Analisis Permasalahan Masyarakat Kawasan Kumuh Terhadap
111
No Model jawaban
frek bobot
3 Waktu pelaksanaan proses belajar mengajar tidak sesuai
dengan waktu senggang masyarakat pada kawasan kumuh, yaitu antar jam 16.00-22.00 WIB sehingga
masyarakat tidak bisa mengikuti program tersebut 68
43.9
4 Kurang kesiapan lembaga pendidikan untuk membuka
program sekaligus menyesuaikan waktu pelaksanaan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
36 23.2
5 Tingginya biaya kursus yang diminta oleh lembaga
pendidikan non formal yang ada satu program keahlian berkisar antara Rp.300.000
– Rp.1.500.000 59
38.1 6
Belum tersedia, lembaga pendidikan non formal yang memiliki program yang dapat menyesuaikan dengan
kebutuhan dan kondisi masyarakat seperti anyaman, menyulam, bengkel, kerajinan dari barang bekas.
188 85.8
Sumber: Hasil Analisis, 2008
Mengacu pada skala Likert, hasil perhitungan lampiran 2 menunjukkan bahwa keenam permasalahan masyarakat kawasan kumuh terhadap pendidikan
non formal adalah sebagai berikut: permasalahan prioritas pertama adalah permasalahan nomor 6, permasalahan prioritas kedua adalah permasalahan nomor
1, permasalahan prioritas ketiga adalah permasalahan nomor 3, permasalahan prioritas ke empat adalah permasalahan nomor 4 dan 5. Sedangkan yang dianggap
permasalahan prioritas kelima adalah permasalahan nomor 2. Gambar 4.1.
112
Sumber: Analisis Peneliti 2008
GAMBAR 4.1 GRAFIK PRIORITAS PERMASALAHAN MASYARAKAT KAWASAN
KUMUH BIDANG PENDIDIKAN NON FORMAL
Dengan demikian permasalahan umum masyarakat kumuh di Kecamatan Kemayoran Jakarta Pusat dalam bidang pendidikan non formal dapat diurutkan
sebagai berikut: 1.
Belum tersedia lembaga pendidikan non formal yang memiliki program yang dapat menyesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi masyarakat,
seperti anyaman, menyulam, bengkel, kerajinan dari barang bekas; 2.
Sebagian besar lembaga pendidikan non formal yang ada di kawasan kumuh, memiliki program yang berhubungan dengan perkembangan
teknologi. Seperti halnya komputer, jaringan LAN, service handphone garmen dan kecantikan;
3. Waktu pelaksanaan proses belajar mengajar tidak sesuai dengan waktu
senggang masyarakat pada kawasan kumuh. Dimana waktu senggang masyarakat kawasan kumuh antara jam 16.00-22.00 WIB. Karena kesibukan
86, 1 62, 2
44, 3 23, 4
38, 4 2, 5
1 2
3 4
5 6
20 40
60 80
100
Pr io
r itas
Bobot Permasalahan
113
pada jam tersebut, membuat masyarakat kawasan kumuh tidak dapat mengikuti program tersebut;
4. Kurang kesiapan lembaga pendidikan untuk membuka program sekaligus
menyesuaikan waktu pelaksanaan dengan kebutuhan masyarakat. Tingginya biaya kursus yang diminta oleh lembaga pendidikan non formal yang ada
satu program keahlian berkisar antara Rp.300.000 – Rp.1.500.000;
5. Lembaga pendidikan non formal yang mempunyai program sesuai dengan
kebutuhan masyarakat kawasan kumuh terutama untuk ibu-ibu PKK seperti menyulam, anyaman, bengkel, kerajinan dari barang bekas berada
jauh dari pemukiman kumuh. Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa bukan besarnya biaya yang
menjadi permasalahan utama terhadap kemauan memasuki pendidikan non formal, yang sudah menjadi isu regional bahkan nasional. Ternyata permasalahan
terletak pada belum tersedianya lembaga pendidikan non formal yang memiliki program yang dapat menyesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi masyarakat.
Hal ini yang menunjukkan konsistensi permasalahan utama yang dihadapi oleh masyarakat pada kawasan kumuh dalam bidang pendidikan non formal.
Hal ini seperti yang disampaikan oleh beberapa narasumber dibawah ini:
1. Permasalahannya adalah lembaga pendidikan non formal yang ada di wilayah sini
memiliki kurikulum dan program yang baku, tidak pernah melihat kebutuhan lingkungan, sehingga banyak masyarakat yang tidak mau memasuki dalam
lembaga tersebut. D.1
2. Lembaga pendidikan non formal yang ada tidak mau menyesuaikan dengan kondisi
dan kebutuhan masyarakat kawasan kumuh, baik program, waktu pelaksanaan maupun sarana dan prasarananya. LP.3
3. Belum ada kesesuaian antara kebutuhan masyarakat, kondisi masyarakat, dengan
lembaga pendidikan non formal yang ada selama ini. O.6 4.
Banyak lembaga pendidikan non formal yang ada di lingkungan kawasan kumuh ini yang tidak mau menyesuaikan dengan kondisi masyarakat lingkungannya. A.5
114
Selain menghasilkan beberapa permasalahan umum, hasil wawancara juga menghasilkan pemecahan masalah atau solusi yang diusulkan untuk
mengatasi permasalahan yang terjadi pada masyarakat kawasan kumuh Kecamatan Kemayoran Jakarta Pusat. Banyaknya jenis pemecahan masalah yang
disampaikan untuk mengatasi permasalahan di masyarakat kawasan kumuh di Kecamatan Kemayoran Jakarta Pusat menunjukkan kompleksitas permasalahan
yang ada di masyarakat.