Analisis Lokasi Pendidikan Non Formal Masyarakat Kawasan Kumuh

122 dimaksud dengan lokasi adalah suatu tempat dimana sebuah fasilitas berada atau menempati sebuah ruang. Dalam menentukan suatu lokasi sebuah sarana atau fasilitas umum harus memperhatikan jangkauan pelayanan. Yang dimaksud dengan jangkauan pelayanan adalah berapa jarak yang mampu di tempuh masyarakat untuk mencapai lokasi barang dan jasa. Dalam penelitian ini yang dimaksud lokasi adalah lembaga pendidikan non formal didirikan atau dibangun. Sehingga masyarakat sekitar dapat menjangkau dan mengakses ke lokasi dimana lembaga pendidikan non formal tersebut berada. Berdasarkan hasil perhitungan dan keterangan dari beberapa narasumber, diketahui bahwa lokasi lembaga pendidikan non formal pada kawasan kumuh di Kecamatan Kemayoran Jakarta Pusat tidak ada masalah. Karena lokasi lembaga tersebut berada di kawasan kumuh, dengan jarak maksimal 1.3 km dari pemukiman kumuh. Hasil perhitungan frekuensi dari jawaban narasumber dapat dilihat pada Tabel IV.4. TABEL IV.4 LOKASI PENDIDIKAN NON FORMAL PADA KAWASAN KUMUH DI KEMAYORAN JAKARTA PUSAT No Model Jawaban frek bobot 1 Lokasi sudah baik karena berada di tengah-tengah pemukiman, jarak paling jauh dengan perumahan masyarakat kumuh adalah 1.3 km, dan faktor lokasi merupakan penyebab masalah rendahnya jumlah masyarakat masuk ke pendidikan non formal 3 10 2 Lokasi belum baik karena jarak ke lokasi lembaga pendidikan sekitar 1 km dan membutuhkan biaya ke lokasi kursus, dan faktor lokasi merupakan penyebab masalah rendahnya jumlah masyarakat masuk ke pendidikan non formal di kawasan kumuh 5 16 123 No Model Jawaban frek bobot 3 Lokasi sudah baik karena berada di tengah-tengah pemukiman, dan faktor lokasi bukan merupakan penyebab masalah rendahnya jumlah masyarakat masuk ke pendidikan non formal 18 58 4 Lokasi belum baik karena sebagian besar lembaga kursus berada sekitar 1 km dari pemukiman, dan faktor lokasi bukan merupakan penyebab masalah rendahnya jumlah masyarakat masuk ke pendidikan non formal 3 10 5 Lainnya 2 6 JUMLAH 31 100 Sumber: Hasil Analisis, 2008 Sebanyak 3 narasumber atau sekitar 10 menyatakan bahwa lokasi sudah baik. Hal ini disampaikan karena lokasi lembaga pendidikan non formal berada di tengah-tengah pemukiman, jarak paling jauh dengan perumahan masyarakat kumuh adalah 1.3 km. Faktor lokasi merupakan penyebab masalah rendahnya jumlah masyarakat menempuh pendidikan non formal. Faktor lokasi merupakan penyebab masalah rendahnya jumlah masyarakat masuk ke pendidikan non formal. Lima narasumber atau sekitar 16 menyatakan lokasi belum baik karena jarak dari pemukiman ke lokasi lembaga pendidikan sekitar 1 km dan membutuhkan biaya ke lokasi kursus. Faktor lokasi merupakan penyebab masalah rendahnya jumlah masyarakat masuk ke pendidikan non formal di kawasan kumuh. Delapan belas narasumber atau sekitar 58 menyebutkan lokasi sudah baik karena berada di tengah-tengah pemukiman. Faktor lokasi bukan merupakan penyebab masalah rendahnya jumlah masyarakat masuk ke pendidikan non formal. Tiga responden atau sekitar 10 menyatakan bahwa lokasi belum baik karena sebagian besar lembaga kursus berada sekitar 1 km dari pemukiman. 124 Faktor lokasi bukan merupakan penyebab masalah rendahnya jumlah masyarakat masuk ke pendidikan non formal dan 2 orang atau 6 menjawab yang lainnya. Dari hal tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa lokasi pendidikan non formal di kawasan kumuh sudah baik. Hal ini dapat disimpulkan karena lembaga pendidikan non formal berada di tengah-tengah pemukiman, sehingga mudah dijangkau dari tempat tinggal masyarakat. Namun dilain pihak narasumber juga menyampaikan bahwa faktor lokasi bukan merupakan penyebab masyarakat kawasan kumuh di Kecamatan Kemayoran Jakarta untuk memasuki pendidikan non formal. Hal ini terbukti masih banyaknya masyarakat pada kawasan kumuh tidak masuk ke dalam lembaga pendidikan non formal. Padahal lokasi lembaga pendidikan non formal tidak ada masalah. Seperti yang disampaikan beberapa narasumber berikut ini: 1. Lokasi lembaga pendidikan non formal di kawasan kumuh Kecamatan Kemayoran Jakarta Pusat sudah cukup baik, dalam arti masyarakat dengan mudah dapat menjangkau lokasi. Karena selain jaraknya pendek, lembaga tersebut berada ditengah-tengah pemukiman 0.2. 2. Lokasi lembaga pendidikan non formal yang ada di kawasan kumuh Kecamatan Kemayoran Jakarta Pusat berada di tengah-tengah perkampungan kumuh, sehingga masyarakat tidak kesulitan untuk menjangkaunya. LK.4 Namun demikian, ternyata lokasi pendidikan non formal pada kawasan kumuh di Kecamatan Kemayoran Jakarta Pusat bukan merupakan penyebab rendahnya jumlah warga belajar yang terdaftar di pendidikan non formal. Ini terbukti dengan tidak menjadikannya masalah lokasi pendidikan non formal, namun demikian masih minim jumlah warga belajar yang memasuki pendidikan non formal. Lebih jelasnya dapat diperhatikan dari beberapa pendapat narasumber sebagai berikut: 125 10 16 58 10 6 1. Lokasi lembaga pendidikan non formal sebenarnya kurang berpengaruh terhadap minimnya jumlah warga belajar yang memasuki pendidikan non formal, karena lokasi lembaga sudah berada di tengah-tengah masyarakat, namun masih banyak warga yang tidak masuk ke pendidikan non formal LK.1. 2. Lokasi bukan merupakan pemecahan untuk meningkatkan jumlah warga belajar di kawasan kumuh. Karena lokasi lembaga pendidikan non formal yang ada sekarang sudah berada di dalam lingkungan masyarakat. A.3 Sedangkan gambar frekuensi model jawaban terhadap lokasi pendidikan non formal di kawasan kumuh Jakarta Pusat dapat dilihat pada gambar IV.4 dibawah ini. Sumber: Hasil analisis, 2008 GAMBAR 4.4 GRAFIK LOKASI DAN PENGARUH PENDIDIKAN NON FORMAL PADA KAWASAN KUMUH KEMAYORAN JAKARTA PUSAT Kesimpulan dari penjelasan tersebut di atas adalah, sebagian besar narasumber yaitu sejumlah 58 menyebutkan lokasi sudah baik. Hal ini dikarenakan lembaga pendidikan non formal sebagian besar berada di tengah- tengah pemukiman. Namun demikian, baik buruknya lokasi bukan merupakan Lokasi belum baik karena sebagian besar lembaga kursus berada sekitar 1 km dari pemukiman, dan faktor lokasi bukan merupakan penyebab masalah rendahnya jumlah masyarakat masuk ke pendidikan non formal Lokasi belum baik karena jarak ke lokasi lembaga pendidikan sekitar 1 km dan membutuhkan biaya ke lokasi kursus, dan faktor lokasi merupakan penyebab masalah rendahnya jumlah masyarakat masuk ke pendidikan non formal di kawasan kumuh Lokasi sudah baik karena berada di tengah- tengah pemukiman, jarak paling jauh dengan perumahan masyarakat kumuh adalah 1.3 km, dan faktor lokasi merupakan penyebab rendahnya jumlah masyarakat masuk ke pendidikan non formal Lokasi sudah baik karena berada di tengah- tengah pemukiman, dan faktor lokasi bukan merupakan penyebab masalah rendahnya jumlah masyarakat masuk ke pendidikan non formal Lainnya 126 penyebab rendahnya jumlah masyarakat masuk ke pendidikan non formal. Adanya penyesuaian program pendidikan keahlian antara lain menyulam, bengkel, kerajinan barang bekas yang dianggap sesuai dengan kondisi dan karakteristik masyarakat adalah solusi untuk meningkatkan angka partisipasi masyarakat masuk ke pendidikan non formal. 127 Gambar 4.5 128 128

4.5. Analisis Komponen Sistem Pendidikan Non Formal pada

Masyarakat Kawasan Kumuh Komponen sistem pendidikan non formal adalah bagian-bagian yang membentuk sebuah satu kesatuan yang akan bersama-sama mencapai tujuan pendidikan non formal. Dalam bagian ini akan dibahas tentang bagaimana kondisi komponen sistem pendidikan non formal pada kawasan kumuh di Kecamatan Kemayoran Jakarta Pusat.

4.5.1 Analisis Tujuan Pendidikan Non Formal Pada Kawasan Kumuh

Dalam menentukan suatu tujuan sebuah organisasi tentunya harus memperhatikan kondisi dan kemampuan sumberdaya yang dimiliki oleh organisasi tersebut. Tujuan pendidikan non formal sesuai dengan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Adalah mengembangkan potensi peserta didik dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan fungsional serta pengembangan sikap dan kepribadian profesional. Dalam kontek ini tujuan pendidikan non formal pada kawasan kumuh adalah tujuan dari lembaga pendidikan non formal yang berada pada kawasan kumuh di Kecamatan Kemayoran Jakarta Pusat. Dari hasil wawancara kepada 8 dari 13 pengelola lembaga pendidikan non formal yang ada, tujuan pendirian lembaga pendidikan non formal dapat dikelompokkan menjadi tiga tujuan besar yaitu seperti pada tabel IV.5 di bawah ini: 129 TABEL IV.5 FREKUENSI TUJUAN PENDIDIKAN NON FORMAL PADA KAWASAN KUMUH DI KEMAYORAN JAKARTA PUSAT No Model jawaban frek bobot 1 Mencerdaskan kehidupan bangsa dengan menyediakan bekal keterampilan kepada masyarakat, agar dapat terserap di dunia usaha, dunia industri dan usaha mandiri. 5 62.5 2 Membantu masyarakat miskin meningkatkan keterampilan untuk bekal hidup mandiri di masyarakat. 2 25 3 Meningkatkan sumber daya manusia Indonesia dalam menyongsong era global 1 12.5 JUMLAH 8 100 Sumber: Hasil Analisis, 2008 Dari hasil perhitungan didapatkan bahwa tujuan pendidikan non formal pada kawasan kumuh ke Kecamatan Kemayoran Jakarta Pusat adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dengan menyediakan bekal keterampilan masyarakat, agar terserap di dunia usaha, dunia industri dan usaha mandiri. Hal ini dinyatakan oleh 5 narasumber atau sekitar 62,5 , sedangkan pendapat yang menyatakan akan membantu masyarakat miskin meningkatkan keterampilan untuk bekal hidup bermasyarakat, dinyatakan oleh 2 narasumber atau sekitar 25, sedangkan meningkatkan sumber daya manusia Indonesia dalam menyongsong era global dinyatakan oleh 1 narasumber. Menurut masyarakat yang bertempat tinggal di kawasan kumuh, lembaga masyarakat dan dinas terkait menunjukkan bahwa tujuan pendidikan non formal eksisting sudah sesuai dengan keinginan dan kondisi masyarakat kawasan kumuh. Hal ini dapat dilihat dari perhitungan frekuensi kesesuaian tujuan kepada narasumber yang ada, seperti pada tabel IV.6 dibawah: