Latar Belakang Masalah Pelanggaran Prinsip Kerja Sama dan Implikatur dalam Acara Debat TV One serta Implikasinya terhadap Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA

di antaranya terkait aspek etika atau kesopanan, tidak ingin menyampaikan maksudnya secara terang-terangan, dan ingin menyindir secara halus. Salah satu tema yang dibahas dalam acara Debat TV One yaitu berkenaan dengan KPK dan Polri. Pada pertengahan hingga menjelang akhir Januari semua perhatian masyarakat tertuju kepada KPK dan Polri. Pada awalnya hanya soal penetapan tersangka calon Kapolri yaitu Budi Gunawan oleh KPK hingga kemudian asumsi berkembang terjadi kisruh atau meminjam istilah Presiden terjadi “gesekan” di kedua institusi ini setelah ditetapkannya salah satu Komisioner KPK yaitu Bambang Widjojanto menjadi tersangka oleh Bareskrim Polri. Budi Gunawan ditetapkan menjadi tersangka oleh KPK terkait “dugaan korupsi berupa penerimaan hadiah atau janji selama menjabat Kepala Biro Pembinaan Karier Deputi Sumber Daya Manusia Polri periode 2003- 2006 dan jabatan lainnya di kepolisian”. 1 Pada kasus lainnya, Bambang Widjojanto ditetapkan tersangka oleh Bareskrim Polri terkait dugaan memengaruhi saksi dalam memberikan keterangan tidak benar dalam sidang perkara sengketa Pilkada Kotawaringin Barat di Mahkamah Konstitusi. Beranjak dari situlah kemudian peneliti tergerak untuk melakukan penelitian terhadap acara Debat dengan tema tersebut. Dalam penelitian kali ini peneliti mengambil edisi yang pertama atau judul yang pertama tema tentang KPK dan Polri yaitu Adu Aksi KPK−Polri yang berlangsung dan tayang pada hari Senin, 26 Januari 2015. Alasannya yaitu sebagai dasar pengetahuan terhadap sesuatu yang terjadi antara KPK dan Polri sehingga diharapkan ini menjadi fondasi awal pengetahuan bagi peneliti serta pembaca yang terjadi antara KPK dan Polri. Peneliti tergerak ingin mengetahui kepatuhan para narasumber tersebut terhadap prinsip kerja sama. Jika terjadi pelanggaran prinsip kerja sama maka apa implikatur atau hal yang diimplikasikan dalam 1 RYO dkk, “Presiden Pertimbangkan KPK” , Surat Kabar Harian Kompas, 14 Januari, 2015, Hlm. 1 dan Hlm. 15 kol 5-7 pelanggaran tersebut. Tentunya ini akan dapat menambah informasi sehingga mengetahui lebih dalam hal-hal yang terjadi dalam arena perdebatan tersebut khususnya tentang yang terjadi antara KPK dan Polri, suatu hal yang menjadi perhatian masyarakat luas. Disertakan pula fungsi implikatur dari pelanggaran prinsip kerja sama yang dilakukan. Pada akhirnya akan dapat diketahui maksim yang sering dilanggar oleh partisipan dalam interaksi komunikasi debat khususnya model debat TV One, fungsi implikatur yang paling banyak digunakan serta kesalahan- kesalahan yang terdapat dalam interaksi komunikasi debat tersebut. Hal ini penelitian nantinya turut serta dapat dimanfaatkan dalam bidang pendidikan, khusunya dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di SMA. Debat merupakan sarana yang baik bagi peserta didik untuk menumbuhkembangkan kemampuannya, tidak hanya dari aspek retorikanya atau kemampuan berbicaranya melainkan juga melatih daya analisa berpikirnya ; logis, sistematis, dan kritis. Debat bisa diimplementasikan baik pada Kurikulum 2013 maupun pada KTSP Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Pada Kurikulum 2013 khususnya pada materi pelajaran kelas X SMA ada materi tentang teks eksposisi yang menuntut peserta didik mampu membuat teks eksposisi dengan struktur teks eksposisi yaitu ; pernyataan pendapat tesisargumentasipenegasan ulang pendapat. Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan terdapat juga pada materi pelajaran kelas X SMA yaitu materi tentang paragraf argumentatif. Jadi ketika metode debat dipakai sebagai metode pembelajaran maka peserta didik tidak hanya sekadar mampu membuat teks eksposisi atau paragraf argumentasi secara tulisan melainkan mampu mengemukakan pendapat dan argumentasi yang ditulisnya itu serta mempertanggungjawabkan dan meyakinkan bahwa pendapat dan argumentasinya itulah yang paling logis dan ideal. Mengingat suatu permasalahan yang terjadi atau yang ada dalam realitas kehidupan tidak mungkin peserta didik seragam dan serempak, pasti di dalamnya terdapat perbedaan pendapat dan pandangan. Dari acara Debat TV One inilah peserta didik dapat melihat dan belajar cara membangun sebuah argumentasi terhadap sebuah pandangan yang diyakini. Selain hal tersebut peserta didik juga dapat belajar cara berkomunikasi yang efektif dan santun. Peserta didik juga dapat belajar dari kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh partisipan dalam debat yang tentunya akan dapat merugikan diri sendiri maupun teman kelompok dalam suatu debat yang akan dilakukan oleh peserta didik nantinya.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, masalah-masalah dalam penelitian ini dideskripsikan sebagai berikut: 1. Adanya bentuk-bentuk pematuhan prinsip kerja sama dalam tuturan para partisipan Debat TV One 2. Adanya bentuk-bentuk pelanggaran prinsip kerja sama dalam tuturan para partisipan Debat TV One 3. Adanya Implikatur yang terkandung dalam bentuk-bentuk pelanggaran prinsip kerja sama dalam tuturan para partisipan Debat TV One 4. Adanya implikatur konvensional, implikatur skala, dan hedges atau pembatas dalam tuturan para partisipan Debat TV One 5. Adanya fungsi implikatur dalam bentuk-bentuk pelanggaran prinsip kerja sama dalam tuturan para partisipan Debat TV One

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka dilakukan pembatasan masalah sesuai dengan apa yang menjadi sasaran awal peneliti dan keinginan peneliti. Penelitian ini difokuskan pada bentuk-bentuk pelanggaran prinsip kerja sama dalam acara Debat TV One beserta dengan implikatur yang terkandung dalam pelanggaran prinsip kerja sama tersebut serta fungsinya.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas maka dilakukan perumusan masalah. Adapun rumusan masalahnya sebagai berikut: 1. Bagaimana bentuk-bentuk pelanggaran prinsip kerja sama dan implikaturnya dalam acara Debat TV One? 2. Apa fungsi implikatur dalam acara Debat TV One? 3. Bagaimana implikasi hasil penelitian ini terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dari penelitian ini yaitu: 1. Mendeskripsikan bentuk-bentuk pelanggaran prinsip kerja sama dan implikaturnya dalam acara Debat TV One 2. Mendeskripsikan fungsi implikatur dalam pelanggaran prinsip kerja sama dalam acara Debat TV One 3. Mendeskripsikan implikasi hasil penelitian ini terhadap pembelajaran bahasa Indonesia di SMA

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat-manfaat dalam penelitian ini baik secara teoritis maupun secara praktis yaitu sebagai berikut : 1. Manfaat Teoretis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih terhadap bidang linguistik khususnya dan pembelajaran bahasa di SMA. 2. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk berbagai kalangan di antaranya : a. Pembaca Hasil penelitian ini memberikan informasi tentang bentuk-bentuk pelanggaran prinsip kerja sama dalam acara Debat TV One serta implikatur yang dikandungnya dan juga fungsi implikatur tersebut. b. Guru Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk menjelaskan bentuk-bentuk pelanggaran prinsip kerja sama dalam acara Debat TV One serta implikatur yang dikandungnya dan juga fungsi implikatur tersebut. Dalam hal tersebut, bisa disertakan penjelasan cara membangun sebuah komunikasi yang efektif dan santun serta menjelaskan kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh partisipan debat sebagai pelajaran untuk peserta didik. c. Peserta didik Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi siswa dalam mempelajari cara membangun sebuah komunikasi yang efektif dan santun dalam sebuah debat. Peserta didik pun dapat mempelajari kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh partisipan debat yang dapat merugikan diri sendiri maupun teman kelompok dalam debat. Peserta didik dapat mempraktikannya ketika terlibat atau mengikuti lomba debat. 9 BAB II LANDASAN TEORI

A. Pragmatik

Pragmatik merupakan salah satu cabang dari ilmu linguistik. Kunjana Rahardi menyebutkan bahwa “cabang-cabang ilmu di dalam entitas linguistik itu secara berturut-turut dapat disebutkan sebagai berikut: 1 fonologi, 2 morfologi, 3 sintaksis, 4 semantik, 5 pragmatik”. 1 Pragmatik merupakan cabang ilmu yang paling muda di antara cabang ilmu yang lainnya sehingga “ilmu pragmatik sering dikatakan sebagai young science ”. 2 Nuri Nuraidah dalam bukunya menyatakan bahwa “pragmatik telah tumbuh di Eropa pada 1940-an dan berkembang di Amerika sejak 1970- an”. 3 Lebih lanjut Nuri Nuraidah menjelaskan bahwa “seorang tokoh bernama Morris dianggap sebagai peletak dasar lewat pandangannya tentang semiotik. Ia membagi ilmu tanda itu menjadi tiga cabang: sintaksis, semantik, dan pragmatik”. 4 Morris atau yang lebih lengkapnya Charles Morris “mendasarkan pemikirannya pada gagasan filsuf-filsuf pendahulunya, seperti Charles Sanders Pierce dan John Locke yang banyak menggeluti ilmu tanda dan ilmu lambang semasa hidupnya. Ilmu tanda dan ilmu lambang yang mereka pelajari itu dinamakan semiotika semiotics ”. 5 Dengan kata lain, pragmatik lahir dari tangan Charles Morris, ia mengembangkan pemikiran para filsuf-filsuf pendahulunya dengan membagi ilmu tanda semiotika tersebut yang salah satunya yaitu pragmatik. 1 R. Kunjana Rahardi, Sosiopragmatik, Jakarta : Erlangga, 2009, hlm. 20. 2 R. Kunjana Rahardi, Pragmatik Kesantunan Imperatif Bahasa Indonesia, Jakarta : Erlangga, 2006, hlm. 47. 3 Nuri Nuraidah, Wacana Politik Pemilihan Presiden di Indonesia,Yogyakarta: Smart Writing, 2014, hlm.27. 4 Ibid. 5 Rahardi. loc.cit.

Dokumen yang terkait

Prinsip kerja sama dalam humor dialog cekakak-cekikik Jakarta Karya Abdul Chaer serta implikasinya terhadap pembelajaran bahasa Indonesia

3 14 165

IMPLIKATUR KONVENSIONAL DALAM STRUKTUR JOKE ACARA STAND UP COMEDY SEASON 5 DI KOMPAS TV DAN IMPLIKASINYA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMA

6 36 75

PELANGGARAN PRINSIP KERJA SAMA DAN PRINSIP KESOPANAN DALAM ACARA SHOW_ IMAH DI TRANS TV YANG DITAYANGKAN Pelanggaran Prinsip Kerja Sama Dan Prinsip Kesopanan Dalam Acara SHOW_IMAH Di Trans TV Yang Ditayangkan Pada Bulan Februari 2013 (Tinjauan Pragmatik)

0 2 12

PELANGGARAN PRINSIP KERJA SAMA DAN PRINSIP KESOPANAN DALAM ACARA SHOW_ IMAH DI TRANS TV YANG DI TAYANGKAN Pelanggaran Prinsip Kerja Sama Dan Prinsip Kesopanan Dalam Acara SHOW_IMAH Di Trans TV Yang Ditayangkan Pada Bulan Februari 2013 (Tinjauan Pragmatik

1 3 20

PELANGGARAN PRINSIP KERJA SAMA DAN IMPLIKATUR WACANA HUMOR DALAM RUBRIK “MESEM” Pelanggaran Prinsip Kerja Sama Dan Implikatur Wacana Humor Dalam Rubrik “Mesem” Surat Kabar Harian Warta Jateng.

0 1 12

PELANGGARAN PRINSIP KERJA SAMA DAN IMPLIKATUR WACANA HUMOR DALAM RUBRIK “MESEM” Pelanggaran Prinsip Kerja Sama Dan Implikatur Wacana Humor Dalam Rubrik “Mesem” Surat Kabar Harian Warta Jateng.

0 0 14

Jenis Tindak Tutur, Pelanggaran Prinsip Kerja Sama, dan Implikatur dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP Negeri 3 Kepenuhan Riau.

0 0 17

PELANGGARAN PRINSIP KERJA SAMA DAN PEMATUHAN PRINSIP KESANTUNAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMK PELAYARAN "AKPELNI" SEMARANG.

0 0 16

KETIDAKPATUHAN MAKSIM PRINSIP KERJA SAMA DALAM ACARA “OPINI” DI TV ONE: SEBUAH KAJIAN PRAGMATIK

0 0 95

PELANGGARAN PRINSIP KERJA SAMA DAN PRINSIP KESANTUNAN DALAM TALK SHOW SATU JAM LEBIH DEKAT DI TV ONE

0 0 14