60
2.4.2.2 Pendekatan Teori Ketergantungan Struktural
Teori marginalitas, adalah pendekatan melalui teori ketergantungan yang bersifat struktural didalam menjelaskan gejala tumbuhnya perkampungan
miskin atau permukiman kumuh di perkotaan Surbakti, 1984:67. Dari sudut teori ketergantungan, bahwa gejala perkampungan miskin di perkotaan itu sebagai
bentuk produk penetrasi kapitalis terhadap masyarakat pedesaan yang secara struktural kondisinya pincang bila dibandingkan dengan kondisi perkotaan.
Situasi dan kondisi di pedesaan tersebut menyebabkan mereka mencari jalan keluar, misalnya dengan melakukan migrasi ke kota-kota besar untuk
mencari pekerjaan dan menambah penghasilan. Dengan kata lain terdapat faktor pendorong push factor, yaitu pengangguran dan kemiskinan di pedesaan,
sedangkan faktor lain adalah adanya faktor penarik pull factor, yaitu daya tarik dan harapan yang ditimbulkan oleh pertumbuhan kota yang pesat sebagai
penyebab mereka pindah ke kota. Kebanyakan kaum migran tidak dibekali ketrampilan, keahlian, dan
pendidikan yang memadai sehingga dengan sendirinya sulit bagi mereka untuk dapat memasuki sektor ekonomi formal, seperti perusahaan negara, swasta, atau
kantor-kantor birokrasi pemerintahan di kota besar. Penghuni perkampungan miskin dapat dipisahkan berdasarkan beberapa
cara seperti: a.
Secara sosial: -
Penghuni perkampungan miskin memiliki organisasi internal dan kohesi sosial, seperti adanya asosiasi RTRW;
61 -
Mereka enggan kembali ke desa karena di desa tidak ada harapan lagi untuk hidup;
b. Secara budaya:
- Mereka mempunyai aspirasi borjuis sebagaimana kelas
menengah atas, yaitu dalam hal kemauan untuk bekerja keras, bertekad meninggalkan kemiskinan, bersikap berdikari.
c. Secara ekonomi:
- Mereka memberi banyak kepada kotanya daripada apa-apa yang
mereka terima dari kota; -
Mereka mempunyai pekerjaan di kota, misalnya dengan membersihkan dan memanfaatkan sisa-sisa konsumsi orang lain
terutama bagi pemulung; d.
Secara politis: -
Mereka jauh dari sikap apatis, tidak aktif berpolitik, karena mereka menaruh perhatian pada isu-isu yang menyangkut kehidupan
mereka; -
Perilaku berpolitiknya pun seperti kebanyakan warga masyarakat lainnya, misalnya ikut memilih dalam pemilu atau ikut
berkampanye, ikut serta dalam kegiatan RTRW, dan membayar iuran sesuai dengan kemampuannya Surbakti, 1984: 68.
Secara singkat dapat dijelaskan, bahwa teori ketergantungan ini menyimpulkan adanya perkampungan miskin atau permukiman kumuh di
perkotaan tersebut. Secara sosial, mereka disisihkan oleh kehidupan masyarakat;