dipelajari cara membangun komunikasi dalam menyampaikan saran yang tidak elegan secara eksplisit.
Berikutnya, pemunculan ketiga yang paling banyak yaitu
fungsi implikatur untuk menegaskan. Partisipan melanggar
maksim kuantitas dengan implikaturnya berfungsi untuk
menegaskan hal yang perlu menjadi perhatian. Hal tersebut juga terjadi pada maksim relevansi.
Fungsi implikatur terakhir yaitu untuk menyindir. Sama
halnya dengan
kasus menyarankan,
terkadang sindiran
disampaikan secara eksplisit dan implisit. Dalam penelitian ini, sindiran disampaikan secara implisit. Hal tersebut dilakukan oleh
Junimart Girsang. Hal itu dapat dijadikan pelajaran dalam membangun komunikasi yang efektif. Dalam hal ini, seseorang
tidak harus secara eksplisit dalam menyampaikan sindiran.
C. Implikasi Acara Debat TV One dalam Pembelajaran Bahasa
Indonesia di SMA
Selama ini dikenal adanya paragraf argumentatif sebagai salah satu jenis paragraf dari total lima jenis paragraf yang ada. Pada kurikulum 2013
paragraf argumentatif atau argumentasi terintegrasi dan merupakan bagian dari teks eksposisi. Hal itu bisa diketahui dari buku Bahasa Indonesia kelas
X yang dikeluarkan oleh pemerintah. Berdasarkan buku tersebut, penyusunan teks eksposisi yang benar yaitu strukturnya pernyataan
pendapat tesisargumentasipenegasan ulang pendapat. Jadi, sebagai penegas dan simpulan yaitu argumentasi merupakan bagian dari
penyusunan teks eksposisi. Debat dapat diimplementasikan dalam Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan ataupun dalam Kurikulum 2013. Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, pada kelas X terdapat standar kompetensi untuk aspek
keterampilan berbicara yaitu mengungkapkan komentar terhadap informasi dari berbagai sumber. Dalam standar kompetensi tersebut, ada
dua kompetensi dasar yang diharapkan dimiliki oleh siswa yaitu dapat memberikan kritik terhadap informasi dari media cetak dan atau elektronik
serta memberikan persetujuandukungan terhadap artikel yang terdapat dalam media cetak dan atau elektronik.
Memberikan kritik berarti tidak setuju dengan isi informasi atau berita sedangkan memberi persetujuan berarti ikut mengafirmasi isi
informasi atau berita. Hal tersebut tentu sama dengan hakikat debat yang mempertemukan pihak yang setuju dengan pihak yang tidak setuju atau
kontra. Dalam implementasinya, guru mempunyai dua pilihan yaitu: 1 memulai dari kompetensi dasar yang pertama dilanjutkan kompetensi
dasar yang kedua dan terakhir melakukan evaluasi dengan menggunakan metode debat dalam pembelajaran; 2 menggabungkan kedua kompetensi
dasar tersebut dalam satu rancangan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode debat dalam pembelajaran.
Adapun implementasi dalam Kurikulum 2013 sudah disinggung sebelumnya di atas yaitu dalam pembelajaran materi teks eksposisi kelas X
SMA. Dalam buku Bahasa Indonesia SMA kelas X buku pelajaran dengan menggunakan kurikulum 2013 yang dikeluarkan pemerintah
disajikan teks “untung rugi perdagangan bebas”. Peserta didik diminta untuk menentukan sikap: setuju atau tidak setuju dengan adanya
perdagangan bebas. Dengan demikian, ada dua kelompok yang terbentuk dalam kelas yaitu kelompok yang setuju dengan perdagangan bebas dan
kelompok yang tidak setuju dengan perdagangan bebas. Jadi, metode debat dapat digunakan dalam pembelajaran tersebut karena debat
mempertemukan dua pihak yang berbeda pendapat dan mencari pendapat yang paling logis dan ideal.
Permasalahannya, debat
kurang dimaksimalkan
dalam pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya di tingkat SMA. Peserta didik
pada umumnya mengikuti atau terlibat dalam kegiatan debat hanya pada saat turnamen debat. Padahal, jika dipraktikkan dalam pembelajaran, debat
dapat melatih daya analisis berpikir; logis, sistematis, dan kritis. Peserta
didik tidak hanya sekadar mampu membuat paragraf argumentasi atau teks eksposisi secara tertulis, melainkan mampu mengemukakan pendapat dan
argumentasi yang ditulisnya itu serta mempertanggungjawabkan dan meyakinkan bahwa pendapat dan argumentasinya logis dan ideal. Debat di
kelas dapat dimanfaatkan sebagai latihan bagi peserta didik sebelum terjun langsung ke turnamen debat.
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pengantar dan stimulan bagi peserta didik untuk mengenal lebih dalam tentang debat.
Peserta didik dapat melihat dan mempelajari cara membangun sebuah argumentasi terhadap pandangan yang diyakini. Guru juga dapat
menjelaskan cara membangun komunikasi yang efektif dan santun dengan memanfaatkan pelanggaran prinsip kerja sama dan implikatur yang
terdapat dalam penelitian ini. Dalam berkomunikasi, sebenarnya peserta didik akrab dengan implikatur, tetapi tidak disadari oleh peserta didik.
Contohnya sebagai berikut: Sinta:
“Bagaimana menurutmu setelah 1 bulan Tio jadi Ketua?” Dewi:
“Seorang pemimpin itu seharusnya menjadi teladan buat para anggotanya
” Pada contoh kasus di atas, Dewi memaksimalkan pragmatik dalam
tuturannya. Dewi melanggar maksim relevansi karena tuturannya tidak relevan dengan yang ditanyakan, tetapi implikaturnya menjawab
pertanyaan Sinta. Implikatur yang terkandung yaitu Tio tidak pantas atau tidak layak menjadi ketua Osis. Hal seperti itu yang harus dijembatani oleh
guru, dalam menjelaskan hasil penelitian ini, khususnya berkaitan dengan cara membangun komunikasi yang efektif dan santun. Hal itu dilakukan
untuk membentuk daya retorika peserta didik. Dalam berkomunikasi tidak semua hal disampaikan secara eksplisit dan tidak semua peserta didik
mampu atau mempunyai retorika yang baik. Selain hal tersebut, guru juga dapat menerangkan kesalahan-kesalahan yang terjadi dalam acara Debat
TV One seperti yang sudah dijelaskan pada subbab sebelumnya.
Debat berbeda dengan diskusi yang sering dilakukan oleh peserta didik pada umumnya. Diskusi umumnya mencari kesepakatan bersama
atau bertukar pendapat untuk menyelesaikan sebuah persoalan. Berbeda halnya dengan debat, yang berupaya meyakinkan dan mempengaruhi
orang dengan pendapatnya kemudian orang tersebut ikut setuju dengan pendapatnya tersebut.
Adapun format debat yang dapat digunakan bisa dengan format debat British Parliamentary System, World Schools, atau juga dapat
menggunakan format debat TV One. Pada prinsipnya, apapun format debat yang dipakai nanti dalam pembelajaran, hasil penelitian ini
setidaknya dapat digunakan dan bermanfaat seperti hal yang sudah dijelaskan sebelumnya.