b Trapesium sama kaki memiliki diagonal-diagonalnya sama panjang, sudut-
sudut alasnya sama besar, dan dapat menempati bingkai dengan dua cara. c
Jumlah sudut yang berdekatan pada garis sejajar suatu trapesium adalah 180
o
2.1.8.5.1 Keliling dan Luas Daerah Trapesium
Untuk menemukan luas daerah trapesium, bisa menggunakan pendekatan rumus luas daerah jajar genjang. Trapezium juga dapat dipandang setengah
dari jajar genjang Gambar 2.8, akibatnya luas trapezium sama dengan setengah dari luas jajar genjang.
2.2 Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan terhadap penelitian ini adalah kemampuan matematika anak reflektif dan impulsif, penelitian Warli 2010. Dalam penelitian
tersebut, ada perbedaan yang signifikan kemampuan matematika antara siswa yang bergaya kognitif reflektif dan siswa yang bergaya kognitif impulsif. Siswa
yang bergaya kognitif reflektif menunjukkan kemampuan matematika lebih baik dibanding siswa impulsif. Sedangkan proporsi siswa yang memiliki karakteristik
Gambar 2.8 Bangun Trapesium
a
reflektif atau impulsif 76 lebih besar dibandingkan dengan siswa yang memiliki karakteristik cepat dan tepatakurat dalam menjawab atau lambat dan
kurang tepatakurat dalam menjawab yaitu 24 . Hasil penelitian tersebut sesuai dengan beberapa peneliti sebelumnya, penelitian Rozencwajg Corroyer
sebagaimana dikutip oleh Warli 2010 proporsi anak refleksif impulsif adalah 76,2 .
Penelitian yang dilakukan oleh Siswono 2006 tentang implementasi teori tentang tingkat berpikir kreatif dalam matematika didapatkan tingkat berpikir
kreatif TBK terdiri dari 5 tingkat, yaitu TBK 4 sangat kreatif, TBK 3 kreatif, TBK 2 cukup kreatif, TBK 1 kurang kreatif, TBK 0 tidak kreatif. Dalam
penelitian tersebut, diperoleh bahwa terdapat siswa yang memiliki karakteristik tingkat berpikir kreatif pada tingkat 4, 1, dan 0. Meskipun tidak setiap tingkat
yang terdiri dari 5 tingkat terisi, tetapi dengan terisinya tingkat tertinggi TBK 4 dan tingkat terendah TBK 0, cukup membuktikan bahwa tingkat berpikir kreatif
tersebut ada.
2.3 Kerangka Berpikir
Berpikir kreatif dimiliki oleh setiap orang, hanya saja tingkatan dan derajatnya yang berbeda. Dalam pembelajaran matematika kreativitas siswa
sangat dibutuhkan terutama dalam menyelesaikan soal-soal yang melibatkan siswa untuk berpikir kreatif. Berpikir kreatif adalah suatu kegiatan mental yang
digunakan seseorang untuk membangun ide atau gagasan baru. Pengembangan kemampuan berpikir kreatif dan cara mengukurnya menjadi salah satu fokus
pembelajaran matematika. Salah satu cara mengukur kemampuan berpikir kreatif
adalah dengan pemecahan masalah. Dalam menyelesaikan pemecahan masalah, siswa akan menggunakan berbagai macam strategi. Strategi pemecahan masalah
tersebut banyak dipengaruhi oleh gaya kognitif. Ketika siswa memiliki gaya kognitif yang berbeda maka cara menyelesaikan masalah juga berbeda, sehingga
perbedaan itu juga akan memicu perbedaan berpikir kreatif mereka. Perbedaan gaya kognitif itu ada anak yang memiliki karakteristik
cepat dalam menjawab masalah, tetapi tidak atau kurang cermat, sehingga jawaban cenderung salah, disebut anak yang bergaya kognitif impulsif . Anak
yang memiliki karakteristik lambat dalam menjawab masalah, tetapi cermat atau teliti, sehingga jawaban cenderung benar disebut anak gaya kognitif reflektif.
Berdasarkan alasan yang telah diungkapkan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat berpikir kreatif siswa dalam
menyelesaikan masalah matematika berdasarkan gaya kognitif reflektif dan impulsif. Hal ini diharapkan bisa mendeskripsikan tingkat berpikir kreatif
keberagaman penyelesaian masalah matematika siswa jika ditinjau dari gaya kognitif reflektif dan impulsif. Sementara kerangka berpikir penelitian disajikan
pada gambar berikut:
Terdeskripsinya kemampuan berpikir kreatif keberagaman penyelesaian masalah matematika siswa jika ditinjau dari
gaya kognitif reflektif dan impulsif dalam materi segiempat Gaya kognitif
Reflektif Gaya kognitif
Impulsif Adanya perbedaan tingkatan berpikir
kreatif dan gaya kognitif siswa
Proses Pembelajaran Analisis gaya kognitif anak
Analisis Kemampuan Berpikir Kreatif
Gambar 2.9 Bagan Skema Kerangka Berpikir
BAB 3 PROSEDUR PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang berlandaskan pada filsafat
postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah di mana peneliti sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data
dilakukan secara purposive dan snowball, teknik pengumpulan dengan triangulasi gabungan, analisis data bersifat induktifkualitatif, dan hasil penelitian kualitatif
lebih menekankan makna dari pada generalisasi. Sugiyono, 2012: 15. Berdasarkan Moleong 2013: 6 penelitian kualitatif adalah penelitian yang
bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain secara
holistic dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.
Menurut Moleong 2013: 8-13 penelitian kualitatif mempunyai ciri- ciri: 1 mempunyai latar alami; 2 peneliti sebagai instrumen utama; 3
menggunakan metode kualitatif; 4 analisis data secara induktif; 5 teori dari dasar grounded theory; 6 bersifat deskriptif; 7 lebih mementingkan proses
daripada hasil; 8 adanya batas yang ditentukan oleh fokus penelitian; 9 adanya kriteria untuk keabsahan data; 10 desain penelitian bersifat sementara; dan 11
hasil penelitian dirundingkan dan disepakati bersama.
42