Pola Spasial Tipologi Sumberdaya Alam

asosiasi variabel indikator penciri setiap faktorkomponen utama. Dari factor score yang dihasilkan digunakan untuk membangun sejumlah indeks komposit 4 pengukur potensi ekonomi Gugus Pulau Kaledupa dengan skala 1-9. Indeks komposit Lampiran II tersebut menjadi variabel penciri tiap tipologi wilayah. Penentuan pola spasial tipologi menggunakan teknik Tree Clustering dan K- Means Clustering.

5.2.1. Pola Spasial Tipologi Sumberdaya Alam

Sumberdaya alam Gugus Pulau Kaledupa terdiri atas 6 indeks komposit penciri utama yaitu; 1 indeks lahan perkebunan dan mangrove, 2 indeks lahan hutanlahan terbangun, 3 indeks lahan luas tanam dan produksi pertanian dan perkebunan, 4 indeks produktivitas dan diversitas tanaman pertanian, 5 indeks produksi perikanan pelagis, teripang, gurita dan alat tangkap pancing, dan 6 indeks perikanan demersal dengan alat tangkap sero, bubu, dan panah. Indeks komposit luas tanam dan produksi pertanian di Gugus Pulau Kaledupa dapat dilihat pola sebaran spasialnya pada grafik berikut. Gambar 8 Grafik indeks potensi sumberdaya alam luas tanam dan produksi tanaman pertanian dan perkebunan Dari grafik di atas menunjukkan bahwa pola sebaran spasial indeks luas tanam dan produksi tanaman pertanian tertinggi terdapat di Desa Lentea dengan nilai indeks sebesar 9, Desa Sombano dan Horuo dengan nilai indeks komposit 4 Indeks komposit dibangun dengan tujuan untuk mempermudah interprestasi, masing-masing sebesar 6,4. Sedangkan indeks luas tanam dan produksi pertanian yang terendah terdapat di Desa Samabahari dan Mantigola dengan nilai indeks masing-masing sebesar 1. Hal tersebut menunjukkan bahwa lahan pertanian dan produksi pertanianperkebunan lebih terkonsentrasi pada wilayah-wilayah tertentu seperti; Desa Lentea, Sombano dan Horuo. Sedangkan wilayah–wilayah yang bukan daerah pertanian seperti Desa Ollo Selatan, Waduri, Balasuna Selatan, Tanomeha, Samabahari dan Mantigola. Pola spasial indeks luas tanam dan produksi tanaman pertanian dapat di klasifikasi tinggi, sedang dan rendah berdasarkan nilai indeks masing-masing wilayah. Pola sebaran indeks berdasarkan klasifikasi wilayah dapat dilihat pada peta berikut. Gambar 9 Peta pola spasial tipologi potensi sumberdaya alam bidang luas tanam dan produksi tanaman pertanian Dari indeks komposit sumberdaya alam di atas, selanjutnya dapat digunakan sebagai variabel penciri utama spasial tipologi tiap-tiap wilayah di Gugus Pulau Kaledupa 5 . Hasil analisis Tree-clustering terhadap 6 variabel indeks komposit penciri utama potensi sumberdaya alam terdapat 5 klaster wilayah pada tingkat ke-takmiripan dissimilarity 40 Lampiran IV. Hasil analisis K-Means Clustering dengan menggunakan kriteria nilai jarak terdekat Euclidean Distance sebesar 0,9, tipologi wilayah aspek sumberdaya alam dapat diklasifikasi 3 tingkat yaitu; ≥ 0,9 adalah tinggi, ≥ 0,9 jarak ≤-0,9 sedang dan jarak ≤ -0,9 adalah rendah. 5 Unit wilayah adalah wilayah desa dan pulau di Gugus Pulau Kaledupa, Kabupaten Wakatobi. Langge Sombano Lewuto Laulua Ambeu Raya Ambeu Lagijaya Kalimas Ollo Ollo Selatan Buranga Waduri Balasuna Balasuna Selatan Tanomeha Tanjung Lentea Darawa Pajam Kasuari Peropa Tampara Horuo Mantigola Samabahari P. Hoga Sandi Dari 6 variabel indeks komposit di atas masing-masing nyata membedakan setiap spasial tipologi dengan P-value yang signifikan 6 . Nilai tengah Euclidean Distance indeks potensi sumberdaya alam Gugus Pulau Kaledupa dapat dilihat dalam grafik berikut. Plot of Means for Each Cluster Cluster 1 Cluster 2 Cluster 3 Cluster 4 Cluster 5 IndSDA_F1LU IndSDA_F1LU IndSDA_F1_Tnm IndSDA_F2Tnm IndSDA_F1Ikn IndSDA_F2Ikn Simbol Variabel -4 -2 2 4 6 Gambar 10 Grafik nilai tengah Euclidean Distance spasial tipologi potensi sumberdaya alam Gugus Pulau Kaledupa Keterangan; IndSDA_F1LU = indeks perkebunan dan mangrove, IndSDA_F2LU = indeks hutanlahan terbangun, IndSDA_F1Tnm = indeks luas tanam dan produksi pertanian, IndSDA_F2Tnm = indeks produktivitas dan diversitas tanaman pertanian, IndSDA_F1Ikn = indeks produksi ikan pelagis, teripang gurita dan alat tangkap pancing, dan IndSDA_F2Ikn = indeks produksi ikan demersal dan alat tangkap sero,bubu,dan panah. Dari hasil klasfikasi tipologi wilayah di atas, jumlah dan anggota wilayah tiap tipologi dapat dilihat dalam tabel berikut ini. Tabel 37 Kelompok wilayah berdasarkan tipologi potensi sumberdaya alam Tipo logi Nama Daerah IndSDA _F1LU IndSDA _F2LU IndSDA _F1Tnm IndSDA _F2Tnm IndSDA _F1Ikn IndSDA _F2Ikn I II III IV V Sombano, Horuo dan Kasuari Samabahari, dan Matigola Laolua, Ambeua, Lewuto, Ambeua Raya, Lagijaya, Kalimas, Ollo, Ollo Selatan, Buranga, Waduri, Balasuna, Balasuna Selatan dan Hoga Lentea Langge, Sandi, Tanomeha, Tanjung, Darawa, Pajam, Tampara dan Peropa tinggi sedang sedang tinggi sedang sedang rendah sedang sedang tinggi tinggi sedang sedang tinggi sedang sedang rendah sedang sedang sedang sedang tinggi sedang tinggi tinggi sedang tinggi sedang rendah sedang Sumber: Data sekunder diolah 2009 Keterangan; IndSDA_F1LU = indeks perkebunan dan mangrove, IndSDA_F2LU = indeks hutanlahan terbangun, IndSDA_F1Tnm = indeks luas tanam dan produksi pertanian, IndSDA_F2Tnm = indeks produktivitas dan diversitas tanaman pertanian, 6 Signifikan setiap variabel apabila memiliki nilai P-Value 0,05. Tinggi Se dang Rend ah IndSDA_F1Ikn = indeks produksi ikan pelagis, teripang gurita dan alat tangkap pancing, dan IndSDA_F2Ikn = indeks produksi ikan demersal dan alat tangkap sero,bubu,dan panah. Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa tipologi wilayah I terdiri atas 3 desa yaitu; Desa Sombano, Horuo dan Kasuari. Tipologi Wilayah I dicirikan dengan nilai; 1 indeks lahan perkebunan dan mangrove yang tinggi, 2 indeks hutan dan lahan terbangun sedang, 3 indeks luas tanam dan produksi tanaman pertanian yang tinggi, 4 indeks produktivitas dan diversitas tanaman pertanian sedang, 5 indeks produksi ikan pelagis, teripang, gurita dan alat tangkap pancing, sedang, dan 6 indeks produksi ikan demersal dan alat tangkap sero, bubu, dan panah sedang. Berdasarkan klasifikasi nilai indeks penciri wilayahnya, tipologi Wilayah I dapat dideskripsikan sebagai kawasan pertanian. Tipologi Wilayah II terdiri atas 2 desa yaitu; Desa Samabahari dan Mantigola. Tipologi Wilayah II dicirikan dengan nilai; 1 indeks lahan perkebunanmangrove sedang, 2 indeks lahan terbangun, tinggi atau lahan hutan rendah, 3 indeks luas tanam dan produksi tanaman pertanian sedang, 4 indeks produktivitas dan diversitas tanaman pertanian sedang, 5 indeks produksi ikan pelagis, teripang gurita dan alat tangkap pancing tinggi, dan 6 indeks produksi ikan demersal dan alat tangkap sero, bubu, dan panah tinggi. Berdasarkan nilai indeks penciri wilayahnya, tipologi Wilayah II dapat dideskripsikan sebagai kawasan perikanan. Tipologi Wilayah III terdiri atas 12 wilayah desa yaitu; Laolua, Ambeua, Lewuto, Ambeua Raya, Lagijaya, Kalimas, Ollo, Ollo Selatan, Buranga, Waduri, Balasuna, Balasuna Selatan dan Pulau Hoga. Tipologi Wilayah III dicirikan dengan; 1 indeks lahan perkebunan dan mangrove sedang, 2 indeks hutan dan lahan terbangun sedang, 3 indeks luas tanam dan produksi tanaman pertanian sedang, 4 indeks produktivitas dan diversitas tanaman pertanian sedang, 5 indeks produksi ikan pelagis, teripang, gurita dan alat tangkap pancing sedang, dan 6 indeks produksi ikan demersal dan alat tangkap sero, bubu, dan panah sedang. Berdasarkan nilai indeks penciri wilayahnya, tipologi Wilayah III dapat dideskripsikan sebagai kawasan potensi sumberdaya alam merata. Tipologi Wilayah IV hanya satu wilayah yaitu Desa Lentea. Tipologi Wilayah IV dicirikan dengan; 1 indeks lahan perkebunan dan mangrove yang tinggi, 2 indeks hutan dan lahan terbangun sedang, 3 indeks luas tanam produksi tanaman pertanian tinggi, 4 indeks produktivitas dan diversitas tanaman pertanian sedang, 5 indeks produksi ikan pelagis, teripang, gurita dan alat tangkap pancing tinggi, dan 6 indeks produksi ikan demersal dan alat tangkap sero, bubu, dan panah rendah. Dengan melihat nilai indeks penciri wilayah di atas maka tipologi Wilayah IV dapat dideskripsikan sebagai kawasan berbasis pertanian dan perikanan pelagis, teripang dan gurita. Tipologi Wilayah V terdiri atas 8 desa yaitu; Langge, Sandi, Tanomeha, Tanjung, Darawa, Pajam, Tampara dan Peropa. Tipologi Wilayah V dicirikan dengan; 1 indeks lahan perkebunan dan mangrove sedang, 2 indeks lahan hutan tinggi atau lahan terbangun rendah, 3 indeks luas tanam dan produksi tanaman pertanian sedang, 4 indeks produktivitas dan diversitas tanaman pertanian sedang, 5 indeks produksi ikan pelagis, teripang, gurita dan alat tangkap pancing tinggi, dan 6 indeks produksi ikan demersal dan alat tangkap sero, bubu, dan panah sedang. Dengan melihat penciri wilayah di atas maka tipologi Wilayah V dapat dideskripsikan sebagai kawasan yang lahan hutan dan perikanan pelagis. Pola spasial tipologi wilayah sumberdaya alam Gugus Pulau Kaledupa dapat lihat dalam peta berikut. Gambar 11 Peta pola spasial tipologi sumberdaya alam Gugus Pulau Kaledupa

5.2.2. Pola Spasial Tipologi Sumberdaya Manusia