Pembahasan data berkelompok C. Hasil Uji Hipotetis

Berdasarkan hasil observasi selama pelatihan dapat terlihat ibu N adalah memiliki motivasi yang tinggi dalam mengikuti parental emotional coaching, ia selalu datang tepat waktu dan terlihat serius mendengarkan materi dan sewaktu pemutaran video Hellen Keller ibu N terlihat menitikan air mata. Saat pelatihan subjek terlihat memiliki motivasi yang tinggi untuk mengikuti pelatihan secara tepat waktu dan juga mengerjakan dan membawa tugas rumah walaupun dari segi keaktifan ibu N ini tidak begitu aktif lebih sering diam dan mendengarkan materi.

D. Pembahasan

Pembahasan dalam penelitian ini dibagi menjadi empat bagian, yaitu pembahasan data berkelompok, pembahasan data individual, informasi tambahan serta kelebihan dan kekurangan penelitian

1. Pembahasan data berkelompok

Berdasarkan hasil analisa uji statistik Wilcoxon signed test dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan kemampuan dalam menghadapi emosi negatif anak tunarungu sebelum dan sesudah mengikuti program parental emosional coaching. Perbedaan ini terlihat dari 5 orang subjek penelitian yang mengikuti proses parental emotional coaching dari awal hingga akhir mengalami perubahan kearah positif pada skor Coping With Chidren’s Negative Emotion Scale CCNES untuk aspek skala emotion focused reaction dan problem focused reaction. Universitas Sumatera Utara Kelima subjek penelitian rata-rata memiliki motivasi yang baik untuk mengikuti parental emotional coaching dengan alas an agar bisa menambah pengetahuan saat menghadapi emosi negatif anak agar perkembangan anak mereka sebagai seorang tunarungu dapat baik. Materi yang disampaikan pelatih dalam sesi pelatihan dinilai oleh peserta sebagai sesuatu yang penting untuk lebih mengenali kondisi anak mereka seperti yang termuat dalam lembar evaluasi serta kutipan hasil wawancara dengan salah satu orangtua subjek berikut ini : ‘Kalo bisa pelatihan seperti ini dilakukan lebih sering lagi dengan materi yang berbeda-beda karena dirasa sangat membantu kami sebagai orangtua yang memiliki anak tunarungu.... saya sekarang memang lebih mengerti bagaimana menghadapi kalo anak saya lagi emosi marah., nangis gitu juga. “ Program ini bermanfaat karena bisa memberikan pengetahuan saya sebagai orangtua untuk tetap bersemangat dalam mendidik anak yang berkebutuhan khusus dan bisa mengambil langkah untuk menghadapi dan mengasuh anak. Motivasi dalam menjalani hidup.......” Orangtua menjadi mengerti bahwa adanya kesulitan komunikasi yang menghambat anak mereka untuk bisa mengekspresikan emosi mereka. Beberapa orangtua mulai memahami bahwa perlunya mengajarkan anak mereka mengenai penamaan emosi sehingga anak sudah bisa mengekspresikan apa yang dirasakan dan diharapkan bisa menyampaikan tidak hanya dengan tangisan saja. Hal ini terlihat dari pernyataan ibu NH yaitu sebagai berikut: “ Program parental emotional coaching ini sangat bermanfaat bagi kemajuan anak saya dan saya sebagai orangtua mendapatkan semangat baru untuk mendidik, mengajari anak saya lebih semangat lagi dan mengetahui emosi anak saya secara merinci” Universitas Sumatera Utara Peningkatan pengetahuan orangtua mengenai bagaimana menjadi orangtua pelatih emosi setelah mengikuti parental emotional coaching yang diharapkan juga disertai dengan peningkatan kemampuan anak dalam hal regulasi emosi, menjadi indikator keberhasilan. Selain faktor diatas hal yang juga ikut menentukan efektifitas parental emotional coaching adalah faktor eksternal berupa dukungan dari pihak sekolah dalam proses pelatihan. Dukungan dari pihak sekolah antara lain menyediakan tempat proses pelatihan, kepala sekolah yang dalam pembukaannya menyatakan dukungannya terhadap program ini dan mendorong orangtua sebagai peserta untuk dapat mengikuti semua proses dari awal hingga selesai karena akan berguna untuk anak-anak mereka yang merupakan peserta didiknya. Pihak sekolah juga membantu peneliti dalam hal mengenalkan kepada ibu yang menjadi kepala komite sekolah untuk berhubungan, mengenalkan, dan mengumpulkan orangtua baik untuk menghadiri pelatihan dan juga membantu di dalam kelas.

2. Pembahasan individual