4. QS. Al-A’raf ayat 34
ۖ ۖ
Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu; maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan
tidak dapat pula memajukannya. Manusia  merupakan  makhluk  yang  diciptakan  Allah,  untuk  menjalani
kehidupannya  di  muka  bumi.  Namun  dalam  menjalankan  kehidupannya tersebut  manusia  tidak  mengetahui,  sampai  kapan  ia  akan  terus  hidup,
kapan  ia  akan  jatuh  sakit,  kapan  tertimpa  musibah,  kecelakaan  serta kebakaran. Karena hal tersebut semata-mata hanyalah merupakan rahasia
Allah SWT.
5. QS. An-Nisa’ ayat 9
Dan  hendaklah  takut  kepada  Allah  orang-orang  yang  seandainya meninggalkan  dibelakang  mereka  anak-anak  yang  lemah,  yang  mereka
khawatir  terhadap  kesejahteraan  mereka.  Oleh  sebab  itu  hendaklah
mereka  bertakwa  kepada  Allah  dan  hendaklah  mereka  mengucapkan perkataan yang benar.
Dalam  kehidupannya  manusia  memiliki  potensi  mendapatkan  musibah dan bencana yang mungkin tidak diduga sebelumnya, dan oleh karenanya
manusia  diminta  untuk  mempersiapkan  diri,  menghadapi  berbagai kemungkinan  musibah  yang  akan  menimpanya,  sehingga  tidak
menimbulkan kemadharatan bagi orang-orang yang ditinggalkannya
2. Sunnah Nabi
Rasulullah  SAW,  sangat  memperhatikan  kehidupan  yang  akan  terjadi  di masa mendatang. Di saat seseorang akan meninggal dunia, meninggalkan
ahli  waris  keluarga  dengan  kecukupan  materi,  dalam  pandangan Rasulullah sangatlah baik daripada meninggalkan mereka dalam keadaan
keadaan terlantar. Seperti dalam sabdanya, yang artinya: “Diriwayatkan  dari  Amr  bin  Sa’ad  bin  Abi  Waqasy,  telah  bersabda
Rasulullah  SAW:  Lebih  baik  jika  engkau  meninggalkan  anak-anakmu ahli  waris  dalam  keadaan  kaya  raya  dari  pada  meninggalkan  mereka
dalam keadaan miskin kelaparan yang meminta-minta kepada manusia lainnya”
Diriwayatkan  dari  Nu’man  bin  Basyir  ra,  telah  bersabda  Rasulullah SAW:  “Perumpamaan  orang-orang  yang  beriman  dalam  cinta,  kasih
sayang dan kelemah lembutan diantara mereka adalah seperti satu tubuh. Apabila  terdapat  satu  anggota  tubuh  yang  sakit,  maka  seluruh  anggota
tubuh  yang  lain  akan  turut  merasakannya  seperti  tidak  bisa  tidur  dan demam.”
Maksudnya  adalah  di  antara  sesama  kaum  muslimin,  kita  diperintahkan untuk  saling  tolong  menolong    bantu  membantu,  khususnya  terhadap
yang mendapatkan kesulitan.
Maka asuransi syariah merupakan proteksi yang bukan hanya bermanfaat untuk  diri  sendiri  dan  keluarga,  namun  juga  bermanfaat  bagi  orang  lain.
Karena  dalam  berasuransi  syariah,  kita  bisa  saling  tolong  menolong dengan sesama peserta asuransi yang diambil dari dana tabarru dan sesuai
dengan Al Quran dan Al Hadits.
3. Landasan Teori Akuntansi Syariah
Awalnya  akuntansi  merupakan  bagian  dari  ilmu  pasti,  yaitu  bagian  dari ilmu  pengetahuan  yang  berhubungan  dengan  masalah  hukum  alam  dan
perhitungan yang memiliki kebenaran absolut. Penemuan metode baru dalam akuntansi  kekinian  senantiasa  mengalami  penyesuaian  dengan  kondisi