sistem yang nyata dapat ditentukan dan memungkinkan perencanaan jangka panjang Nurani 1996.
Berdasarkan uraian di atas maka penelitian tentang “Sistem Pengembangan Perikanan Tangkap Ikan Pelagis Kecil di Perairan Kabupaten
Maluku Tenggara” penting dilakukan untuk pengembangan usaha perikanan
tangkap yang tepat dan memanfaatkan potensi perikanan pelagis yang ada. Hasil penelitian ini adalah dapat gunakan sebagai bahan informasi dalam penentuan
kebijakan dalam rangka pengembangan perikanan tangkap di perairan Kabupaten Maluku Tenggara untuk masa yang akan datang.
1.2 Perumusan Masalah
Hasil analisis potensi sumber daya ikan di Perairan Maluku Tenggara pada wilayah pengelolaan 4 mil laut adalah sebesar 13.379,7 ton dengan nilai maximum
sustainable yield MSY sebesar 6.689,8 ton dan total allowable catch TAC sebesar 5.351,9 ton. Dengan demikian, di perairan Maluku Tenggara pada wilayah
kelola 4 mil laut, ikan yang masih dapat dieksploitasi lagi sebesar 781,6 ton– 2265,6 ton per tahun. Data statistik perikanan Kabupaten Maluku Tenggara 2003
menyatakan bahwa Kecamatan Kei Kecil memproduksi ikan sebanyak 84.382,3 ton, sangat jauh berbeda dengan 4 empat kecamatan lainnya yang hanya mampu
memproduksi ikan antara 2.144,8 ton sampai 2.706,0 ton. Namun hasil rujukan di lapangan membuktikan bahwa sebagian besar produksi ikan tersebut adalah hasil
tangkapan kapal-kapal berskala industri yang mendaratkan ikannya di Kecamatan Kei Kecil, padahal daerah penangkapannya bukan pada perairan yang menjadi
wilayah pengelolaan Kabupaten Maluku Tenggara Statistik Perikanan Kabupaten Maluku Tenggara, 2003.
Perairan Kabupaten Maluku Tenggara memiliki potensi sumber daya perikanan yang besar dan potensial khususnya perikanan pelagis kecil, tetapi
pengelolaannya belum dilakukan secara optimal. Hal ini diketahui dari sarana prasarana yang belum memadai dengan usaha penangkapan yang masih bersifat
tradisional. Disamping itu kualitas sumber daya manusia nelayan relatif masih rendah, dicirikan dengan kemampuan manajemen yang lemah dan keterampilan
yang rendah sehingga lambat dalam mengadopsi teknologi. Aktivitas
penangkapan ikan oleh nelayan yang mendiami pulau-pulau kecil sebagian besar terkonsentrasi pada perairan yang menjadi hak ulayatnya. Hal ini disebabkan
sarana produksi mereka yang serba terbatas dan kurangnya modal untuk memperluas areal operasi atau intensifikasi usahanya.
Berdasarkan uraian di atas, pendugaan terhadap potensi sumber daya ikan pelagis kecil seperti tingkat pemanfaatan dan potensi lestari atau maximum
sustainable yield MSY perlu dilakukan. Unit penangkapan ikan pelagis kecil perlu dievaluasi berdasarkan pertimbangan berbagai aspek seperti aspek biologi,
teknis, sosial dan ekonomi. Evaluasi tersebut diperlukan untuk menentukan unit penangkapan ikan unggulan. Dengan diketahuinya besar potensi sumber daya,
unit penangkapan tepat guna dan alokasinya maka strategi pengembangan perikanan pelagis kecil dapat diformulasikan, yang tentunya disesuaikan dengan
kondisi setempat.
1.3 Tujuan Penelitian