Teknik Analisis Data Metode Penelitian

yang didapat dari analisis isi dapat dihubungkan dengan atribut lain dari dokumen dan mempunyai relevansi teoritis yang tinggi. Definisi lain dari analisis isi yang sering digunakan adalah research technique for the objective, systematic and quantitative description of the manifest content of communication . Analisis isi harus dibedakan dengan berbagai metode penelitian lain di dalam penelitian tentang pesan, yang sifatnya meneliti pesan yang latent tersembunyi, kualitatif dan prosedurnya berbeda. Denis McQuail membuat dikotomi dalam riset analisis isi media yang terdiri dari dua tipe, yaitu message content analysis dan structural analysis of texts . Analisis isi yang termasuk di dalam message content analysis memiliki karakter sebagai berikut, quantitative, fragmentary, systematic, generalizing, extensive, manifest meaning, dan objective . Sementara itu, structural analysis of texts, dimana semiotika termasuk di dalamnya, memiliki karakter sebagai berikut, qualitative, holistic, selective, illustrative, specific, latent meaning, dan relative to reader. Analisis isi dapat digunakan untuk menganalisis semua bentuk komunikasi, baik surat kabar, berita radio, iklan televisi maupun semua bahan- bahan dokumentasi yang lain. Hampir semua disiplin ilmu sosial dapat menggunakan analisis isi sebagai teknikmetode penelitian. Holsti menunjukkan tiga bidang yang banyak mempergunakan analisis isi, yang besarnya hampir 75 dari keseluruhan studi empirik, yaitu penelitian sosioantropologis 27,7 persen, komunikasi umum 25,9, dan ilmu politik 21,5. Namun, analisis isi tidak dapat diberlakukan pada semua penelitian sosial. Analisis isi dapat dipergunakan jika memiliki syarat berikut. a. Data yang tersedia sebagian besar terdiri dari bahan-bahan yang terdokumentasi buku, surat kabar, pita rekaman, naskahmanuscript. b. Ada keterangan pelengkap atau kerangka teori tertentu yang menerangkan tentang dan sebagai metode pendekatan terhadap data tersebut. c. Peneliti memiliki kemampuan teknis untuk mengolah bahan bahandata-data yang dikumpulkannya karena sebagian dokumentasi tersebut bersifat sangat khasspesifik. Beberapa pembedaan antara analisis isi dengan metode penelitian yang lain: 1. Analisis isi adalah sebuah metode yang tak mencolok unobtrusive. Pemanggilan kembali informasi, pembuatan model modelling, pemanfaatan catatan statistik, dan dalam kadar tertentu, etno- metodologi, punya andil dalam teknik penelitian yang non-reaktif atau tak mencolok ini. 2. Analisis isi menerima bahan yang tidak terstruktur karena lebih leluasa memanfaatkan bahan tersebut dan ada sedikit kebebasan untuk mengolahnya dengan memanggil beberapa informasi. 3. Analisis isi peka konteks sehingga dapat memproses bentuk-bentuk simbolik. 4. Analisis isi dapat menghadapi sejumlah besar data. Metode content analysis merupakan analisis ilmiah tentang isi pesan suatu komunikasi. Dalam hal ini, content analysis mencakup klasifikasi tanda- tanda yang dipakai dalam komunikasi, menggunakan kriteria sebagai dasar klasifikasi, dan menggunakan teknik analisis tertentu sebagai pembuat prediksi. Deskripsi yang diberikan para ahli sejak Janis 1949, Berelson 1952 sampai Lindzey dan Aronson 1968 yang dikutip Albert Widjaya dalam desertasinya 1982 tentang content analysis menampilkan tiga syarat, yaitu: objektivitas, dengan menggunakan prosedur serta aturan ilmiah, generalitas, dari setiap penemuan studi mempunyai relevansi teoritis tertentu dan sistematis, seluruh proses penelitian sistematis dalam kategorisasi data. Sumber data yang dapat digunakan dalam analisis isi pun beragam. Pada prinsipnya, apapun yang tertulis dapat dijadikan sebagai data dan dapat diteliti dalam analisis isi. Sumber data yang utama adalah media massa, dapat pula coretan-coretan di dinding. Analisis isi juga dapat dilakukan dengan menghitung frekuensi pada level kata atau kalimat. Tahapan dalam content analysis adalah sebagai berikut. 3 3 Cokro Aminoto, Cara Mudah Menulis Proposal Penelitian, Jakarta: M Publishing, 2013 1. Unitizing pengunitan, adalah upaya untuk mengambil data yang tepat untuk kepentingan penelitian. Data-data tersebut seperti laporan keuangan PT. Asuransi Takaful Keluarga, PSAK 101, buku-buku referensi, berita, data-data dari internet serta data wawancara . 2. Sampling penyamplingan, adalah mencari sampel yang dapat digunakan dalam mendukung penelitian. Dalam hal ini berupa kutipan-kutipan ataupun contoh-contoh. 3. Reducing pengurangan adalah penyederhanaan dari unit-unit yang telah diperoleh, sehingga data yang didapat lebih efisien. Dalam hal ini unit berfokus pada laporan keuangan asuransi syariah. 4. Abductively inferring adalah melakukan penarikan kesimpulan melalui analisa yang lebih jauh, sehingga dapat timbul makna yang lebih luas, sebab-akibat serta arahan atau acuan. 5. Naratting penarasian adalah merupakan tahapan akhir yakni upaya dalam menjawab hasil dari penelitian yang telah dilakukan. Setelah semua data terkumpul dan telah dilakukan content analysis, maka penulis melanjutkan tahap analisis dengan menggunakan metode deskriptif analysis . Pada tahap ini, data dideskripsikan dan dianalisis sedemikian rupa sampai berhasil menyimpulkan kebenaran – kebenaran yang dapat digunakan untuk menjawab persoalan dalam penelitian ini. Data yang digunakan adalah Laporan Keuangan PT. Asuransi Takaful Keluarga pada tahun 2011 - 2012.

BAB IV ANALISIS PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI

KEUANGAN NO. 101 REVISI 2011 MENGENAI PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN SYARIAH

A. Hasil Penelitian

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan PSAK adalah suatu komponen kesatuan yang utuh dan komprehensif dalam pembahasan pencatatan transaksi keuangan asuransi syariah. Regulasi ini adalah solusi terbaik untuk mewujudkan perusahaan asuransi syariah yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah yang sesuai dengat syariat Islam. Berkaitan dengan pencatatannya, tentu Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan merupakan panduan atau standar yang baik bagi laporan keuangan syariah, khususnya asuransi syariah. Pada bab ini penulis menyajikan beberapa temuan dan hasil penelitian yang berkaitan dengan penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan no. 101 mengenai Penyajian Laporan Keuangan Syariah, khususnya pada asuransi syariah. Kemudian penulis paparkan pula mengenai hasil wawancara dengan pihak yang berkaitan langsung dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan no.101 mengenai Penyajian Laporan Keuangan Syariah. Namun sebelum membahas lebih dalam tentang penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan no. 101 mengenai Penyajian Laporan Keuangan Syariah, khususnya pada asuransi syariah, penulis akan memaparkan perincian komponen keuangan asuransi syariah secara singkat sebagai berikut: 1. Laporan posisi keuangan neraca Laporan ini menonjolkan berbagai unsur posisi keuangan yang diperlukan bagi penyajian secara komprehensif, dengan mencakup pos-pos berikut:  Aset kas dan setara kas, piutang kontribusi, piutang reasuransi, piutang murabahah,salam dan istishna, investasi pada entitas lain, properti investasi dan aset tetap dan akumulasi penyusutan.  KewajibanLiabilitas penyisihan kontribusi yang belum menjadi hak, utang klaim, klaim yang sudah terjadi tetapi belum dilaporkan, bagian reasuransi dari pihak lain atas klaim yang masih harus dibayar, bagian peserta atas surplus underwriting dana tabarru’ yang masih harus dibayar, utang reasuransi, utang dividen, utang pajak.  Dana peserta dana syirkah temporer mudharabah dan dana tabarru’  Ekuitas modal disetor, tambahan disetor dan saldo laba 2. Laporan surplus defisit underwriting dana tabarru’ Entitas asuransi syariah menyajikan laporan laba rugi peserta, dengan memperhatikan ketentuan dalam PSAK yang relevan, mencakup tetapi tidak terbatas pada: Kontribusi bruto, bagian reasuransi atas kontribusi, perubahan kontribusi yang belum menjadi hak, penerimaan kontribusi untuk periode berjalan, pembayaran klaim bruto, bagian reasuransi dan pihak lain atas klaim bruto,perubahan klaim yang masih harus dibayar, perubahan bagian reasuransi atas klaim yang masih harus dibayar, penyisihan teknis, beban pengelolaan asuransi, pendapatan investasi, surplus atau defisit underwriting dana tabarru’. 3. Laporan perubahan dana tabarru’ Entitas asuransi syariah menyajikan laporan perubahan dana tabarru’ yang mencakup, tetapi tidak terbatas pada pos-pos berikut: Surplus atau defisit periode berjalan, bagian surplus yang didistribusikan ke peserta dan atau surplus yang tersedia untuk dana tabarru’, saldo awal, saldo akhir. 4. Pada bagian ini ada perbedaan mengenai penyajian laporan laba rugi, yaitu:  Pada PSAK 101 edisi 2007 1 Pendapatan pengelolan asuransi, pendapatan pengelolaan investasi dana peserta, pendapatan pembagian surplus underwriting, pendapatan investasi, beban usaha, laba usaha, beban pajak dan laba neto.  Pada PSAK 101 edisi revisi 2011 2 1 Ikatan Akuntansi Indonesia, PSAK 101, Edisi 2007, h. 101.47 Pendapatan pengelolaan asuransi, pendapatan pengelolaan investasi dana peserta, pendapatan pembagian surplus underwriting , pendapatan investasi, beban usaha, laba usaha, beban pajak, laba rugi, pendapatan komprehensif lain, laba komprehensif. 5. Laporan perubahan ekuitas Laporan ini menyajikan hak redisual atas aktiva perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban. Entitas asuransi syariah menyajikan laporan perubahan ekuitas sesuai dengan PSAK yang relevan. 6. Laporan arus kas Laporan ini berisi informasi aliran arus kas masuk dan aliran kas keluar dari suatu perusahaan selama periode tertentu dalam penyajiannya. Informasi ini diklarifikasi menurut jenis kegiatan yang menyebabkan terjadinya arus kas masuk dan arus kas keluar tersebut. Kegiatan perusahaan umumnya terdiri dari tiga jenis yaitu: kegiatan operasional, kegiatan investasi serta kegiatan keuangan. 3 7. Laporan sumber dan penggunaan dana zakat Laporan sumber dan penggunaan dana zakat merupakan salah satu komponen utama laporan keuangan yang harus disajikan oleh entitas syariah. Unsur dasar laporan sumber dana penggunaan zakat meliputi 2 Ikatan Akuntansi Indonesia, PSAK 101, Edisi Revisi 2011, h. 101.67 3 www.esharianomics.com