Manfaat penelitian ini bagi sekolah adalah sebagai berikut. 1
Memberikan bahan informasi bagi guru, kepala sekolah, dan pengambil kebijakan dalam bidang pendidikan untuk memahami tingkat berpikir kreatif
siswa. 2
Dapat menjadi informasi berharga bagi kepala sekolah untuk mengambil suatu kebijakan yang paling tepat dalam upaya pembimbingan dan
pemanfaatan strategi pembelajaran yang efektif dan efisien untuk meningkatkan kreativitas siswa.
4. Bagi Peneliti
Manfaat penelitian ini bagi peneliti adalah sebagai berikut. 1
Sebagai sarana untuk mendapatkan pengetahuan dan pengalaman dalam mengidentifikasi kemampuan berpikir kreatif siswa tergolong gaya kognitif
impulsif. 2
Sebagai sarana untuk mendapatkan pengetahuan dan pengalaman dalam mengidentifikasi kemampuan berpikir kreatif siswa tergolong gaya kognitif
reflektif.
1.6 Pembatasan Istilah
Agar tidak terjadi perbedaan pemahaman mengenai istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka beberapa istilah perlu didefinisikan,
meliputi berikut ini.
1.6.1 Berpikir
Berpikir adalah
aktivitas mental
yang berusaha
memecahkan
permasalahan, membuat keputusan dan membuat diri sendiri mengerti.
1.6.2 Kemampuan Berpikir Kreatif
Kemampuan berpikir kreatif dalam penelitian ini adalah suatu proses mental yang digunakan seseorang untuk memunculkan suatu ide atau gagasan
baru dalam pemecahan masalah pada materi segiempat. Sedangkan untuk menilai berpikir kreatif siswa menggunakan acuan
“The Torrance Tests of Creative Thinking
TTCT” dari Silver 1997 yaitu kefasihan fluency, fleksibilitas flexibility, dan kebaruan novelty dalam memecahkan masalah dan mengajukan
masalah. Agar tidak menimbulkan penafsiran ganda, maka didefinisikan ketiga indikator tersebut.
a. Fluency kefasihan dalam pemecahan masalah mengacu pada keberagaman
bermacam-macam jawaban masalah yang dibuat siswa dengan benar. Beberapa jawaban masalah dikatakan beragam tetapi tidak berbeda bila
jawaban-jawaban itu tidak sama satu dengan yang lain, tetapi tampak didasarkan pada suatu pola atau urutan tertentu.
b. Flexibility fleksibilitas dalam pemecahan masalah mengacu pada
kemampuan siswa memecahkan masalah dengan berbagai cara yang berbeda. c.
Novelty kebaruan dalam pemecahan masalah mengacu pada kemampuan siswa menjawab masalah dengan beberapa jawaban yang berbeda-beda tetapi
bernilai benar atau satu jawaban yang “tidak biasa” dilakukan oleh individu
siswa pada tahap pengetahuannya.
1.6.3 Gaya Kognitif
Gaya kognitif dalam penelitian ini adalah gaya kognitif yang dikemukakan oleh Kagan Warli, 2010 yaitu gaya kognitif anak reflektif dan
gaya kognitif anak impulsif. Gaya kognitif ini dibedakan berdasarkan jarak waktu
antara stimulus dan respon pertama yang diberikan anak dan frekuensi jawaban anak sampai diperoleh jawaban yang benar.
1.6.4 Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika
Kemampuan pemecahan masalah matematika dalam penelitian ini mencakup indikator Silver 1997: 78 yaitu: 1 siswa menyelesaikan masalah
dengan bermacam-macam interpretasi solusi dan jawaban 2 siswa menyelesaikan atau menyatakan atau justifikasi dalam satu cara, kemudian
dengan cara lain, siswa menyelesaikan dengan berbagai metode penyelesaian 3 siswa memeriksa berbagai metode penyelesaian atau jawaban-jawaban
pernyataan-2 atau justifikasi-2 kemudian membuat metode lain yang berbeda.
1.6.5 Materi Segiempat