Hasil Wawancara ANALISIS PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI

01. Pernyataan ini menetapkan dasar dalam penyajian laporan keuangan bertujuan umum untuk entitas syariah yang selanjutnya disebut ”laporan keuangan” supaya dapat dibandingkan baik dengan laporan keuangan periode sebelumnya maupun dengan laporan keuangan entitas syariah lain. Pernyataan ini mengatur persyaratan dalam penyajian laporan keuangan, struktur laporan keuangan, dan persyaratan minimal isi laporan keuangan. Dengan demikian jelas bahwa PSAK 101: Penyajian Laporan Keuangan Syariah tidak mengatur mengenai sanksi bagi entitas yang menyusun dan menyajikan laporan keuangan tidak sesuai dengan PSAK 101. Hal ini dikarenakan PSAK 101 mengatur tentang persyaratan penyajian laporan keuangan, struktur laporan keuangan, dan persyaratan minimal isi laporan keuangan. Mengenai tidak adanya sanksi atau teguran atas hal tersebut. Ø Dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah KDPPLKS pada Paragraf 01 dan 05 disebutkan bahwa, Tujuan dan Peranan 01. Kerangka dasar ini menyajikan konsep yang mendasari penyusunan dan penyajian laporan keuangan bagi para penggunanya. Tujuan kerangka dasar ini adalah untuk digunakan sebagai acuan bagi: a penyusun standar akuntansi keuangan syariah, dalam pelaksanaan tugasnya; b penyusun laporan keuangan, untuk menanggulangi masalah akuntansi syariah yang belum diatur dalam standar akuntansi keuangan syariah; c auditor, dalam memberikan pendapat mengenai apakah laporan keuangan disusun sesuai dengan prinsip akuntansi syariah yang berlaku umum; dan d para pengguna laporan keuangan, dalam menafsirkan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan yang disusun sesuai dengan standar akuntansi keuangan syariah. Ø Ruang Lingkup 05. Kerangka dasar ini membahas: a tujuan laporan keuangan; b karakteristik kualitatif yang menentukan manfaat informasi dalam laporan keuangan; dan c definisi, pengakuan, dan pengukuran unsur-unsur yang membentuk laporan keuangan. Berdasarkan paragraf 01 dan 05 tersebut, SAK Syariah tidak mengatur tentang sanksi atas entitas yang menyusun dan menyajikan laporan keuangan tidak sesuai dengan PSAK 101 ataupun KDPPLK Syariah. Pendapat atas kesesuaian laporan keuangan dengan prinsip syariah hanya diberikan oleh auditor dalam opini audit. Sedangkan untuk sanksi akan diberikan oleh regulator. 10 10 Hasil wawancara dengan IAI, 6 Februari, 10.02 AM. BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

1. PT. Asuransi Takaful Keluarga bisa dikatakan telah menerapkan PSAK 101 mengenai Penyajian Laporan Keuangan Syariah, baik PSAK no. 101 edisi tahun 2007 dan PSAK 101 edisi revisi tahun 2011. 2. Mengenai sejauh mana penerapan PSAK 101 revisi 2011 oleh PT. Asuransi Takaful Keluarga, berikut pemaparannya. Tabel .4 Perbandingan Laporan Keuangan Tahun 2011 dan 2012 Dalam Penerapan PSAK 101 Laporan Keuangan PT. Asuransi Takaful Keluarga Tahun 2011 Laporan Keuangan PT. Asuransi Takaful Keluarga Tahun 2012 Terdapatnya Laporan Perubahan Dana Tabarru’ pada komponen laporan keuangan pada tahun 2011 Terdapatnya Laporan Perubahan Dana Tabarru’ pada komponen laporan keuangan pada tahun 2012 Sudah ada pemisahan terhadap dana perusahaan dan dana peserta Terdapatnya Laporan Laba Rugi Komprehensif Telah berubahnya istilah Neraca menjadi Laporan Posisi Keuangan Telah berubahnya istilah Kewajiban menjadi Liabilitas Sudah ada pemisahan terhadap dana perusahaan dan dana peserta

B. Saran

Berdasarkan pembahasan dan hasil penelitian yang dilakukan serta difokuskan pada PT. Asuransi Takaful Keluarga mengenai Analisis Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 101 revisi 2011 mengenai Penyajian Laporan Keuangan Syariah, penulis memaparkan beberapa saran sebagai berikut: 1. PSAK Asuransi Syariah adalah peraturan yang berkekuatan hukum tetap. Fenomena ini berimbas pada perusahaan asuransi syariah yang harus menerapkan PSAK 101 mengenai Penyajian Laporan Keuangan Syariah dengan sebaik mungkin. Sejatinya, pihak lembaga terkait dengan entitas harus memiliki hubungan yang lebih memperhatikan penerapan PSAK Asuransi Syariah untuk menuju kearah yang lebih baik. Karena yang namanya “standar” dapat kita artikan sebagai acuan atau minimalnya. Maka entitas asuransi syariah seharusnya benar-benar mengacu pada PSAK Asuransi Syariah, dalam hal ini paling tidak minimal mengikuti apa yang ada pada PSAK Asuransi Syariah termasuk PSAK 101 mengenai Penyajian Laporan Keuangan Syariah. Sampai saat ini PT. Asuransi Takaful Keluarga melaksanakannya dengan baik. 2. Pemahaman bagi perusahaan asuransi syariah akan pentingnya penerapan PSAK 101 mengenai Penyajian Laporan Keuangan Syariah. Karena dengan pesatnya perkembangan asuransi syariah, tentu pencatatan laporan keuangan menjadi semakin kompleks dan lebih lengkap. DAFTAR PUSTAKA Agustianto dan Lutfi T Rizki. Fiqih Perencanaan Keuangan Syariah. Jakarta: Muda Mapan Publishing, 2010. Al Arif, M.Nur Rianto. Teori Mikro Ekonomi: Suatu Perbandingan Ekonomi islam dan Ekonomi Konvensional . Jakarta: Kencana, 2010. Ali, AM. Hasan. Asuransi Dalam Perspektif Hukum Islam: Suatu Tinjauan Analisis Historis, Teoritis, dan Praktis. Jakarta: Kencana, 2004 Amin, Ma’aruf dan Muhammad Syakir Sula. Asuransi Syariah Life and General: Konsep dan Sistem Operasional, Cet I. Jakarta: Gema Insani Pers,2004. Aminoto, Cokro. Cara Mudah Menulis Proposal Penelitian. Jakarta: M Publishing, 2013 Amrin, Abdullah. Asuransi Syariah, Keberadaan dan Kelebihannya Ditengah Asuransi Konvensional. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2006 Darmadi, Herman. Manajemen Asuransi. Bumi Aksara: Jakarta, 2000 Fatwa DSN No.21DSN-MUIX2001, Tentang Pedoman Umum Asuransi Syariah. Harahap, Sofyan Safri. Akuntansi Islam. Jakarta: BUMI AKSARA ,1997. Harahap, Sofyan Syafri. Akuntansi dan Nilai Islam. Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2004