Rekapitulasi Analisis Komponen Sistem Pendidikan Non Formal.

155 Hal ini akan semakin menguatkan kesimpulan bahwa sistem pendidikan yang dianggap dapat menyesuaikan dengan kondisi masyarakat pada kawasan kumuh Kecamatan Kemayoran Jakarta Pusat adalah sistem pendidikan non formal yang mempunyai program keahlian bengkel, las, anyaman, sulam, kerajinan barang bekas, dengan tutor yang menguasai materi dan waktu pelaksanaan belajar antara pukul 16.00 – 22.00 WIB. Sistem pendidikan non formal yang seperti itu disebut dengan sistem pendidikan non formal yang mendasarkan pada layanan.

4.6 Sistesis Terhadap Hasil Analisis

Jika melihat pendapat narasumber, maka mayoritas narasumber menyatakan bahwa sistem pendidikan non formal yang ada tidak sesuai dengan kondisi dan karakteristik masyarakat kawasan kumuh Kecamatan Kemayoran Jakarta Pusat. Yaitu masyarakat yang serba kekurangan secara ekonomi, dengan mata pencaharian sebagian besar adalah pemulung. Sedangkan waktu efektif antara jam 05.00 –14.00 WIB, dengan pendapatan rendah yang membuat ketidakmampuan untuk mengakses pendidikan non formal yang ada di kawasan tersebut. Hal ini yang mengakibatkan minimnya masyarakat kawasan kumuh yang berminat memasuki lembaga pendidikan non formal. Untuk lebih jelas tentang kondisi pendidikan non formal pada kawasan kumuh di Kecamatan Kemayoran Jakarta Pusat dapat di rangkum dalam rekapitulasi tabel IV.18 di bawah ini: 160 KOMPONEN TEORI KONDISI EKSISTING PENDIDIKAN NON FORMAL PADA KAWASAN KUMUH KAJIAN KONDISI PENDIDIKAN NON FORMAL PADA KAWASAN KUMUH YANG DIINGINKAN Tujuan Utama Ananda: Pendidikan non formal mempunyai tujuan agar para lulusan pendidikan itu menjadi tenaga kerja produktif dan biasanya bersifat remidial Menyediakan bekal keterampilan kepada masyarakat agar terserap didunia usaha dan dunia industri serta usaha mandiri Tujuan sistem pendidikan non formal pada masyarakat kawasan kumuh di Kecamatan Kemayoran Jakarta Pusat adalah lebih menekankan pada keterampilan keahlian personal yang sifatnya instant dengan jenis program atau keahlian yang cepat mendapatkan atau menghasilkan uang, ijazah bukan sebuah tujuan utama tetapi yang utama adalah menjadi tenaga kerja yang produktif. Menyediakan bekal keterampilan kepada masyarakat agar terserap didunia usaha dan dunia industri serta usaha mandiri Metode Winardi: Dalam pelaksanaannya metode yang digunakan membedakan pendidikan luar sekolah berbesa dengan pendidikan yang lain, antaranya: berkaitan dengan misi yang mendesak dan praktis, tempatnya diluar kelas, bahan pelajaran lebih besar keterampilan, bersifat sukarela, aktivitas sampingan, biaya murah, syarat penerimaan mudah Metode pelaksanaan pembelajaran adalah klasikal dengan prosentase perbadingan antara praktek dengan teori adalah 60:40. Sesuai dengan metode yang tepat dilakukan pada pendidikan non formal yaitu mendesak dan praktis, dan sesuai dengan sifat masyarakat kawasan kumuh yang tidak mau terikat, maka metode yang digunakan dalam poses belajar tidak harus selalu berada dalam sebuah ruang kusus, namun lebih mengena jika dilakukan di luar kelas dengan memperbanyak praktek dibanding teori. Masyarakat kawasan kumuh biasanya segan membaca dan belajar. Metode individual atau semi private, dengan memberikan teori 10 di sela-sela waktu belajar praktek, dan dilaksanakan tidak harus dalam ruang kelas