Jenis dan Sumber Data Teknik Pengumpulan Data
Sanafiah Faisal
1990 mengklasifikasikan observasi menjadi observasi berpartisipasi, observasi yang secara terang-terangan dan tersamar dan observasi
yang tak berstruktur.
Selanjutnya Spradley, dalam Susan Stainback 1998 membagi
observasi pasive participation, moderate participation, active participation dan
complete participation. Dalam hal ini penulis menggunakan observasi terus terang dan tersamar.
Maksudnya adalah peneliti dalam melakukan pengumpulan data menyatakan terus terang kepada sumber data, bahwa ia sedang melakukan penelitian. Jadi
mereka yang diteliti mengetahui sejak awal sampai akhir tentang aktivitas penelitian. Tetapi dalam suatu kesempatan peneliti juga tidak berterus terang
atau tersamar dalam observasi, hal ini dilakukan bilamana sumber data yang diperoleh merupakan suatu kerahasiaan atau data yang dicari merupakan data
yang masih dirahasiakan. Kemungkinan kalau dilakukan secara terus terang penelitian ini tidak akan berjalan karena peneliti tidak diijinkan untuk melakukan
observasi .
2. Wawancara
Esterberg 2002 mendefinisikan interview sebagai pertemuan dua orang
untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus
diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam. Teknik pengumpulan data ini mendasarkan diri pada laporan
tentang diri sendiri atau setidaknya pada pengetahuan dan atau keyakinan pribadi.
Susan Stainback 1998 mengemukakan bahwa dengan wawancara
peneliti akan mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang partisipan dalam menginterprestasikan situasi dan fenoma yang terjadi, dimana hal ini tidak bisa
ditemukan melalui observasi.
Selanjutnya Estenberg 2002 menyatakan bahwa interview merupakan
hatinya penelitian sosial. Dapat ditemukan penelitian mengenai sosial yang didasarkan pada interview, baik yang standar maupun yang mendalam.
Kemudian Estenberg juga membagi wawancara dalam 3 bagian, yakni wawancara berstruktur, wawancara semiterstruktur dan wawancara tidak
berstruktur. Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara semiterstruktur. Wawancara semiterstruktur sudah merupakan jenis wawancara yang
dikategorikan in-depth interview, dimana dalam pelaksanaannya lebih bebas bila dibandingkan dengan wawancara terstruktur. Tujuan dari wawancara jenis ini
adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak yang diajak wawancara dimintai pendapat dan ide-idenya. Dalam melakukan
wawancara dengan jenis seperti ini peneliti perlu mendengarkan secara teliti dan mencatat apa yang dikemukakan oleh informan.