadatan dan tingkat kelahiran penduduk sedang. Dengan melihat nilai dan tingkat indeks penciri wilayah di atas maka tipologi Wilayah I dapat dideskripsikan sebagai kawasan penduduk berpendidikan rendah, diversitas usia penduduk dan pasangan usia subur tinggi. Tipologi II terdiri atas 2 wilayah yaitu; Desa Lagijaya dan Buranga. Tipologi Wilayah II ini dicirikan dengan; 1 indeks pendidikan penduduk berijazah SMU ke-atas, tinggi, 2 indeks pendidikan penduduk berijazah SMP ke-bawah, sedang 3 indeks rataan dan diversitas usia penduduk, sedang, 4 indeks ketersediaan tenaga dokter dan tingkat kematian penduduk, tinggi 5 indeks pasangan usia subur dan ketersediaan puskesmas, sedang dan 6 indeks kepadatan dan tingkat kelahiran penduduk sedang. Dengan melihat nilai indeks penciri wilayah di atas maka tipologi Wilayah II dapat dideskripsikan sebagai kawasan penduduk berpendidikan tinggi, ketersediaan dokter dan kematian tinggi. Tipologi III terdiri atas satu wilayah desa yaitu; Desa Ambeua. Tipologi Wilayah III ini dicirikan dengan; 1 indeks pendidikan penduduk berijazah SMU ke-atas, tinggi, 2 indeks pendidikan penduduk berijazah SMP ke-bawah, sedang, 3 indeks rataan dan diversitas usia penduduk, tinggi, 4 indeks ketersediaan tenaga dokter dan tingkat kematian penduduk, tinggi, 5 indeks pasangan usia subur dan ketersediaan sarana puskesmas, sedang, dan 6 indeks kepadatan dan tingkat kelahiran penduduk sedang. Dengan melihat nilai dan tingkat indeks penciri wilayah di atas maka tipologi Wilayah III dapat dideskripsikan sebagai kawasan dengan penduduk yang berpendidikan tinggi, diversitas serta ketersediaan dokter dan kematian tinggi. Tipologi IV terdapat 7 wilayah desa yaitu; Desa Laolua, Lewuto, Horuo, Kasuari, Balasuna Selatan dan Tanjung. Tipologi Wilayah IV dicirikan dengan; 1 indeks pendidikan penduduk berijazah SMU ke-atas, sedang, 2 indeks pendidikan penduduk berijazah SMP ke-bawah, sedang, 3 indeks diversitas usia penduduk, tinggi, 4 indeks ketersediaan tenaga dokter dan tingkat kematian penduduk, sedang, 5 indeks pasangan usia subur dan ketersediaan sarana puskesmas, sedang, dan 6 indeks kepadatan dan tingkat kelahiran penduduk sedang. Dengan melihat nilai dan tingkat indeks penciri wilayah di atas maka tipologi Wilayah IV dapat dideskripsikan sebagai kawasan diversitas usia penduduk tinggi. Tipologi V terdapat 15 desa yaitu; Desa Sombano, Desa Langge, Desa Sandi, Desa Lentea, Desa Pajam, Desa Tampara, Desa Peropa, Desa Ambeua Raya, Desa Kalimas, Desa Ollo, Desa Ollo Selatan, Desa Waduri, Desa Balasuna, Desa Tanomeha, dan Desa Darawa. Tipologi wilayah V dicirikan dengan: 1 indeks penduduk berijazah SMU ke atas, sedang, 2 indeks penduduk berijazah SMP ke bawah, sedang, 3 indeks rataan dan diversitas usia penduduk, sedang, 4 indeks ketersediaan tenaga dokter dan tingkat kematian penduduk, sedang, 5 indeks pasangan usia subur dan ketersediaan sarana puskesmas tinggi, dan 6 indeks kepadatan dan tingkat kelahiran penduduk sedang. Dengan melihat nilai dan tingkat indeks penciri wilayah di atas maka tipologi wilayah V dapat dideskripsikan sebagai kawasan yang memiliki tipologi potensi sumberdaya manusia bidang kependidikan dan kependudukan relatif merata. Tipologi VI terdapat hanya dua desa yaitu; Desa Samabahari dan Matigola. Tipologi wilayah VI dicirikan dengan: 1 indeks penduduk berijazah SMU ke- atas, sedang 2 indeks penduduk berijazah SMP ke-bawah, sedang 3 indeks rataan dan diversitas usia penduduk, sedang, 4 indeks ketersediaan tenaga dokter dan tingkat kematian penduduk, sedang 5 indeks pasangan usia subur dan ketersediaan puskesmas, sedang dan 6 indeks kepadatan dan tingkat kelahiran penduduk sedang. Dengan melihat nilai dan tingkat indeks penciri wilayah di atas maka tipologi Wilayah VI dapat dideskripsikan sebagai kawasan padat penduduk dan tingkat kelahiran penduduk tinggi. Untuk melihat pola spasial tipologi sumberdaya manusia bidang pendidikan dan kependudukan Gugus Pulau Kaledupa dapat dilihat pada peta berikut. Gambar 14 Peta pola spasial tipologi potensi sumberdaya manusia bidang pendidikan dan kependudukan Gugus Pulau Kaledupa Hasil analisis factor score sumberdaya manusia bidang ketenagakerjaan dapat bangun indeks komposit dengan skala 1-9 Lampiran III. Indeks komposit aspek sumberdaya manusia bidang ketenagakerjaan terdiri atas; 1 indeks keluarga jasa, 2 indeks keluarga pertanian, dan 3 indeks keluarga budidaya agar. Pola spasial tipologi indeks keluarga budidaya agar di Gugus Pulau Kaledupa dapat dilihat dalam grafik berikut. Gambar 15 Grafik indeks keluarga budidaya agar Gugus Pulau Kaledupa Langge Sombano Lewuto Laulua Ambeu Raya Ambeu Lagijaya Kalimas Ollo Ollo Selatan Buranga Waduri Balasuna Balasuna Selatan Tanomeha Tanjung Lentea Darawa Pajam Kasuari Peropa Tampara Horuo Mantigola Samabahari P. Hoga Sandi Dari grafik di atas menunjukkan bahwa indeks keluarga budidaya agar yang tertinggi berada di Desa Ollo Selatan dan Desa Sandi dengan nilai indeks masing- masing 9 dan 8,9. Berikutnya di Desa Tanjung nilai indeks 7,5, Desa Langge nilai indeks 7,2, Desa Waduri, Desa Lentea, Desa Buranga dan Desa Darawa nilai indeks masing-masing sebesar 5. Sedangkan wilayah yang memiliki nilai indeks keluarga agar yang terendah adalah Desa Kalimas, Tampara dan Pajam. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan keluarga budidaya agar lebih terkonsentrasi pada wilayah-wilayah bagian timur Pulau Kaledupa seperti; Desa Ollo Selatan, Sandi, Tanjung, Langge, Tanomeha, Waduri, Buranga, dan Darawa. Sedangkan Desa Kalimas dan wilayah bagian barat Pulau Kaledupa seperti Desa Tampara, Horuo, Kasuari, Peropa dan Pajam aktivitas keluarga pada kegiatan budiaya agar sangat rendah. Gambar 16 Peta pola spasial tipologi keluarga budidaya agar Gugus Pulau Kaledupa Dari hasil analisis Tree-clustering dengan memaksimumkan tingkat ke- takmiripan 40 Lampiran IV terhadap 3 variabel indeks komposit potensi sumberdaya manusia bidang ketenagakerjaan maka Gugus Pulau Kaledupa dapat dibagi atas 5 klaster tipologi wilayah. Hasil analisis K-Means Clustering yang dibangun 5 klaster wilayah dengan menggunakan kriteria nilai jarak terdekat Euclidean Distance sebesar 1,2. Tipologi wilayah sumberdaya manusia bidang ketenagakerjaan dapat diklasifikasi 3 tingkat yaitu; ≥ 1,2 adalah tinggi, ≥ 1,2 jarak ≤ -1,2 sedang dan jarak ≤ -1,2 adalah rendah. Dari 3 variabel komposit masing- Langge Sombano Lewuto Laulua Ambeu Raya Ambeu Lagijaya Kalimas Ollo Ollo Selatan Buranga Waduri Balasuna Balasuna Selatan Tanomeha Tanjung Lentea Darawa Pajam Kasuari Peropa Tampara Horuo Mantigola Samabahari P. Hoga Sandi masing nyata membedakan setiap spasial tipologi dengan P-value yang signifikan. Nilai tengah Euclidean Distance variabel indeks potensi sumberdaya manusia bidang ketenagakerjaan di Gugus Pulau Kaledupa dapat disajikan dalam grafik berikut. Plot of Means for Each Cluster Cluster 1 Cluster 2 Cluster 3 Cluster 4 Cluster 5 IndSdm_F1TngKjr IndSdm_F2TngJjr IndSdm_F3TngKjr Variables -3 -2 -1 1 2 3 Gambar 17 Grafik nilai tengah Euclidean Distance indeks potensi sumberdaya manusia bidang ketenagakerjaan Keterangan; IndSDM_F1TngKjr = indeks keluarga jasa, tambang dan industri, IndSDM_F2TngKjr = indeks keluarga pertanian, IndSDM_F3TngKjr = indeks keluarga budidaya agar Dari hasil analisis tipologi wilayah di atas, jumlah dan anggota wilayah dapat dilihat dalam tabel berikut ini. Tabel 39 Wilayah berdasarkan tipologi potensi sumberdaya manusia bidang ketenagakerjaan Tipo logi Nama Daerah IndSDM_ F1TngKjr IndSDM_ F2TngKjr IndSDM_ F3TngKjr I II III IV V Desa Samabahari dan Desa Mantigola Sombano, Laolua, Lewuto, Lagijaya, Waduri, Balasuna, Balasuna Selatan, Hoga, Lentea, Darawa, Kasuari dan Peropa Ambeua, Ambeua Raya, Horuo, Buranga, dan Tampara Ollo Selatan, Langge, Sandi, Tanomeha, Tanjung Kalimas, Ollo dan Pajam sedang sedang tinggi sedang sedang rendah sedang sedang sedang tinggi sedang sedang sedang tinggi sedang Sumber: Data sekunder diolah 2009 Keterangan; IndSDM_F1TngKjr = indeks keluarga jasa, tambang dan industri, IndSDM_F2TngKjr = indeks keluarga pertanian, IndSDM_F3TngKjr = indeks keluarga budidaya agar Ti n ggi Se d a ng Rend a h Dari tabel di atas terdapat 5 tipologi wilayah yaitu; Tipologi I terdiri atas 2 wilayah desa yaitu; Desa Samabahari dan Mantigola. Tipologi Wilayah I ini dicirikan dengan: 1 indeks keluarga jasa, sedang, 2 indeks keluarga pertanian, rendah atau indeks keluarga nelayan yang tinggi, 3 indeks keluarga budidaya agar-agar sedang. Tipologi Wilayah I dapat dideskripsikan sebagai kawasan keluarga nelayan. Tipologi II terdiri atas 12 wilayah yaitu; Desa Sombano, Laolua, Lewuto, Lagijaya, Waduri, Balasuna, Balasuna Selatan, Pulau Hoga, Lentea, Darawa, Kasuari dan Peropa. Tipologi Wilayah II ini dicirikan dengan; 1 indeks keluarga jasa, tambang dan industri sedang, 2 indeks keluarga dengan aktivitas pertanian, sedang 3 indeks keluarga budidaya agar-agar sedang. Tipologi Wilayah II dapat dideskripsikan sebagai kawasan dengan aktivitas keluarga relatif merata. Tipologi III terdiri atas 5 wilayah desa yaitu; Desa Ambeua, Ambeua Raya, Horuo, Buranga dan Tampara. Tipologi Wilayah III ini dicirikan dengan: 1 indeks jasa, tinggi, 2 indeks keluarga pertanian, sedang, dan 3 indeks keluarga budidaya agar-agar, sedang. Dengan melihat indeks komposit penciri wilayah di atas maka tipologi wilayah III dapat dideskripsikan sebagai kawasan keluarga jasa, perdagangan, tambang dan industri. Tipologi IV terdapat hanya 5 desa yaitu; Ollo Selatan, Langge, Sandi, Tanomeha dan Tanjung. Tipologi wilayah IV dicirikan dengan; 1 indeks keluarga jasa, sedang, 2 indeks keluarga pertanian, sedang 3 indeks keluarga budidaya agar-agar tinggi. Dengan melihat indeks komposit penciri wilayah di atas maka tipologi Wilayah IV dapat dideskripsikan sebagai kawasan keluarga budidaya agar-agar. Tipologi V terdapat hanya 3 desa yaitu; Desa Kalimas, Ollo dan Pajam. Tipologi Wilayah V dicirikan dengan: 1 indeks jasa sedang, 2 indeks keluarga pertanian, tinggi atau indeks keluarga nelayan rendah dan 3 indeks budidaya agar-agar, sedang. Dengan melihat indeks komposit penciri wilayah di atas maka tipologi wilayah V dapat dideskripsikan sebagai kawasan keluarga pertanian dan perkebunan. Gambar 18 Peta pola spasial tipologi sumberdaya manusia bidang ketenagakerjaan Gugus Pulau Kaledupa

5.2.3. Pola Spasial Tipologi Sumberdaya Infrastruktur dan Fasilitas Umum