QS. Al-Maidah ayat 2 QS. Al-Hasyr ayat 18

4. QS. Al-A’raf ayat 34

ۖ ۖ Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu; maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat pula memajukannya. Manusia merupakan makhluk yang diciptakan Allah, untuk menjalani kehidupannya di muka bumi. Namun dalam menjalankan kehidupannya tersebut manusia tidak mengetahui, sampai kapan ia akan terus hidup, kapan ia akan jatuh sakit, kapan tertimpa musibah, kecelakaan serta kebakaran. Karena hal tersebut semata-mata hanyalah merupakan rahasia Allah SWT.

5. QS. An-Nisa’ ayat 9

Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap kesejahteraan mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar. Dalam kehidupannya manusia memiliki potensi mendapatkan musibah dan bencana yang mungkin tidak diduga sebelumnya, dan oleh karenanya manusia diminta untuk mempersiapkan diri, menghadapi berbagai kemungkinan musibah yang akan menimpanya, sehingga tidak menimbulkan kemadharatan bagi orang-orang yang ditinggalkannya

2. Sunnah Nabi

Rasulullah SAW, sangat memperhatikan kehidupan yang akan terjadi di masa mendatang. Di saat seseorang akan meninggal dunia, meninggalkan ahli waris keluarga dengan kecukupan materi, dalam pandangan Rasulullah sangatlah baik daripada meninggalkan mereka dalam keadaan keadaan terlantar. Seperti dalam sabdanya, yang artinya: “Diriwayatkan dari Amr bin Sa’ad bin Abi Waqasy, telah bersabda Rasulullah SAW: Lebih baik jika engkau meninggalkan anak-anakmu ahli waris dalam keadaan kaya raya dari pada meninggalkan mereka dalam keadaan miskin kelaparan yang meminta-minta kepada manusia lainnya” Diriwayatkan dari Nu’man bin Basyir ra, telah bersabda Rasulullah SAW: “Perumpamaan orang-orang yang beriman dalam cinta, kasih sayang dan kelemah lembutan diantara mereka adalah seperti satu tubuh. Apabila terdapat satu anggota tubuh yang sakit, maka seluruh anggota tubuh yang lain akan turut merasakannya seperti tidak bisa tidur dan demam.” Maksudnya adalah di antara sesama kaum muslimin, kita diperintahkan untuk saling tolong menolong bantu membantu, khususnya terhadap yang mendapatkan kesulitan. Maka asuransi syariah merupakan proteksi yang bukan hanya bermanfaat untuk diri sendiri dan keluarga, namun juga bermanfaat bagi orang lain. Karena dalam berasuransi syariah, kita bisa saling tolong menolong dengan sesama peserta asuransi yang diambil dari dana tabarru dan sesuai dengan Al Quran dan Al Hadits.

3. Landasan Teori Akuntansi Syariah

Awalnya akuntansi merupakan bagian dari ilmu pasti, yaitu bagian dari ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan masalah hukum alam dan perhitungan yang memiliki kebenaran absolut. Penemuan metode baru dalam akuntansi kekinian senantiasa mengalami penyesuaian dengan kondisi