Analisis Metode Pendidikan Non Formal Pada Kawasan Kumuh
132
Untuk mencapai tujuan. Dari hasil wawancara dengan 9 orang narasumber dari 13 lembaga pendidikan non formal yang ada di Kecamatan Kemayoran
Jakarta Pusat dapat disampaikan bahwa, metode yang digunakan dapat dikelompokkan menjadi 3 bagian besar seperti pada tabel IV.7 dibawah ini:
TABEL IV.7 FREKUENSI METODE PENDIDIKAN NON FORMAL
PADA KAWASAN KUMUH DI KEMAYORAN JAKARTA PUSAT
No Model jawaban
frek Bobot
1 Metode klasikal dengan prosentase praktek dan teori
adalah 60:40, dengan bimbingan satu tutor 5
56 2
Metode klasikal dengan teori tanpa praktek 1
11 3
Metode klasikal dengan prosentase praktek dan teori adalah 40 : 60, praktek ditempat lain
2 33
JUMLAH 8
100 Sumber: Hasil Analisis, 2008
Dari hasil perhitungan didapatkan bahwa lembaga pendidikan non formal yang penyampaian materi dengan menggunakan metode klasikal dengan
prosentase praktek dan teori adalah 60:40. Dengan bimbingan satu tutor dinyatakan oleh 5 narasumber atau 55. Sedangkan metode klasikal dengan
teori tanpa praktek disampaikan oleh 1 narasumber atau 11 . Metode klasikal dengan prosentase praktek dan teori adalah 40:60, praktek ditempat lain
disampaikan oleh 2 narasumber atau sekitar 33 dari keseluruhan 8 narasumber lembaga pendidikan non formal di kawasan kumuh Kecamatan Kemayoran
Jakarta Pusat. Dari hal diatas dapat disimpulkan bahwa metode atau penyampaian
materi yang digunakan oleh lembaga pendidikan non formal pada kawasan kumuh di Kecamatan Kemayoran Jakarta Pusat adalah dengan metode klasikal dengan
133
prosentase praktek dan teori adalah 60:40, dengan bimbingan satu tutor setiap kelas.
Sedangkan menurut masyarakat yang bertempat tinggal di kawasan kumuh, bahwa metode yang digunakan oleh lembaga pendidikan non formal yang
ada belum sesuai dengan keinginan dan kondisi masyarakat kawasan kumuh. Hal ini didapatkan dari hasil wawancara dari beberapa narasumber. Dari hasil
wawancara tersebut, dapat dikelompokkan menjadi 4 bagian besar. Pengelompokan pendapat narasumber tentang penyampaian materi dapat
diperhatikan pada tabel IV.8 dibawah ini:
TABEL IV.8 FREKUENSI KESESUAIAN METODE PENDIDIKAN NON FORMAL
PADA KAWASAN KUMUH DI KEMAYORAN JAKARTA PUSAT
No Model jawaban
Frek
1 Metode pemberian materi tidak sesuai dengan kemauan
masyarakat kawasan kumuh, hal ini mempengaruhi sikap masyarakat untuk memasuki pendidikan non formal
19 61
2 Metode penyampaian materi tidak sesuai dengan
kemauan masyarakat kawasan kumuh, namun hal ini tidak mempengaruhi sikap masyarakat untuk memasuki
pendidikan non formal 6
19
3 Metode penyampaian materi sudah sesuai dengan
kondisi masyarakat kawasan kumuh, namun hal ini tidak mempengaruhi sikap masyarakat untuk memasuki
pendidikan non formal 3
10
4 Metode penyampaian materi sudah sesuai dengan
kondisi masyarakat
kawasan kumuh,
hal ini
mempengaruhi sikap masyarakat untuk memasuki pendidikan non formal
3 10
JUMLAH 31
100 Sumber: Hasil Analisis, 2008
Dari tabel frekuensi kesesuaian metode penyampaian materi pendidikan non formal dengan kondisi masyarakat menunjukkan bahwa metode atau cara
penyampaian materi pendidikan non formal pada kawasan kumuh di Kemayoran
134
Jakarta Pusat adalah menggunakan metode klasikal dengan prosentase praktek dan teori adalah 60:40, dengan bimbingan satu tutor.
Hal ini ternyata tidak sesuai dengan kondisi masyarakat kawasan kumuh. Metode yang diinginkan adalah hanya dengan metode praktek. Sedangkan teori
hanya diberikan disela-sela praktek dimana setiap warga belajar mengoperasikan satu alat dengan bimbingan satu tutor. Hal ini berpengaruh terhadap kemauan
masyarakat kumuh untuk memasuki pendidikan non formal. Ini menunjukkan sebuah kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan
karena frekuensinya lebih dari 50, yaitu sebesar 61. Seperti yang disampaikan oleh beberapa narasumber antara lain:
1. Metode penyampaian materi lembaga pendidikan non formal yang ada belum
sesuai dengan kondisi masyarakat pada kawasan kumuh, ini salah satu penyebab masyarakat kawasan kumuh tidak mau masuk ke pendidikan non formal yang ada
A.5.
2. Metode penyampaian materi kurang sesuai, karena masyarakat sudah tidak mau
lagi mendengarkan teori, tetapi lebih baik jika penyampaian teori bersama-sama pada saat praktek, dan hal ini salah satu penyebab masyarakat pada kawasan
kumuh tidak mau masuk ke lembaga pendidikan non formal yang ada. W.2
Lebih jelasnya jumlah jawaban yang menyatakan bahwa metode lembaga pendidikan non formal belum sesuai dengan kondisi masyarakat pada kawasan
kumuh dapat dilihat pada gambar IV. 7 dibawah ini:
135
61 10
10 19
Sumber: Hasil analisis, 2008
GAMBAR 4.7 GRAFIK KESESUAIAN METODE PENDIDIKAN NON FORMAL PADA
KAWASAN KUMUH KEMAYORAN JAKARTA PUSAT
Kesimpulan dari penjelasan tersebut di atas bahwa, sebagian besar narasumber, sejumlah 61 menyebutkan bahwa metode penyampaian materi
pendidikan non formal pada kawasan kumuh yaitu dengan sistem klasikal. Perbandingan antara praktek dan teori 60:40 dengan bimbingan satu tutor tidak
Metode pemberian materi tidak sesuai dengan kemauan masyarakat kawasan kumuh,
hal ini mempengaruhi sikap masyarakat untuk memasuki pendidikan non formal
Metode penyampaian materi sudah sesuai dengan kondisi masyarakat kawasan kumuh,
namun hal ini tidak mempengaruhi sikap masyarakat untuk memasuki pendidikan non
formal
Metode penyampaian materi tidak sesuai dengan kemauan masyarakat kawasan kumuh,
namun hal ini tidak mempengaruhi sikap masyarakat untuk memasuki pendidikan non
formal Metode penyampaian materi sudah sesuai
dengan kondisi masyarakat kawasan kumuh, hal ini mempengaruhi sikap masyarakat untuk
memasuki pendidikan non formal
Jumlah pusat kegiatan belajar masyarakat yang ada di kawasan kumuh kecamatan Kemayoran Jakarta Pusat berjumlah 1 unit, yaitu PKBM 01 Kebon Kosong, dengan
metode penyampaian materi klasikal
Salah satu kegiatan di pusat kegiatan belajar
masyarakat PKBM
yang melaksanakan metode klasikal dengan
perbandingan antara praktek dengan teori adalah 60 : 40, dengan bimbingan
satu tutor setiap kelas
136
sesuai dengan kondisi masyarakat. Hal ini mempengaruhi kemauan masyarakat memasuki pendidikan non formal.
Sedang metode yang diharapkan oleh masyarakat pada kawasan kumuh Kecamatan Kemayoran Jakarta Pusat adalah dengan metode prktek langsung.
Dimana penyampaian teori diberikan secara tidak terpisah dengan praktek, namun berada di antara praktek, atau pada saat praktek dilakukan.