Sistem Sumber Daya Ikan Pelagis Kecil

6,0 juta orang. Dari sisi keterkaitan antar sektor, keberhasilan pembangunan sektor perikanan masih tergantung pada kebijakan yang dikeluarkan sektor lain. Saat ini dukungan sektor terkait belum sepenuhnya menunjukkan keberpihakan, seperti dukungan permodalan, jaminan keamanan dan kepastian hukum, penataan ruang, pengendalian pencemaran, pembangunan infrastruktur, serta urusan kepelabuhanan RPPK 2005. Kebijakan pembangunan perikanan tangkap menurut DJPT 2005 adalah 1 menjadikan perikanan tangkap sebagai salah satu andalan perekonomian dengan membangkitkan industri dalam negeri mulai dari penangkapan sampai ke pengolahan dan pemasaran, 2 rasionalisasi, nasionalisasi dan modernisasi armada perikanan tangkap secara bertahap dalam rangka menghidupkan industri dalam negeri dan nelayan lokal, dan 3 penerapan pengelolaan perikanan fisheries management secara bertahap berorientasi kepada kelestarian lingkungan dan terwujudnya keadilan.

2.3 Sistem

Wilson 1990 mendefinisikan sistem sebagai satu set elemen yang saling berkaitan dan terorganisir menghasilkan satu set tujuan. Proses analisa sistem mencakup 6 tahap kegiatan, yaitu: 1 Definisi masalah : definisi kebutuhan, penentuan input, output dan hubungan antar elemen sistem serta definisi batasan sistem. 2 Penentuan tujuan sistem 3 Sintesa sistem : penentuan alternatif dan fungsi sistem, perencanaan sub sistem dan penggunaan kreatifitas 4 Analisa sistem : penentuan cara dan metode analisis sistem yang digunakan 5 Seleksi sistem optimum : pendefinisian kriteria keputusan, evaluasi akibat dan merangking sistem 6 Penerapan sistem Djojonegoro 1993 diacu dalam Nurani 1996 mengemukakan, pada umumnya suatu sistem terdiri dari berbagai elemen yang sangat kompleks, sehingga untuk analisis perlu disederhanakan dengan jalan menuangkannya dalam bentuk fungsi matematik atau abstraksi lain yang disebut model. Penggunaan model menguntungkan dalam analisis sebab: 1 Dengan model dapat dilakukan analisis dan percobaan dalam situasi yang kompleks dengan mengubah-ngubah nilai atau bentuk relasi antar variabel yang tidak mungkin dilakukan pada sistem nyata. 2 Model memberikan penghematan dalam mendiskripsikan suatu keadaan nyata. 3 Menghemat waktu, tenaga dan sumber daya lainnya 4 Dapat memfokuskan perhatian lebih banyak pada karakteristik yang penting dari masalah. Penyelesaian masalah pada sistem-sistem yang kompleks yang sulit ditetapkan model matematiknya, dapat diatasi dengan menggunakan simulasi. Simulasi diartikan sebagai penyelidikan satu sistem atau proses dengan bantuan suatu sistem. 2.4 Alat Tangkap Ikan Pelagis Kecil 2.4.1 Pukat cincin purse seine Purse seine adalah jaring yang umumnya berbentuk empat persegi panjang, dilengkapi dengan tali kerut yang dilewatkan melalui cincin yang diikatkan pada bagian bawah jaring tali ris bawah, sehingga dengan menarik tali kerut bagian bawah jaring dapat dikuncupkan, jaring akan berbentuk seperti mangkok Baskoro 2002. Disebut “pukat cincin” karena alat tangkap ini dilengkapi dengan cincin. Fungsi cincin dan tali keruttali kolor ini penting terutama pada waktu pengoperasian jaring. Dengan adanya tali kerut tersebut jaring yang semula tidak berkantong bandingkan dengan jaring payang seine net akan terbentuk kantong pada tiap akhir penangkapan ikan Subani dan Barus 1989. Purse seine biasanya disebut jaring kantong, karena bentuk jaring tersebut waktu dioperasikan menyerupai kantong. Purse seine kadang-kadang juga disebut jaring kolor, karena pada bagian bawah jaring dilengkapi dengan tali kolor yang berguna untuk menyatukan bagian bawah jaring sewaktu operasi, dengan cara menarik tali kolor tersebut Sadhori 1985. Menurut Von Brandt 1984 pukat cincin purse seine dibentuk dari dinding jaring yang sangat panjang, biasanya tali ris bawah leadline sama atau lebih panjang dari tali ris atas floatline. Floatline memuat rangkaian pelampung float yang menjaga posisi jaring agar tetap berada di permukaan air. Leadline adalah tali ris bawah yang merangkai kumpulan pemberat sinker yang terbuat dari timah sehingga memungkinkan jaring untuk melebar secara vertikal dengan maksimal. Pada pukat cincin purse seine, mata jaring hanya berfungsi penghadang gerak ikan, bukan penjerat seperti pada gillnet Ayodhyoa 1981. Menurut Baskoro 2002 alat penangkap ikan pukat cincin ini dioperasikan dengan cara melingkari gerombolan ikan baik dengan menggunakan satu kapal ataupun dua unit kapal. Setelah gerombolan ikan terkurung, kemudian bagian bawah jaring dikerutkan hingga tertutup dengan menarik tali kerut yang dipasang sepanjang bagian bawah melalui cincin. Alat penangkapan ini ditujukan untuk menangkap ikan permukaan pelagic fish.

2.4.2 Bagan

Bagan Lift net atau dikenal juga sebagai jaring angkat adalah jaring berbentuk empat persegi panjang yang dibentangkan di dalam air secara horisontal dengan menggunakan batang-batang bambu atau kayu sebagai rangkanya. Pemasangan jaring dilakukan di bagian permukaan air, tengah atau dasar perairan. Alat ini dilengkapi alat bantu berupa cahaya dari lampu petromaks atau lampu elektrik. Perahurakit bagan dapat dikatakan sebagai bangunan utama dari bagan perahurakit karena selain untuk mengapungkan bangunan bagan juga di atasnya terkonsentrasi seluruh peralatan dan merupakan tempat kegiatan pada saat operasi penangkapan. Operasi penangkapan ikan biasanya dilakukan pada malam hari dengan menggunakan alat bantu cahaya light fishing, untuk menarik ikan berkumpul pada suatu arel tertentu sehingga memudahkan penangkapan.

2.4.3 Jaring insang g illnet

Pengertian jaring insang gillnet yang umum berlaku di Indonesia adalah satu jenis alat penangkapan ikan dari bahan jaring yang bentuknya empat persegi panjang. Mata jaring dari bagian jaring utama ukurannya sama, jumlah mata jaring ke arah panjang atau arah horisontal mesh length jauh lebih banyak daripada jumlah mata ke arah dalam atau arah vertikal mesh depth. Pada bagian atasnya dilengkapi dengan beberapa pelampung floats dan di bagian bawah dilengkapi dengan beberapa pemberat sinkers sehingga dengan adanya dua gaya yang berlawanan memungkinkan jaring insang dapat dioperasikan dipasang di daerah penangkapan dalam keadaan tegak Martasuganda 2002. Menurut Martasuganda 2002 klasifikasi jaring insang dibagi menjadi dua yaitu berdasarkan konstruksi dan metode pengoperasian. Berdasarkan konstruksinya, jaring insang dikelompokkan menjadi dua, yaitu berdasarkan jumlah lembar jaring utama dan cara pemasangan tali ris. Berdasarkan jumlah lembar jaring utama, jaring insang dibagi 3 yaitu jaring insang satu lembar, jaring insang dua lembar, dan jaring insang tiga lembar. Pengelompokkan berdasarkan konstruksi cara pemasangan tali ris jaring insang dibagi kedalam 4 jenis yaitu: 1 Pemasangan jaring utama bagian atas dengan tali ris atas dan jaring utama bagian bawah dengan tali ris bawah disambungkan secara langsung. 2 Jaring utama bagian atas disambungkan secara langsung dengan tali ris atas dan bagian jaring utama bagian bawah disambungkan melalui tali penggantung hanging twine dengan tali ris bawah. 3 Pemasangan jaring utama bagian atas dengan tali ris atas disambungkan melalui tali penggantung dan bagian bawah dari jaring utama disambungkan secara langsung dengan tali ris bawah. 4 Jaring utama bagian atas dengan tali ris atas dan bagian jaring utama bagian bawah dengan tali ris bawah disambungkan melalui tali penggantung. Menurut Subani dan Barus 1989 secara umum pemasangan gillnet adalah dipasang melintang terhadap arah arus dengan tujuan menghadang arah ikan dan diharapkan ikan-ikan tersebut menabrak jaring serta terjerat gilled di sekitar insang pada mata jaring atau terpuntal entangled pada tubuh jaring.

2.5 Sumber Daya Ikan Pelagis Kecil

Kawasan pelagis terbagi secara horisontal dan vertikal. Secara horisontal dibagi atas dua zona, yaitu: zona neritik, mencakup massa air yang terletak di atas paparan benua dan zona oseanik, yang meliputi seluruh perairan terbuka lainnya. Secara vertikal terdiri atas zona epipelagik yang mempunyai kedalaman 100- 150 m atau lebih umum disebut zona tembus cahaya. Zona ini merupakan kawasan terjadinya produktivitas primer yang penting bagi kelangsungan kehidupan dalam laut. Kemudian zona di sebelah bawah epipelagik sampai pada kedalaman sekitar 700 m disebut zona mesopelagik. Pada kawasan zona ini penetrasi cahaya kurang atau bahkan berada dalam keadaan gelap Nybakken 1992. Selanjutnya menurut Nybakken 1992, organisma pelagis adalah organisma yang hidup di laut terbuka lepas dari dasar laut dan menghuni seluruh daerah di perairan lepas yang dikenal dengan kawasan pelagis. Menurut Uktolseja et al 1998, sumber daya ikan pelagis kecil, yang mempunyai ukuran panjang 5–50 cm ukuran dewasa, terdiri dari 16 kelompok dimana produksinya didominasi oleh 6 kelompok besar yang masing-masing mencapai lebih dari 100.000 ton. Kelompok ikan tersebut adalah kembung Rastrelliger spp, layang Decapterus spp, jenis-jenis selar Selaroides spp dan Atale spp, lemuru bali Sardinella spp dan teri Stelophorus spp. Ikan pelagis kecil adalah ikan yang hidup di lapisan permukaan sampai kedalaman 30–60 m, tergantung pada kedalaman laut yang bersangkutan. Kelompok ikan pelagis kecil biasanya hidup bergerombol schooling, hidup di perairan neritik dekat pantai. Bila hidup di perairan yang secara berkalamusiman mengalami upwelling pengadukan ikan pelagis kecil dapat membentuk biomassa yang besar Mukhsin 2003.

2.6 Ikan Pelagis Kecil