A. 7. Perkembangan regulasi emosi

dicintainya lebih sering, duduk condong padanya, tersenyum lebih lebar dan lain-lain. e. Tindakan-tindakan emosional Banyak cara yang dilakukan oleh seseorang untuk mengekspresikan emosi yang dialaminya. Ketika emosi marah melanda, terkadang seseorang hanya diam. Diam dianggap sebagai salah satu tindakan yang mencerminkan keadaan emosionalnya. Namun, tidak jarang kira melihat emosi seseorang yang sedang marah dengan membentak, memaki bahkan memukul. Sementara itu, saat seseorang sedang dirundung kesedihan, ia hanya sanggup mengapresiasikannya dengan menangis.

II. A. 7. Perkembangan regulasi emosi

Dodge dan Garber 1991 menyatakan bahwa regulasi dari sistem-sistem respon sering dianggap sebagai suatu prestasi perkembangan karena hal ini merupakan koordinasi yang tidak diperoleh langsung saat kita dilahirkan sehingga biasanya diperoleh pada masa-masa awal kehidupan. Kopp 1989 menyatakan bahwa regulasi awalnya diperoleh dari lingkungan eksternal pengasuh dan tugas perkembangan hubungan antara bayi dan pengasuh adalah untuk mentransfer kontrol tersebut pada bayi. Pada bulan pertama kehidupan, peristiwa-peristiwa yang terjadi tanpa disadari, seperti mengisap, memutar kepala, dan pergerakan tangan ke mulut merupakan hasil pembelajaran terhadap adanya stimulus negatif negative arousal states. Cicchetti, Ganiban, dan Barnett dalam Dodge dan Garber, 1991 memandang adanya kontribusi dari sistem-sistem saraf pada bulan- Universitas Sumatera Utara bulan pertama kehidupan, yang membuat bayi mampu memiliki kendali atas respon-respon motorik dan fisiologis. Selain itu, menurut Malatesta dan Walden adanya fungsi pengaturan dari interaksi antara bayi dan pengasuh, yang kemudian nantinya akan menjadi sumber informasi yang akan menjadi kontrol perilaku yang tidak nampak terutama pada hal-hal yang negatif. Pada saat bayi mulai matang, kemampuan kognitifnya mulai berkembang seperti diskriminasi, perencanaan, dan selective attention membuat mereka sudah mulai bisa untuk melakukan regulasi emosi. Seluruh kegiatan ini didukung dan dimonitor oleh pengasuh. Diantara yang paling penting pada pencapaian perkembangan dikaitkan dengan munculnya regulasi emosi adalah pencapaian kemampuan berbahasa dan berkomunikasi. Menangis menjadi sangat komunikatif, membuat bayi mampu untuk menunjukkan isyarat kepada pengasuh saat regulasi eksternal diperlukan. Dan menangis berubah menjadi sinyal-sinyal nonverbal, seperti melihat kepada ibunya saat dipaparkan stimulus yang baru atau ambigu, kemudian dengan munculnya bahasa. II. B. Anak Tunarungu II. B. 1. Definisi anak tunarungu