Teori Lokasi Teori Lokasi dan Pelayanan

53 a. Jangkauan barang atau pelayanan. Yang dimaksud dengan jangkauan barang adalah berapa jauh jarak yang mampu ditempuh untuk membeli barang dan jasa pada tingkat harga tertentu. b. Batas ambang permintaan. Batas ambang didefinisikan sebagai tingkat permintaan minimal yang dibutuhkan untuk mendukung keberadaan fungsi tertentu Daldjoeni, 1997; 134-135. Untuk menentukan lokasi suatu fasilitas umum yang dapat memberikan pelayanannya secara optimal, dapat dilakukan melalui beberapa strategi, meliputi: a. Adanya gambaran yang jelas terhadap karakteristik target populasi konsumen yang telah terindetifikasi. b. Menentukan distribusi ruang dari target populasi yang telah diidentifikasikan melalui unit-unit area. c. Menentukan wilayah-wilayah mana yang berpotensi untuk dialokasikan sebuah fasilitas dengan pendekatan kriteria kepentingan pelayanan.

d. Menentukan secara pasti terhadap lokasi fasilitas dalam masing-masing area

pelayanannya Bourne, 1982: 371-381.

2.3.2 Sarana Pelayanan

Konsep kemudahan yang digunakan dalam pelayanan fasilitas kepada masyarakat, meliputi: a. Total jarak dari semua populasi atau konsumen ke lokasi fasilitas adalah minimu m. Hal ini disebut kriteria “minimal jarak” aggregate distance minimization, disebut juga minimasi jarak rata-rata, dan dinamakan kriteria jarak rata-rata average distance. 54 b. Jarak terjauh minimum dari populasi atau konsumen terhadap fasilitas. Biasanya disebut sebagai kri teria “jarak minimal” minimal distance. c. Jumlah populasi di daerah sekitar fasilitas pelayanan tersebut sebanding. Hal ini disebut sebagai kriteria “pelayanan sebanding” equal assignment. d. Jumlah populasi disekitar fasilitas pelayanan selalu lebih besar daripada jumlah populasi yang ditentukan. Ini disebut kriteria “ambang batas” treshold constraint. e. Jumlah populasi di daerah sekitar fasilitas pelayanan tidak lebih besar daripada jumlah populasi yang ditentukan. Hal ini disebut kriteria “ketetapan kapasitas” capacity constraint Rushton 1979: 32. Keefektifan pelayanan kota dicerminkan oleh nilai sarana dan prasarana kota secara spatial maupun secara fungsional. Nilai keefektifan pelayanan lingkungan kota ini didasari oleh pertimbangan ukuran kualitas, yaitu: a. Kemudahan accesssibility yaitu kemudahan memperoleh pelayanan dan kemudahan untuk dicapai. b. Menyenangkan convenient yaitu yang serba mudah memperoleh pelayanan yang memadai dan menyenangkan. c. Kenyamanan comfort yaitu lingkungan yang nyaman dan asri serta terbebas dari kekumuhan dan kemacetan. d. Keamanan dan keselamatan safety and security yaitu lingkungan yang terjamin keamanan dan keselamatan dari berbagai ancaman seperti kriminalitas, kecelakaan lalu lintas, dll.