Teori Belajar Vygotsky Teori Belajar

kognitif dari setiap individu yang berkembang secara kronologis menurut usia kalender yaitu: 1. Tahap sensori motor, dari lahir sampai umur 2 tahun. 2. Tahap pra operasi, dari sekitar umur 2 tahun sampai dengan sekitar umur 7 tahun. 3. Tahap operasi konkret, dari sekitar umur 7 tahun sampai dengan sekitar umur 11 tahun. 4. Tahap operasi formal, dari sekitar umur 11 tahun dan seterusnya. Dengan demikian, teori Piaget yang penting dalam penelitian ini adalah tahap perkembangan kognitif pada siswa SMP, dalam hal ini Piaget mengatakan anak dengan usia sekitar 11 tahun termasuk dalam tahap formal, tetapi di Indonesia tahap perkembangan mental anak SMP belum sampai ke tahap formal. Oleh karena itu, pembelajaran matematika SMP dilaksanakan secara induktif. Namun anak dapat diberi kesempatan untuk mengenal kemampuan berpikir kreatif.

2.1.2.2 Teori Belajar Vygotsky

Menurut Trianto 2010: 76-77, teori Vygotsky merupakan salah satu teori penting dalam psikologi perkembangan. Menurut Vygotsky bahwa pembelajaran terjadi apabila anak bekerja atau belajar menangani tugas-tugas yang belum dipelajari namun tugas-tugas itu masih berada dalam jangkauan kemampuannya atau tugas-tugas tersebut berada dalam zone of proximal development ZPD. Sedangkan menurut Rifa‟i Anni 2012: 35, Zone of Proximal Development ZPD adalah serangkaian tugas yang terlalu sulit dikuasai oleh anak secara individual, tetapi akan lebih mudah dikuasai apabila dikerjakan dengan bantuan orang lain yang lebih mampu. Menurut Slavin, sebagaimana dikutip oleh Trianto 2010: 76-77, ide penting lain yang diturunkan dari teori Vygotsky adalah scaffolding. Scaffolding berarti memberikan sejumlah besar bantuan kepada seorang anak selama tahap- tahap awal pembelajaran kemudian anak tersebut mengambil alih tanggung jawab yang semakin besar segera setelah ia dapat melakukannya. Bantuan tersebut dapat berupa petunjuk, peringatan, dorongan, menguraikan masalah ke dalam langkah- langkah pemecahan, memberikan contoh, ataupun yang lain sehingga memungkinkan siswa tumbuh mandiri. Dengan demikian, anak akan terbiasa mengembangkan kemampuan berpikirnya secara bertahap sehingga tahap demi tahap tingkat berfikir kreatif anak akan semakin meningkat dalam upaya menemukan, menyelidiki, dan melakukan pemecahan masalah. Selain ide teori belajar Vygotsky di atas, terdapat satu ide yang lain yaitu Top-down processing. Menurut Rifa‟i Anni 2012: 232, Top-down processing dalam pembelajaran konstruktivisme adalah di mana siswa memulai memecahkan masalah yang kompleks kemudian menemukan dengan bantuan pendidik keterampilan yang diperlukan. Hal ini berarti siswa diberikan tugas- tugas yang kompleks, sulit dan realistis, kemudian diberikan bantuan secukupnya oleh guru untuk dapat menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan. Berdasarkan uraian di atas, didapatkan bahwa kaitan konsep teori Vygotsky dengan kemampuan berpikir kreatif yaitu siswa dalam belajar mendapat scaffolding sehingga anak akan terbiasa mengembangkan kemampuan berpikirnya secara bertahap sehingga tahap demi tahap tingkat berpikir kreatif anak akan semakin meningkat dalam upaya menemukan, menyelidiki, dan melakukan pemecahan masalah.

2.1.2.3 Teori Belajar Ausubel

Dokumen yang terkait

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS DAN KEMANDIRIAN MELALUI PEMBELAJARAN MODEL 4K DITINJAU DARI GAYA BELAJAR SISWA KELAS VII

9 49 262

PEMBELAJARAN MODEL TABA BERBANTUAN GSP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS VII MATERI SEGIEMPAT

3 47 516

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA DENGAN PEMBELAJARAN MODEL 4K MATERI GEOMETRI KELAS VIII DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF SISWA

21 118 377

ANALISIS KESALAHAN SISWA SMP KELAS VII DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA MATERI SEGIEMPAT DITINJAU DARI GAYA BELAJAR

5 45 493

ANALISIS KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA SISWA PADA MATERI TEOREMA PYTHAGORAS DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF Analisis Kemampuan Koneksi Matematika Siswa pada Materi Teorema Pythagoras Ditinjau dari Gaya Kognitif di Kelas VIII SMP Negeri 1 Jatiroto Tahun Ajaran

0 6 15

KARAKTERISTIK BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS VII SMP N 1 KRAGAN DALAM MEMECAHKAN DAN MENGAJUKAN MASALAH MATEMATIKA MATERI PERBANDINGAN DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF | Argarini | 5301 11523 1 SM

0 0 12

PROFIL BERPIKIR KREATIF SISWA SMP KARUNA DIPA PALU DALAM PEMECAHAN MASALAH ALJABAR DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF

0 1 14

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM PEMECAHAN SOAL CERITA MATERI KESEBANGUNAN DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 TAWANGASARI TAHUN AJARAN 20162017

0 1 24

DESKRIPSI KEMAMPUAN GENERALISASI MATEMATIS SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 1 PURWOKERTO DITINJAU DARI GAYA BERPIKIR

0 0 17

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS DITINJAU DARI GAYA BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 LUMBIR

0 0 16