dari ayat di atas untuk diterapkan pada praktek asuransi adalah dengan melakukan pembayaran premi asuransi berarti kita secara tidak langsung
telah ikut serta mengamalkan perilaku proteksi tersebut seperti yang telah dilakukan oleh Nabi Yusuf. Karena prinsip dasar dari bisnis asuransi
adalah proteksi perlindungan terhadap kejadian yang membawa kerugian ekonomi.
2. QS. Al-Maidah ayat 2
ۚ ۚ
ۘ ۖ
ۚ ۖ
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syiar-syiar Allah, dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram, jangan
mengganggu binatang-binatang had-ya, dan binatang-binatang qalaa- id, dan jangan pula mengganggu orang-orang yang mengunjungi
Baitullah sedang mereka mencari kurnia dan keridhaan dari Tuhannya dan apabila kamu telah menyelesaikan ibadah haji, maka bolehlah
berburu. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu kepada sesuatu kaum karena mereka menghalang-halangi kamu dari Masjidilharam,
mendorongmu berbuat aniaya kepada mereka. Dan tolong-menolonglah kamu dalam mengerjakan kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-
menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.
Ayat ini memuat perintah amr tolong-menolong antar sesama manusia. Dalam bisnis asuransi, nilai ini terlihat dalam praktek kerelaan anggota
nasabah perusahaan asuransi untuk menyisihkan dananya agar digunakan sebagai dana sosial tabarru. Dana sosial ini berbentuk
rekening tabarru pada perusahaan asuransi dan difungsikan untuk menolong salah satu anggota nasabah yang sedang mengalami musibah.
3. QS. Al-Hasyr ayat 18
ۖ ۚ
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk
hari esok akhirat; dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan
Dalam ayat ini dimaksudkan bahwa kita harus mempunyai nilai dasar semangat untuk melakukan proteksi terhadap kerugian di masa
mendatang.
4. QS. Al-A’raf ayat 34
ۖ ۖ
Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu; maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan
tidak dapat pula memajukannya. Manusia merupakan makhluk yang diciptakan Allah, untuk menjalani
kehidupannya di muka bumi. Namun dalam menjalankan kehidupannya tersebut manusia tidak mengetahui, sampai kapan ia akan terus hidup,
kapan ia akan jatuh sakit, kapan tertimpa musibah, kecelakaan serta kebakaran. Karena hal tersebut semata-mata hanyalah merupakan rahasia
Allah SWT.
5. QS. An-Nisa’ ayat 9
Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka
khawatir terhadap kesejahteraan mereka. Oleh sebab itu hendaklah