Teknologi Penangkapan Tepat Guna Linear Goal Programming LGP

permukaan laut berkisar 23–23,5 o C rata-rata 23,3 o C Rencana Tata Ruang Laut DKP Provinsi Maluku 2006. Iklim Kabupaten Maluku Tenggara tipe A nilai Q = 0.10 dengan 10 bulan basah, 1 bulan kering dan 1 bulan lembab. Curah hujan di daerah ini memiliki pola Munson musiman dengan ciri distribusi curah hujan bulanan berbentuk “V”. Musim barat berlangsung pada bulan Desember hingga Februari, Musim timur pada Juni hingga Agustus, pancaroba 1 Pada bulan Maret hingga Mei dan pancaroba 2 pada bulan September hingga Nopember. Pengurangan jumlah curah hujan terjadi saat pertengahan musim timur Juni-Agustus hingga pertengahan musim pancaroba 2 Oktober, tetapi melimpah pada saat musim barat hingga akhir pancaroba 1. Nilai rata-rata curah hujan terendah dalam 5 tahun terakhir dicapai pada bulan Agustus yakni 50,8 mm. Terindikasi bahwa jumlah curah hujan Agustus-September semakin menurun sejak tahun 2007 sampai sekarang, dan dua bulan ini tergolong bulan sangat kering. Secara umum terlihat bahwa saat musim barat dan pancaroba 1, curah hujan melimpah sepanjang tahun dengan rata-rata 300 mm dan hari hujan rata- rata 18–24 hari. Rencana Tata Ruang Laut DKP Provinsi Maluku 2006.

2.8 Teknologi Penangkapan Tepat Guna

Tujuan teknologi penangkapan ikan tepat guna adalah untuk mendapatkan jenis alat tangkap ikan yang mempunyai keragaan perfomance yang baik ditinjau dari aspek biologi, teknis, sosial dan ekonomi, sehingga merupakan alat tangkap yang cocok untuk dikembangkan. Haluan dan Nurani 1988 mengemukakan bahwa untuk menentukan unit usaha perikanan tangkap pilihan digunakan metode skoring mencakup analisis terhadap aspek-aspek sebagai berikut : 1 Aspek biologi mencakup : ukuran mesh size jaring yang digunakan untuk menganalisa selektivitas alat tangkap, jumlah ikan layak tangkap, jumlah komposisi hasil tangkapan dan cara pengoperasian alat tangkap. 2 Aspek teknis mencakup : produksi per trip, produksi per tenaga kerja dan produksi per tahun. 3 Aspek sosial meliputi : jumlah tenaga kerja per unit penangkapan, tingkat penguasaan teknologi dan kemungkinan kepemilikan unit penangkapan ikan oleh nelayan yang diperoleh dari pendapatan nelayan per tahun dibagi investasi dari unit penangkapan. 4 Aspek ekonomi mencakup : analisis aspek ekonomi dan finansial yaitu penerimaan bersih per tahun dan penerimaan per tenaga kerja per tahun.

2.9 Linear Goal Programming LGP

Linear goal programming LGP merupakan pengembangan metode linear programming LP yang diperkenalkan oleh Charnel dan Cooper pada awal tahun enam puluhan. Perbedaan utama antara LGP dan LP terletak pada struktur dan penggunaan fungsi tujuan. Pada LP fungsi tujuannya hanya mengandung satu tujuan, sementara dalam LGP semua tujuan baik satu atau beberapa digabungkan dalam sebuah fungsi tujuan. Ini dapat dilakukan dengan mengekpresikan tujuan itu dalam bentuk sebuah kendala goal constraint, memasukan suatu variabel simpangan deviational variable dalam kendala itu untuk mencerminkan seberapa jauh tujuan itu dicapai, dan menggabungkan variabel simpangan dalam fungsi tujuan. Pada LP tujuannya bisa maksimisasi atau minimisasi, sementara dalam LGP tujuannya adalah meminimumkan penyimpangan-penyimpangan dari tujuan-tujuan tertentu. Ini berarti semua masalah LGP adalah masalah minimisasi Mulyono 1991. Analisis optimasi manajemen sistem perikanan dinamik daerah tropis yang paling tepat adalah yang meliputi pemograman dan dinamika kontrol yang optimal. Namun demikian, karena sistem perikanan di daerah tropis sangat komplek, maka teknik ini sangat sulit dilaksanakan. Salah satu teknik optimasi yang dapat digunakan untuk alokasi sumber daya yang terbatas terhadap banyak tujuan adalah linear goal programming Wiyono 2001. Setiap model LGP paling sedikit terdiri dari tiga komponen, yaitu: sebuah fungsi tujuan, kendala-kendala tujuan dan kendala non negatif. Fungsi tujuan pertama digunakan jika variabel simpangan dalam satu masalah tidak dibedakan menurut bobot atau prioritas. Fungsi tujuan kedua digunakan dalam suatu masalah dimana urutan tujuan-tujuan diperlukan, tetapi variabel simpangan didalam setiap tingkat prioritas memiliki kepentingan yang sama. Pada fungsi tujuan ketiga, tujuan-tujuan diurutkan dan variabel simpangan pada setiap prioritas dibedakan dengan menggunakan bobot yang berlainan.

2.10 Analytical Hierarchy Process AHP