Berdasarkan penjelasan diatas dapat diketahui bahwa gambaran emosional pada anak yang mengalami gangguan pendengaran atau tunarungu kategori ringan
sampai sedang adalah seringnya mereka marah-marah dengan perilaku tantrumnya dan juga terkadang menjadi mengeluarkan emosi-emosi yang
menunjukkan penarikan diri.
II. C. Parental Emotional Coaching
II. C. 1. Landasan awal parental emotional coaching
Pelatihan orangtua dalam emotional coaching diawali dengan penelitian longitudinal yang dilakukan oleh Gottman et al. dalam Coffrin, 2007 pada 56
pasang suami istri di Illinois dengan anak mereka saat berusia empat atau lima tahun yang kemudian ditelaah kembali ketika berusia tujuh atau delapan tahun.
Penelitian longitudinal tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara sikap orangtua dan respon emosional anak baik pada diri mereka maupun anak
mereka dan regulasi emosi anak, tingkah laku, keterampilan sosial, dan performa akademik dalam Havinghurst, 2009. Gottman et al, dalam Cook, 2004
menemukan bahwa meta emotion coaching mempengaruhi hubungan antara
tingkah laku orangtua dalam pengasuhan dan keterampilan sosial anak. Gottman dan koleganya dalam Coffrin, 2007 melakukan penelitian
mengenai parents’meta philoshopy yang mengacu pada serangkaian pikiran dan
perasaan yang terorganisir mengenai emosi orangtua dan emosi anak. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, ditemukan bahwa meta emosi pada dasarnya bervariasi
untuk masing-masing orangtua. Beberapa orangtua memandang bahwa emosi- emosi negatif, seperti marah dan sedih sebagai hal yang menganggu, sedangkan
Universitas Sumatera Utara
yang lainnya memandang sebagai emosi yang wajar sehingga memerlukan atensi atau indikator-indikator yang membantu bahwa ada sesuatu yang salah atau terjadi
hal yang mengecewakan dan hal lainnya yang perlu diatasi. Perbedaan makna dari emotional arousal juga ditemukan oleh yang lainnya contohnya, Haviland-Jones,
Gebelt Stapley, 1997; Thompson, Flood, Lundquist, 1995. Dalam penjelasan lebih lanjut mengenai perbedaan pada
parents’meta philoshopy Gottman dan koleganya, 1996 ada dua tipe dasar dari perilaku pola
asuh terhadap emosi-emosi: emotion dismissing dan emotion coaching. Orangtua yang memiliki pola asuh emotion dismissing memandang bahwa kesedihan dan
kemarahan anak sebagai racun, atau berpotensi akan membahayakan anak. Mereka percaya bahwa tugas mereka adalah mengubah emosi negatif ini secepat
mungkin dan menjelaskan kepada anak bahwa emosi tersebut tidak penting. Selain itu, orangtua tersebut bisa jadi tidak melihat adanya alasan anak untuk
bersedih, sebagai contoh komentar orangtua yang pertama adalah, “Apa anak harus bersedih mengen
ai...?” Gottman dan koleganya, 1996. Sehingga pada akhirnya orangtua memandang kemarahan anak tanpa adanya kelakuan buruk
sebagai alasan yang sudah cukup untuk menghukum anak. Orangtua ini memiliki filosofi meta-emotion menyamakan emosi negatif dengan keegoisan, kehilangan
kontrol, ketidakpedulian, atau kegagalan. Namun hal ini bukan berarti bahwa orangtua ini selalu keras. Pada kenyataannya, Gottman menemukan bahwa
orangtua dengan pola asuh ini bisa jadi sensitif terhadap perasaan anak mereka dan ingin membantu, tetapi pendekatan mereka terhadap perasaan-perasaan
negatif adalah mengabaikan atau menolaknya sebisa mungkin.
Universitas Sumatera Utara
Sementara itu, orangtua yang memiliki teknik pola asuh yang emotional coaching akan sangat menyadari terhadap perasaan anak dan sering membuat
suatu pelajaran saat anak sedang mengalami emosi negatif sebagai suatu cara untuk mengikutsertakan anak dan mengajari mereka mengenai emosi-emosi.
Orangtua yang mendengarkan anak dan menggunakan berbagai strategi untuk membantu anak mereka mengatur emosi. Hal ini akan membawa berbagai
keuntungan seperti pemahaman emosi yang lebih baik dan akan lebih mudah memperbaiki dari situasi yang tidak menyenangkan. Terkait pola pengasuhan,
terdapat tiga macam gaya pengasuhan yaitu a.
Gaya pengasuhan suka menghina derogation Merupakan pengasuhan negatif dimana orangtua bertingkah laku
dengan mengkritik, mengejek anak, dan tidak sabar ketika mengajarkan sesuatu kepada anak.
b. Gaya pengasuhan yang hangat warmth
Orangtua yang menunjukkan kehangatan terhadap anak. c.
Gaya pengasuhan scaffolding Orangtua responsif dan hangat terhadap anak, tapi berbeda dengan
pengasuhan warmth, orangtua mengajarkan anak hal-hal baru dan memberi struktur ketika berhadapan dengan situasi dimana mereka
harus mengajarkan anak suatu hal ketika mengajarkan suatu permainan, orangtua dengan gaya pengasuhan ini bisa
menjelaskan dengan tenang tujuan dan prosedur permainan, menunggu anak untuk mencoba dan memberi pujian ketika anak
melakukannya dengan benar.
Universitas Sumatera Utara
Secara lebih spesifik, emotion coaching berkorelasi negatif dengan derogatory parenting dan berkorelasi positif dengan scaffollding praising parent
behavior.
II. C. 2. Definisi Parental Emotional Coaching