tenang dan santun. Para Partisipan tidak dengan sikap emosi atau marah ketika menyampaikan tuturan. Walau terdapat nada tinggi
dalam tuturan partisipan tetapi itu bukan menunjukkan sikap emosi atau marah melainkan partisipan ingin menunjukkan sikap tegas
terhadap suatu hal.
6. Instrumentalities
Instrumentalities berkaitan dengan media percakapan yang dilakukan. Debat merupakan interaksi komunikasi yang dilakukan
secara langsung, berada dalam tempat yang sama serta membutuhkan tanggapan cepat sehingga media percakapan dilakukan secara lisan.
7. Norms
Secara umum, aturan atau norma dalam debat yaitu setiap partisipan debat atau peserta debat harus bersikap tenang, santai, dan
sopan dalam
menyampaikan argumentasinya.
Hal tersebut
mengakibatkan para partisipan bersikap tenang dan santun dalam menyampaikan tuturan meskipun dalam suasana yang serius seperti
yang dijelaskan dalam poin 5 atau key
8. Genres
Debat secara umum yaitu penyampaian argumentasi terhadap suatu hal yang merefleksikan posisi dari penutur tersebut: menyetujui atau
tidak setuju terhadap suatu hal tersebut. Untuk itu dalam debat, wacana yang terbentuk yaitu wacana argumentatif. Namun dalam debat juga
bisa terdapat bentuk wacana persuasif. Seorang penutur selain menyampaikan argumentasi juga terkadang mengajak secara langsung
pendengar atau penonton yang ada dalam perdebatan tersebut untuk berada di pihak yang sama dengan penutur tersebut. Hal tersebut
diwujudkan dengan wacana persuasif. Berdasarkan penggambaran situasi tutur secara umum di atas maka
bisa diketahui suasana yang muncul yaitu suasana yang didominasi oleh suasana yang serius. Berdasarkan hal tersebut, para partisipan
menujukkan sikap, cara, dan nada yang serius dalam setiap tuturannya.
Adapun tujuan dari diadakannya debat yaitu mencari tahu sesungguhnya yang terjadi antara KPK dan Polri serta solusi agar KPK
dan Polri tidak tampak seperti berselisih. Para partisipan terikat dengan norma-norma dalam berdebat yaitu bersikap tenang, santai, dan santun.
Berdasarkan hal-hal yang sudah disebutkan di atas, diharapkan sebagai gambaran dasar sehingga dapat mengetahui alasan peneliti
menentukan setiap pelanggaran maksim yang terjadi dan implikatur yang terkandung dalam pelanggaran maksim tersebut.
1. Pelanggaran Maksim Kuantitas
Sesuai dengan ketetapan dari maksim kuantitas ini yaitu berikan jumlah informasi yang tepat, yang kemudian dijabarkan ke
dalam dua poin yaitu: asumbangan informasi Anda harus seinformatif yang dibutuhkan; bsumbangan informasi Anda
jangan melebihi yang dibutuhkan.
Berdasarkan interaksi komunikasi yang berlangsung selama debat maka ditemukan
partisipan-partisipan atau peserta dalam acara debat yang
melanggar ketetapan atau aturan dari maksim kuantitas ini. 1
Konteks: Moderator ingin bertanya kepada Bibit
Samad Rianto perihal yang terjadi antara KPK dengan Polri.
Data 3 Moderator:
“Apalagi ini yang terjadi Pak, antara KPK dan Polri ini?”
Bibit Samad Rianto: “Masalah koordinasi aja, Mas. Koordinasi antara
pimpinan Polri dengan pimpinan KPK,enggak,enggak sumut.
”
Moderator:
“Koordinasi itu artinya” Bibit Samad Rianto :
“Koordinasi” Moderator :
“komunikasi seperti itu?”