Data 4 Moderator:
“Mungkin ini juga Pak, ya, Pak Jokowi lihat kali ya, sebenarnya KPK sama Polri ini
ga berantem. Jadi Pak… Pak Jokowi statemennnya biasa-
biasa aja… katanya orang… banyak orang. Gitu Pak Junimart?”
Junimart Girsang: “Iya… eh.. yang pertama tentu saya harus
sampaikan…eh.. tidak ada, selamatkan KPK, tidak ada selamatkan Polri. Yang ada adalah harus saling
menguatkan, ini dulu, ya, karena tidak ada yang tidak selamat di sini, semua selamat, ya, karena menurut
saya, kalau istilah save KPK save Kapolri itu provo.. provokatir. Sangat provokatif itu, tidak boleh kita
pergunakan itu, menurut saya, itu yang pertama
….” Junimart melalui implikatur yang terkandung dalam
pernyataan yang maujudnya yaitu menjawab tidak ada masalah atau keributan antara KPK dan Polri. Jadi fungsi
implikaturnya untuk menegaskan bahwa tidak ada masalah
atau keributan antara KPK dan Polri. Junimart ingin menjelaskan latar belakang terjadinya keributan antara
KPK dan Polri hingga muncul istilah Save KPK dan Save Polri. Istilah itu sangat provokatif sehingga terlihat seperti
KPK dan Polri ini sedang berselisih.
4. Menyindir
Pada fungsi implikatur yang digunakan untuk
menyindir terdapat pada pelanggaran maksim gabungan
yaitu maksim cara dan maksim kualitas.
14 Konteks : Moderator menanyakan hal yang tidak
dimengerti dari
maksud pernyataan
Junimart yang
mengutip pernyataan
Abraham Samad bahwa KPK tidak akan mati meski hanya dipimpin oleh satu
orang.
Data 8 Moderator:
“Ok. Artinya?” Junimart Girsang:
“Artinya tanpa Pak BW pun di sana itu jalan terus, kok. Itu yang saya tangkap. Yang kedua, kalau kita berbicara
mengenai Undang-undang No.30,ya, 4 komisioner tidak boleh berjalan di KPK. Jelas, 4 komisioner tidak
berjalan tetapi bukan itu yang kita permasalahkan. Kita hanya mau bagaimana semangat pemberantasan korupsi ini
betul-betul bisa berjalan di KPK secara murni dan objektif. Semua kita mendukung mengenai ini.
” Fungsi implikatur dari data di atas yaitu untuk
menyindir bahwa pernyataan Abraham Samad itu salah.
Sebelumnya Junimart mengutip pernyataan Abraham Samad bahwa meskipun hanya satu orang yang memimpin
KPK, KPK tidak akan mati. Itu merupakan pernyataan yang salah. KPK tidak akan bisa berjalan dengan empat
komisioner di dalamnya apalagi jika satu orang. Itulah sekiranya sindiran yang ingin dilakukan oleh Junimart
dengan menyertakan Undang-undang No.30 tahun 2002 tentang KPK dalam tuturannya. Padahal dalam hal ini
Junimart ini pun salah. KPK masih bisa berjalan dengan empat orang komisioner. Dalam Undang-undangnya, KPK
bekerja secara kolektif kolegial. Empat orang itu termasuk dalam hitungan kolektif berbeda halnya dengan satu.
Apabila Junimart menyatakan bahwa dalam Undang-undang KPK menyebutkan secara tersirat KPK
tidak boleh hanya terdiri dari satu komisioner karena KPK bekerja secara kolektif maka sindiran ini tentu benar dan
berlaku.
Berdasarkan analisis di atas, fungsi-fungsi implikatur yang muncul dirangkum dalam tabel berikut.
Fungsi Implikatur Pelanggaran
Maksim Nomor Data
Jumlah
Menyatakan
1. Maksim Kuantitas Data 3, data 12, dan
data 13 6
2. Maksim Kualitas
Data 1 3.
Maksim Relevansi Data 10
4. Maksim Cara
Data 7
Menyarankan
1. Maksim Kuantitas Data 5 dan data 15
5 2.
Maksim Relevansi Data 9 3.
Maksim Cara Data 2
4. Maksim Kuantitas
dan Cara Data 14
Menegaskan
1. Maksim Kuantitas Data 6 dan data 11
3 2.
Maksim Relevansi Data 4
Menyindir
3. Maksim Cara dan
Kualitas Data 8
1
Jumlah 15
Berdasarkan tabel di atas, fungsi implikatur yang sering
digunakan yaitu fungsi implikatur untuk menyatakan dengan
jumlah enam dan ada pada setiap maksim dalam hal ini tidak termasuk maksim gabungan. Jumlah yang terbanyak yaitu pada
maksim kuantitas. Fungsi implikatur untuk menyatakan ini
sebagai bentuk untuk klarifikasi, berupa pandangan atau pendapat serta menyampaikan fakta.
Posisi kedua ditempati fungsi menyarankan sebagai
bentuk fungsi implikatur yang sering muncul. Pada saat tertentu, seorang partisipan dengan secara terang-terangan atau eksplisit
menyampaikan saran dan sebaliknya terkadang secara implisit. Ini tentu berkaitan erat dengan maksim yang dilanggar.
Untuk itu Sisno tidak berani menyatakannya secara eksplisit karena dapat berakibat Sisno disebut melakukan
intervensi hukum. Jadi, dari analisis tersebut dapat dilihat dan
dipelajari cara membangun komunikasi dalam menyampaikan saran yang tidak elegan secara eksplisit.
Berikutnya, pemunculan ketiga yang paling banyak yaitu
fungsi implikatur untuk menegaskan. Partisipan melanggar
maksim kuantitas dengan implikaturnya berfungsi untuk
menegaskan hal yang perlu menjadi perhatian. Hal tersebut juga terjadi pada maksim relevansi.
Fungsi implikatur terakhir yaitu untuk menyindir. Sama
halnya dengan
kasus menyarankan,
terkadang sindiran
disampaikan secara eksplisit dan implisit. Dalam penelitian ini, sindiran disampaikan secara implisit. Hal tersebut dilakukan oleh
Junimart Girsang. Hal itu dapat dijadikan pelajaran dalam membangun komunikasi yang efektif. Dalam hal ini, seseorang
tidak harus secara eksplisit dalam menyampaikan sindiran.
C. Implikasi Acara Debat TV One dalam Pembelajaran Bahasa
Indonesia di SMA
Selama ini dikenal adanya paragraf argumentatif sebagai salah satu jenis paragraf dari total lima jenis paragraf yang ada. Pada kurikulum 2013
paragraf argumentatif atau argumentasi terintegrasi dan merupakan bagian dari teks eksposisi. Hal itu bisa diketahui dari buku Bahasa Indonesia kelas
X yang dikeluarkan oleh pemerintah. Berdasarkan buku tersebut, penyusunan teks eksposisi yang benar yaitu strukturnya pernyataan
pendapat tesisargumentasipenegasan ulang pendapat. Jadi, sebagai penegas dan simpulan yaitu argumentasi merupakan bagian dari
penyusunan teks eksposisi. Debat dapat diimplementasikan dalam Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan ataupun dalam Kurikulum 2013. Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, pada kelas X terdapat standar kompetensi untuk aspek
keterampilan berbicara yaitu mengungkapkan komentar terhadap informasi dari berbagai sumber. Dalam standar kompetensi tersebut, ada