Novelty Kebaruan Analisis Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Gaya Kognitif Reflektif

d. Hasil Triangulasi Setelah didapat analisis hasil tes berpikir kreatif MSIS, analisis data wawancara MSIS, dan analisis hasil pengamatan guru terhadap MSIS selanjutnya dilakukan perbandingan untuk mengetahui valid tidaknya daya yang diperoleh. Berdasarkan hasil tes berpikir kreatif nomor 1a, subjek MSIS mampu memberikan 5 jawaban yang beragam tetapi belum ada penjelasan bahwa bangun-bangun segiempat tersebut luasnya sama dengan luas jajar genjang. Setelah diungkap melalui proses wawancara, subjek MSIS dapat menjelaskan jawabannya dan dia juga menjelaskan serta menuliskan cara penghitungan luas untuk masing-masing bangun segiempat. Subjek MSIS mampu membuktikan bahwa bangun segiempat yang sudah digambarnya luasnya sama dengan luas jajar genjang. Akan tetapi, ketika wawancara Subjek MSIS kesulitan untuk menemukan jawaban lain, dia hanya mampu menemukan 5 jawaban yang beragam. Hasil pengamatan guru terhadap MSIS memperkuat hasil wawancara dan hasil tes berpikir kreatif bahwa subjek MSIS sudah memenuhi indikator fluency. Berdasarkan triangulasi di atas dapat dikatakan bahwa subjek MSIS sudah memenuhi aspek fluency.

2. Novelty Kebaruan

a. Hasil Tes Berpikir Kreatif Jawaban subjek MSIS pada soal tes berpikir kreatif nomor 1b dapat dilihat pada gambar 4.6 berikut. Berdasarkan gambar 4.6, subjek MSIS hanya menggambar bangun segitiga yang luasnya sama dengan luas jajar genjang beserta ukuran-ukurannya. Dalam hal ini bangun yang sudah digambar meskipun berbeda-beda segitiga, persegi, belah ketupat, trapesium, layang-layang, persegi panjang, tetapi masih “umum” dipelajari di kelas. Apabila MSIS mampu membuat bangun datar lain misalkan gabungan dari beberapa bangun datar, bangun datar tak beraturan atau bangun datar lain yang tidak memiliki nama kh usus atau yang tidak “biasa” dijumpai ketika pembelajaran, maka ia dapat dikatakan memenuhi kebaruan. Oleh karena itu, subjek MSIS untuk indikator kebaruan belum memenuhi. Hasil ini perlu ditriangulasi dengan hasil wawancara. b. Hasil Wawancara Berkaitan dengan data analisis hasil tes berpikir kreatif MSIS, peneliti melaksanakan wawancara pada hari kamis, 3 Maret 2016. Kutipan wawancara aspek novelty pada nomor 1b dapat dilihat pada skrip berikut. Skrip 1.2 Hasil Wawancara Subjek MSIS Aspek Novelty. Gambar 4.6 Hasil Tes Berpikir Kreatif MSIS Indikator Novelty P : Apakah kamu memahami soal no 1b? MSIS : Disuruh membuat beberapa bangun datar lain yang luasnya sama dengan luas jajar genjang. P : coba dijelaskan jawaban kamu. MSIS : Ini bangun segitiga dengan luasnya 144, kemudian tingginya 18 cm dan panjang alasnya 16 cm. P : Kenapa kamu menggambar segitiga? MSIS : Karena segitiga adalah bangun datar dan yang diminta di soal bukan segiempat. P : Baik, kenapa segitiga tersebut luasnya sama dengan 144? MSIS : jadi tinggi dan panjang alas dimasukkan dalam rumus luas segitiga. P : coba jawabanmu ditulis di kertas. MSIS : menuliskan jawaban di kertas. P : Baik, Apakah menurut kamu bangun segitiga yang sudah kamu buat itu “baru” dan “berbeda” dari teman-teman kamu? MSIS : Itu tidak baru bu, dulu waktu SD sudah pernah diajarkan di kelas, tapi jawaban saya mungkin berneda dengan yang lain. P : Apakah ada bangun datar lain yang luasnya sama dengan luas jajar genjang dan bangun tersebut baru atau bangun tersebut tidak harus mempunyai nama seperti trapezium, persegi panjang, persegi dll? MSIS : diam………. P : Bagaimana apakah ada bangun datar baru? MSIS : Mungkinkah segienam bu… P : Coba ditulis jawabanmu di kertas ini. MSIS : Menuliskan jawaban di kertas. P : Bagaimana kamu mengetahui bangun segienam itu luasnya 144? MSIS : Tidak tahu bu, belum pernah diajari. P : Apakah kamu punya ide sendiri untuk mencari luasnya? MSIS : Ini kan segitiga-segitiga sambil menunjuk gambar, ada 6 segitiga. Kemudian mencari luas segitiga terus dikali 6. Berdasarkan Skrip 1.2, subjek MSIS mampu menjelaskan maksud dari soal dengan baik dan MSIS juga mampu menjelaskan jawaban yang sudah ditulisnya di lembar jawab. Ketika proses wawancara, dia mampu menjelaskan alasan memilih bangun segitiga, selain itu dia mampu menjelaskan cara memperoleh luas segitiga. Menurut MSIS, jawaban yang diberikan tersebut tidak “baru” karena sering dijumpai di pembelajaran dan bangun datar itu merupakan bangun datar yang akan dirancang siswa lain juga. Ketika wawancara subjek MSIS menemukan bangun “baru” yaitu bangun segienam. Tetapi ukuran-ukuran sisi segienam yang digunakan salah, ketika dihitung hasilnya bukan 144, berarti bangun yang sudah digambar MSIS luasnya tidak sama dengan luas jajar genjang. Berdasarkan hasil wawancara didapat bahwa subjek MSIS tidak memenuhi indikator novelty kebaruan. c. Hasil Pengamatan Guru Terhadap Subjek MSIS Berdasarkan hasil pengamatan guru ketika pembelajaran subjek MSIS tidak mampu menemukan ide atau cara “baru” dan “berbeda” untuk menyelesaikan masalah, berarti subjek reflektif MSIS tidak memenuhi indikator P : Coba dituliskan jawabanmu di kertas. MSIS : Menulis jawaban di kertas. novelty kebaruan hal ini terlihat ketika menyelesaikan masalah MSIS hanya mampu menyelesaikan masalah dengan cara yang umum digunakan. d. Hasil Triangulasi Setelah didapat analisis hasil tes berpikir kreatif MSIS, analisis data wawancara MSIS, dan hasil pengamatan guru terhadap subjek MSIS, selanjutnya dilakukan perbandingan untuk mengetahui valid tidaknya data yang diperoleh dalam aspek novelty kebaruan. Berdasarkan hasil tes berpikir kreatif nomor 1b, subjek MSIS hanya mampu menggambarkan bangun datar yang luasnya sama dengan luas jajar genjang tetapi bangun datar tersebut “umum” atau biasa dijumpai dalam pembelajaran. Setelah diungkap melalui proses wawancara, subjek MSIS menemukan bangun “baru” yaitu bangun segienam. Tetapi ukuran- ukuran sisi segienam yang digunakan salah, ketika dihitung hasilnya bukan 144, berarti bangun segienam yang sudah digambar MSIS luasnya tidak sama dengan luas jajar genjang. Jadi melalui proses wawancara diperoleh simpulan MSIS tidak memenuhi novelty kebaruan. Selain itu, berdasarkan hasil pengamatan guru memperkuat hasil wawancara bahwa subjek MSIS tidak memenuhi indikator novelty karena MSIS tidak mampu menemukan ide atau gagasan yang “baru” dan “berbeda”. Berdasarkan triangulasi di atas, subjek MSIS dapat dikatakan tidak memenuhi aspek novelty kebaruan karena MSIS membuat bangun datar yang masih “umum” dipelajari di kelas dan tidak mampu menemukan ide yang “baru” dan “berbeda”.

3. Flexibility Fleksibilitas

Dokumen yang terkait

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS DAN KEMANDIRIAN MELALUI PEMBELAJARAN MODEL 4K DITINJAU DARI GAYA BELAJAR SISWA KELAS VII

9 49 262

PEMBELAJARAN MODEL TABA BERBANTUAN GSP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS VII MATERI SEGIEMPAT

3 47 516

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA DENGAN PEMBELAJARAN MODEL 4K MATERI GEOMETRI KELAS VIII DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF SISWA

21 118 377

ANALISIS KESALAHAN SISWA SMP KELAS VII DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA MATERI SEGIEMPAT DITINJAU DARI GAYA BELAJAR

5 45 493

ANALISIS KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA SISWA PADA MATERI TEOREMA PYTHAGORAS DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF Analisis Kemampuan Koneksi Matematika Siswa pada Materi Teorema Pythagoras Ditinjau dari Gaya Kognitif di Kelas VIII SMP Negeri 1 Jatiroto Tahun Ajaran

0 6 15

KARAKTERISTIK BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS VII SMP N 1 KRAGAN DALAM MEMECAHKAN DAN MENGAJUKAN MASALAH MATEMATIKA MATERI PERBANDINGAN DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF | Argarini | 5301 11523 1 SM

0 0 12

PROFIL BERPIKIR KREATIF SISWA SMP KARUNA DIPA PALU DALAM PEMECAHAN MASALAH ALJABAR DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF

0 1 14

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM PEMECAHAN SOAL CERITA MATERI KESEBANGUNAN DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 TAWANGASARI TAHUN AJARAN 20162017

0 1 24

DESKRIPSI KEMAMPUAN GENERALISASI MATEMATIS SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 1 PURWOKERTO DITINJAU DARI GAYA BERPIKIR

0 0 17

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS DITINJAU DARI GAYA BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 LUMBIR

0 0 16