Tabel 4.4 Karakteristik subjek berdasarkan pekerjaan No.
Kategori pekerjaan Jumlah
Persentase
1. Ibu rumah tangga
4 orang 80
2. Ibu bekerja wiraswasta
1 orang 20
Tabel 4.5. Karakteristik subjek berdasarkan usia saat menikah No.
Kategori usia Jumlah
Persentase
1. 18-20 tahun
1 orang 20
2. 21-23 tahun
2 orang 40
3. 24-25 tahun
1 orang 20
4. 26-28 tahun
1 orang 20
IV. B. Kategorisasi Subjek Penelitian
Peneliti menggunakan hasil pengukuran Coping With Chidren’s
Negative Emotion Scale CCNES untuk membuat kategorisasi variabel tergantung dengan menggolongkan subjek penelitian berdasarkan pada cara
pengasuhan yang dominan mereka lakukan selama ini dalam menghadapi emosi negatif anak dan ingin dilihat perubahan yang terjadi setelah
mengikuti parental emotional coaching. Kategorisasi berdasarkan asumsi bahwa skor subjek dalam kelompoknya merupakan estimasi terhadap skor
Universitas Sumatera Utara
subjek dalam populasi, dan skor subjek dalam populasi Adapun data yang diperoleh dari hasil pengukuran adalah sebagai berikut:
Tabel 4.6 Hasil uji deskriptif pretest dan postest Punitive Reactions
PR N
Mean Standar
Deviasi Min
Max
Sebelum 5
52 10.07
39 63
Sesudah 5
53.4 10.45
40 69
Berdasarkan hasil tabel diatas dapat diketahui bahwa kemampuan orangtua dalam hal menghadapi emosi negatif anak untuk melakukan
punitive reaction atau reaksi menghukum yaitu orangtua akan merespon dengan cara menghukum untuk menurunkan emosi negatif anak terjadi
perubahan yang tidak signifikan. Hal ini terlihat pada nilai tes sebelum dilakukan parental emotional coaching sebesar 52 dan sesudah 53.4. Nilai
minimum sebelum dilakukan penelitian 39, maksimum 63 dan nilai minimum sesudah pelatihan 40 dan maksimum sesudah 69. Sementara itu,
berdasarkan nilai hasil pretest dan posttest mengenai kemampuan orangtua untuk melakukan punitive reaction berdasarkan tes Wilcoxon untuk n = 5,
taraf kesalahan 5 maka nilai z = - 0.135, p = 0.05 maka dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan
punitive reaction orangtua dalam menghadapi emosi negatif anak. Terjadi penurunan skor pada 3 orang dan 2 orang yang mengalami kenaikan skor.
Kemampuan punitive reaction ini merupakan hal yang memang harus
Universitas Sumatera Utara
diminimalkan karena merupakan cara yang tidak mendukung untuk menghadapi emosi negatif anak karena akan menghasilkan hal yang tidak
optimal, seperti rendahnya level empati dan respon sosial anak Eisenberg dan kolega., 1991; Fabes dan kolega., 2001; Roberts Strayer, 1987 dan
meningkatnya kecemasan Buck, 1984.
Tabel 4.7 Hasil uji deskriptif pretest dan postest aspek Minimization
Reaction MR N
Mean Standar
Deviasi Min
Max
Sebelum 5
46.60 16.6
33 74
Sesudah 5
45.40 12.9
32 67
Berdasarkan hasil tabel diatas dapat diketahui bahwa kemampuan orangtua dalam hal menghadapi emosi negatif anak untuk melakukan
minimization reaction atau reaksi orangtua untuk mengurangi keseriusan suatu situasi atau mengurangi nilai msalah anak atau situasi-situasi yang
membuat stres mengalami penurunan yang tidak begitu signifikan sebelum dilakukan parental emotional coaching dengan skor 46.60 dan setelahnya
menjadi 45.40. Nilai minimum sebelum dilakukan penelitian 33, maksimum 74 dan nilai minimum sesudah pelatihan 32 dan maksimum sesudah 67.
Sementara itu, berdasarkan nilai hasil pretest dan posttest mengenai kemampuan orangtua untuk melakukan minimization reaction berdasarkan
tes Wilcoxon untuk n = 5, taraf kesalahan 5 maka nilai z = - 0.272, p =
Universitas Sumatera Utara
0.05 maka dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan minimization reaction orangtua dalam menghadapi
emosi negatif anak. Terjadi penurunan skor pada 3 orang dan 2 orang yang mengalami kenaikan skor. Kemampuan minimization reaction ini
merupakan salah satu cara orangtua untuk menghalangi atau membatasi ekspresi negatif anak. Hal ini memang sebaiknya berkurang karena akan
mengurangi kemampuan anak dalam regulasi emosi atau perilaku mereka dengan efektif Denham, Mitchell-Copeland, Standberg, Auerabach,
Blair, 1997; Fabes dan kolega, 2001.
Tabel 4.8 Hasil uji deskriptif pretest dan postest aspek Distress Reaction
DR N
Mean Standar
Deviasi Min
Max
Sebelum 5
39.40 9.1
30 50
Sesudah 5
39.60 3.9
35 44
Berdasarkan hasil tabel diatas dapat diketahui bahwa kemampuan orangtua dalam hal menghadapi emosi negatif anak untuk melakukan
distress reaction atau reaksi orangtua yang juga menjadi stres saat anak mengekpresikan emosi negatif mereka tidak mengalami perubahan begitu
signifikan sebelum dilakukan parental emotional coaching dengan skor 39.40 dan setelahnya menjadi 39.60. Nilai minimum sebelum dilakukan
penelitian 30, maksimum 50 dan nilai minimum sesudah pelatihan 35 dan
Universitas Sumatera Utara
maksimum sesudah 44. Sementara itu, berdasarkan nilai hasil pretest dan posttest mengenai kemampuan orangtua untuk melakukan distress reaction
berdasarkan tes Wilcoxon untuk n = 5, taraf kesalahan 5 maka nilai z = 0.000 p = 0.05 maka dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak
terdapat perbedaan kemampuan distress reaction orangtua dalam menghadapi emosi negatif anak. Terjadi penurunan skor pada 3 orang dan 2
orang yang mengalami kenaikan skor. Kemampuan distress reaction ini merupakan hal yang memang harus diminimalkan ataupun tidak dijadikan
meningkat karena merupakan cara yang tidak mendukung untuk menghadapi emosi negatif anak karena orangtua tersebut akan lebih
berfokus untuk mengurangi ketidaknyamanan pada diri mereka sendiri dibandingkan untuk memperhatikan kebutuhan dan kondisi anak mereka
Fabes, Eisenberg, Miller, 1990b ; Fabes dan koleganya., 2001. Tabel 4.9 Hasil uji deskriptif pretest dan postest aspek
Expressive Encouragement EE
N Mean
Standar Deviasi
Min Max
Sebelum 5
34.00 6.04
26 42
Sesudah 5
36.40 13.37
24 54
Berdasarkan hasil tabel diatas dapat diketahui bahwa kemampuan orangtua dalam hal menghadapi emosi negatif anak untuk melakukan
expressive encouragement atau reaksi orangtua yang mendorong anak
Universitas Sumatera Utara
mereka untuk mengekspresikan emosi negatifnya mengalami perubahan yaitu kenaikan yang tidak begitu signifikan sebelum dilakukan parental
emotional coaching dengan skor 34.00 dan setelahnya menjadi 36.40. Nilai minimum sebelum dilakukan penelitian 26, maksimum 42 dan nilai
minimum sesudah pelatihan 24 dan maksimum sesudah 54. Sementara itu, berdasarkan nilai hasil pretest dan posttest mengenai kemampuan orangtua
untuk melakukan expressive encouragement berdasarkan tes Wilcoxon untuk n = 5, taraf kesalahan 5 maka nilai z = -0.405 p = 0.05 maka
dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan expressive encouragement orangtua dalam menghadapi emosi
negatif anak. Terjadi penurunan skor pada 3 orang dan 2 orang yang mengalami kenaikan skor. Kemampuan expressive encouragement ini
merupakan kemampuan yang harus ada karena berhubungan dengan pengambilan perspektif anak dan empati Bryant, 1987, berfikir kompleks
mengenai perilaku ekspresi secara emosional Saarni, 1989 dan
kemampuan anak untuk mengartikan emosi orang lain Halberstadt, 1986. Tabel 4.10 Hasil uji deskriptif pretest dan postest aspek
Emotion- Focused Reaction EFR
N Mean
Standar Deviasi
Min Max
Sebelum 5
59.40 11.9
48 74
Sesudah 5
64.00 13.4
46 78
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan hasil tabel diatas dapat diketahui bahwa kemampuan orangtua dalam hal menghadapi emosi negatif anak untuk melakukan
emotion-focused reaction atau reaksi orangtua dengan cara-cara yang didesain agar anak menjadi merasa lebih baik mengalami perubahan yaitu
kenaikan yang cukup signifikan yaitu sebelum dilakukan parental emotional coaching dengan skor 59.40 dan setelahnya dengan skor 64.00. Nilai
minimum sebelum dilakukan penelitian 48, maksimum 74 dan nilai minimum sesudah pelatihan 46 dan maksimum sesudah 78. Namun,
berdasarkan nilai hasil pretest dan posttest mengenai kemampuan orangtua untuk melakukan emotion-focused reaction berdasarkan tes Wilcoxon untuk
n = 5, taraf kesalahan 5 maka nilai z = -1.633 p = 0.05 maka dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan
emotion-focused reaction orangtua dalam menghadapi emosi negatif anak. Adanya kenaikan skor pada 4 orang dan 1 orang yang mengalami penurunan
skor.
Tabel 4.11 Hasil uji deskriptif pretest dan postest aspek Problem-
Focused Reaction PFR N
Mean Standar
Deviasi Min
Max
Sebelum 5
52.20 12.1
39 65
Sesudah 5
61.80 8.6
65 75
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan hasil tabel diatas dapat diketahui bahwa kemampuan orangtua dalam hal menghadapi emosi negatif anak untuk melakukan
problem-focused reaction atau reaksi orangtua dengan cara-cara yang didesain agar anak menjadi merasa lebih baik mengalami perubahan yaitu
kenaikan yang cukup signifikan yaitu sebelum dilakukan parental emotional coaching dengan skor 52.20 dan setelahnya dengan skor 61.80. Nilai
minimum sebelum dilakukan penelitian 39, maksimum 65 dan nilai minimum sesudah pelatihan 55 dan maksimum sesudah 75. Namun,
berdasarkan nilai hasil pretest dan posttest mengenai kemampuan orangtua untuk melakukan emotion-focused reaction berdasarkan tes Wilcoxon untuk
n = 5, taraf kesalahan 5 maka nilai z = -2.023 p = 0.05 maka dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan kemampuan
problem-focused reaction orangtua dalam menghadapi emosi negatif anak. Adanya kenaikan skor pada 5 orang peserta menunjukan adanya
peningkatan kemampuan orangtua dalam hal menghadapi emosi negatif anak dengan cara yang suportif.
IV. C. Hasil Uji Hipotetis