39
II. B. Anak Pra Sekolah II. B. 1. Pengertian Anak Pra Sekolah
Menurut Biechler dan Snowman 1993 anak pra sekolah adalah mereka yang berusia antara tiga sampai enam tahun. Usia tersebut mereka biasanya
mengikuti program pendidikan pra sekolah. Anak pra sekolah di Indonesia, umumnya mengikuti program Tempat Penitipan Anak TPA, Kelompok Bermain
KB, dan mengikuti program Taman Kanak-Kanak TK. Pada dasarnya program pendidikan pra sekolah yang ada di Indonesia terbagi menjagi tiga bagian, yakni
program pendidikan pra sekolah formal, non formal, dan informal. Menurut teori Erik Erikson dalam Patmonodewo, 2003 yang
membicarakan perkembangan kepribadian seseorang dengan titik berat pada perkembangan psikososial tahapan nol sampai satu tahun, berada pada tahapan
orang sensorik dengan krisis emosi antara trust versus mistrust, tahapan tiga sampai enam tahun anak berada dalam tahapan dengan krisis autonomy versus
shame and doubt dua sampai tiga tahun, initiative versus guilt empat sampai
lima tahun dan tahap usia enam sampai sebelas tahun mengalami krisis industry versus inferiority
. Menurut teori Piaget dalam Patmonodewo, 2003 yang membicarakan
perkembangan kognitif, perkembangan dari tahapan sensorimotor nol sampai dua tahun, pra operasional dua sampai tujuh tahun, operasional konkret tujuh
sampai dua belas tahun, dan operasional formal dua belas sampai lima belas tahun, maka perkembangan kognitif anak masa pra sekolah berada pada tahap pra
operasional.
Universitas Sumatera Utara
40 Disimpulkan bahwa anak pra sekolah adalah mereka yang berusia antara
tiga sampai enam tahun. Mereka biasanya mengikuti program pra sekolah dan kindergarten
. Umumnya di Indonesia anak pra sekolah mengikuti program Tempat Penitipan Anak TPA, Kelompok Bermain KB, dan program Taman
Kanak-Kanak TK.
II. B. 2. Ciri-Ciri Anak Pra Sekolah
Snowman dalam Patmonodewo, 2000 mengemukakan ciri-ciri anak pra sekolah 3-6 tahun yang biasanya berada di Taman Kanak-Kanak. Ciri-ciri yang
dikemukakan meliputi aspek fisik, sosial, emosi dan kognitif anak.
a. Ciri fisik
Anak pra sekolah umumnya sangat aktif. Mereka memiliki penguasaan kontrol terhadap tubuhnya dan sangat suka melakukan kegiatan yang dilakukan
sendiri. Setelah melakukan berbagai kegiatan, anak pra sekolah membutuhkan istirahat yang cukup. Otot-otot besar pada anak pra sekolah lebih berkembang dari
control terhadap jari dan tangan. Oleh karena itu, mereka biasanya belum terampil dalam melakukan kegiatan yang agak rumit seperti mengikat tali sepatu. Anak pra
sekolah juga sering mengalami kesulitan apabila harus memfokuskan perhatiannya pada objek-objek yang kecil ukurannya. Walaupun tubuh anak ini
lentur, tetapi tengkorak kepala mereka masih lunak. Selain itu, walaupun anak laki-laki lebih besar, akan tetapi anak perempuan lebih terampil dalam tugas yang
praktis.
Universitas Sumatera Utara
41
b. Ciri sosial
Umumnya pada tahap ini mereka mempunyai satu atau dua sahabat, tetapi sahabat ini cepat berganti. Kelompok bermainnya cenderung kecil dan tidak
terlalu terorganisir dengan baik. Anak yang lebih muda sering kali bermain. Kelompok bermainnya cenderung kecil dan tidak terlalu terorganisir dengan baik.
Anak yang lebih muda sering kali bermain bersebelahan dengan anak yang lebih tua. Selain itu permainan mereka juga bervariasi sesuai dengan kelas sosial dan
gender. Sering terjadi perselisihan tetapi kemudian berbaikan kembali. Pada anak pra sekolah juga sudah menyadari peran jenis kelamin dan sextyping.
c. Ciri emosional
Anak pra sekolah cenderung mengekspresikan perasaan secara bebas dan terbuka. Iri hati juga sering terjadi diantara mereka dan anak pra sekolah pada
umumnya sering kali merebut perhatian guru.
d. Ciri kognitif
Anak pra sekolah umumnya sudah terampil dalam berbahasa. Kompetensi anak juga perlu dikembangkan melalui interaksi, minat, kesempatan, memahami
dan kasih sayang.
II. B. 3. Tahap Perkembangan Masa Kanak-Kanak Awal
Menurut Mc Devita dan Ormord dalam Rifai 1993 ada beberapa perkembangan yang dijalani oleh anak pada masa kanak-kanak awal usia dua
samapai enam tahun yaitu perkembangan fisik, kognitif, intelegensi, perkembangan bahasa, kemampuan literasi, emosional, moral, sosial,
perkembangan motivasi serta hubungan interpersonal.
Universitas Sumatera Utara
42 1. Perkembangan fisik
a. Hilangnya kesan bayi montok dengan pertumbuhan tangan dan kaki yang memanjang, serta fisik yang semakin proporsional.
b. Energi yang tidak habisnya untuk aktivitas motorik seperti berlari, berguling, memanjat dan berayun.
c. Kemampuan motorik lain seperti menggunakan pensil dan gunting. 2. Perkembangan kognitif
a. Perkembangan bahasa yang cepat b. Berpikir bahwa standar yang diberikan orang dewasa adalah tidak logis
c. Sering berbicara sendiri d. Bermain sosiodramatik
e. Sedikit pemahaman tentang bagaimana orang dewasa menginterpretasikan suatu keadaan
3. Intelegensi a. Keberhasilan dalam mengerjakan tes seperti nama-nama objek, menyusun
balok, menggambar lingkaran, menggambar persegi, mengingat daftar sederhana serta mengikuti perintah sederhana
b. Perhatiannya sangat singkat c. Skor tes yang bervariasi
4. Perkembangan bahasa a. Berkembangnya perbendaharaan kata dan sintaksis
b. Pemahaman yang tidak komplit pada kata-kata tertentu misalnya generalisasi, serta kebingungan tentang perbedaan kuantitasjumlah.
Universitas Sumatera Utara
43 c. Pemahaman yang dangkal tentang arti “mendengarkan yang baik”
d. Kesulitan dalam mengucapkan beberapa fonem tertentu seperti huruf “r” e. Meningkatkan kemampuan dalam membuat naratif
5. Perkembangan kemampuan literasi a. Menggunakan materi bacaan dalam aktivitas bermain
b. Meningkatkan kemampuan pada pengenalan huruf dan bunyi huruf c. Mengidentifikasikan beberapa kata yang biasa digunakan
6. Perkembangan emosional a. Keinginan untuk dekat dengan orang tua ketika merasa takut, sakit dan
lain sebagainya b. Keadaan emosi yang bervariasi misalnya senang, sedih, takut, marah dan
lain-lain c. Mulai adanya kesadaran diri akan rasa malu dan rasa bersalah
d. Pemahaman akan karakteristik yang unik, bakat dan kelemahan yang belum sempurna
e. Sifat yang optimis tentang tugas-tugas akademis dan tugas-tugas fisik dapat diselesaikan
7. Emosional dan pemahaman sosial a. Timbulnya kesadaran akan mental dan emosi seseorang
b. Meningkatnya kemampuan untuk mengerti perspektif orang lain, dengan tanda-tanda empati pada distress yang dialami olah orang lain
c. Sedikittidak ada pengetahuan tentang institusi sosial
Universitas Sumatera Utara
44 d. Kesadaran bahwa perilaku dapat menimbulkan kerusakan fisik dan
psikologis e. Lebih memperhatikan kebutuhan diri sendiri daripada kebutuhan orang
lain 8. Perkembangan motivasi
a. Sedikit pemahaman tentang alasan pada kesuksesan dan kegagalan b. Fokus hanya pada tujuan utama
c. Fokus untuk memperoleh izin dari orang dewasa daripada teman sebaya untuk melakukan berbagai hal
d. Terlalu percaya diri tentang kemampuan diri dan performa tertentu 9. Hubungan interpersonal
a. Marah ketika keinginan tidak tercapai b. Sangat agresif terhadap teman sebaya
c. Lebih agresif secara verbal daripada secara fisik d. Agresi lebih tinggi ketika mereka sudah saling kenal
e. Ada hierarki dalam bermain
II. B. 4. Tugas Perkembangan Masa Kanak-Kanak Awal