pelanggan. Selain itu teknik yang dilakukan adalah dengan cara memasukkan tes data ke dalam program klien untuk menilai efektivitas internal control komputer klien.
243
C. Penentuan Pendapat Akuntan Publik atas Laporan Keuangan di Pasar Modal
1. Jenis-jenis Pendapat Akuntan Publik
Menurut Standar Profesional Akuntan Publik PSA 29 SA Seksi 508, ada lima jenis pendapat akuntan:
1. Pendapat wajar tanpa pengecualian Unqualified Opinion
Pendapat ini disebut juga clean opinion, pendapat tidak cacat, pendapat bersih dan lain-lain.
244
Jika akuntan publik telah melaksanakan pemeriksaan sesuai dengan standar auditing yang ditentukan oleh Ikatan Akuntan Indonesia, seperti terdapat
dalam standar profesional akuntan publik, dan telah mengumpulkan bahan-bahan pembuktian audit evidence yang cukup untuk mendukung opininya, serta tidak
menemukan adanya kesalahan material atas penyimpangan dari prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, maka akuntan publik dapat memberikan
pendapat wajar tanpa pengecualian.
245
Pendapat wajar tanpa pengecualian menyatakan bahwa laporan keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan,
243
Ibid.
244
Sofyan Safri Harahap, Op. Cit., hlm. 95.
245
Sukrisno Agoes, Auditing Pemeriksaan AKuntan oleh Kantor Akuntan Publik, Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Univesitas Indonesia, 2004, hlm. 50-52.
Universitas Sumatera Utara
hasil usaha, dan arus kas suatu entitas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
246
Menurut Theodorus M. Tuanakotta, pendapat wajar tanpa pengecualian hanya boleh diberikan apabila persyaratan-persyaratan yang berikut telah terpenuhi:
247
a. Akuntan publik telah memenuhi Norma Pemeriksaan Akuntan sekarang disebut
Standar Profesional Akuntan Publik di dalam menjalankan tugasnya. b.
Berdasarkan standar tersebut, akuntan publik mempunyai keyakinan bahwa: 1
Laporan keuangan yang diperiksa memang layak, dalam arti bahwa laporan keuangan tidak terlalu tinggi atau rendah not materially over or understated
dan semua informasi yang diperlukan agar laporan keuangan tidak menjadi menyesatkan, memang sudah tercantum.
2 Laporan keuangan sudah disajikan sesuai dengan Prinsip Akuntansi Indonesia.
3 Prinsip Akuntansi Indonesia diterapkan secara konsisten dengan tahun
sebelumnya. Akuntan publik yang memberi pendapat harus dianggap bersalah jika:
248
a. Ia tidak menyebutkan fakta-fakta yang sangat penting, baik dalam sifat maupun
jumlah yang tidak tercantum dalam laporan keuangan maupun catatan mengenai laporan keuangan, meskipun fakta-fakta tersebut diketahuinya.
b. Ia tidak melaporkan kesalahan-kesalahan besar material misstatement yang
diketahuinya terdapat dalam laporan keuangan. c.
Ia sangat ceroboh dan lalai materially negligent dalam menjalankan pemeriksaannya dan dalam membuat laporannya.
d. Ia tidak mengumpulkan bukti-bukti yang cukup untuk menjamin kebenaran
pendapatnya. e.
Ia lalai dalam mensinyalir adanya penyimpangan atas penerapan Prinsip Akuntansi Indonesia.
Persyaratan agar akuntan dapat memberikan pendapat wajar tanpa pengecualian Unqualified Opinion adalah:
249
246
PSA Nomor 29 SA Seksi 508 Standar Profesional Akuntan Publik Periode 31 Maret 2011.
247
Theodorus M. Tuanakotta dalam Amin Widjaja Tunggal, Op. cit., hlm. 11.
248
Amin Widjaja Tunggal, Ibid.
249
Sofyan Safri Harahap, Op. Cit., hlm. 95-96.
Universitas Sumatera Utara
a. Tidak ada pembatasan yang dilakukan oleh perusahaan klien sewaktu akuntan
melakukan pemeriksaan sesuai dengan standar profesional akuntan publik, meskipun pembatasan itu ada, namun masih dapat diterima sepanjang pembatasan
itu bersifat tidak material. Contoh, pembatasan yang dilakukan klien adalah jika melarang melakukan perhitungan persediaan, konfirmasi piutang sebagaimana
yang diwajibkan oleh Standar Profesional Akuntan Publik.
b. Tidak ada pembatasan pelaksanaan pemeriksaan yang disebabkan oleh keadaan
yang memaksa. Ini pun dapat diterima dalam situasi yang dianggap tidak material, contohnya adalah apabila akuntan tidak dapat memeriksa persediaan di suatu
daerah karena peperangan, bencana alam atau alasan lainnya.
c. Laporan keuangan disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku. Jika ada
pos atau transaksi yang tidak disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku namun jumlahnya tidak material masih dapat diberikan pendapat wajar. Akuntan
harus mengetahui benar prinsip akuntansi yang berlaku.
d. Prinsip akuntansi diterapkan secara konsisten dengan tahun sebelumnya. Prinsip
akuntansi banyak menawarkan alternatif dalam penyusunan laporan keuangan yang sama-sama dapat digunakan dan akan disebut wajar. Sepanjang prinsip
akuntansi yang ditetapkan diterima oleh prinsip akuntansi yang lazim maka akuntan dapat memberikan pendapat wajar. Penerapan prinsip akuntansi yang
yang digunakan sama seperti prinsip akuntansi periode sebelumnya untuk dapat disebut wajar. Apabila dirasa perlu mengubah prinsip akuntansi yang dianut, hal
ini dapat dilakukan dengan membuat jurnal penyesuaian yang nantinya akan diposting ke dalam laporan keuangan. Pengungkapan dan akibatnya kepada
laporan keuangan khususnya labarugi harus ada. Suatu syarat yang jelas dan harus dipenuhi adalah bahwa prinsip akuntansi yang baru harus lebih baik ditinjau dari
segi pengungkapan dan kewajaran dibandingkan dengan prinsip akuntansi yang lama.
e. Tidak ada hal yang bersifat tidak menentu “uncertainty” dalam laporan keuangan,
artinya pos-pos yang ada di neraca harus menggambarkan keadaan yang relatif pasti dalam arti tidak tergantung lagi kepada situasi yang mungkin akan terjadi di
masa depan yang mengubah jumlah maupun posisi pos itu kemudian. Misalnya tuntutan klien atau tuntutan pihak lain kepada perusahaan yang belum pasti
keadaannya dan masih tergantung pada keputusan pengadilan, kalau jumlahnya tidak material maka masih dapat dianggap wajar.
f. Akuntan harus berada dalam posisi independen dalam arti tidak memihak, tidak
mempunyai kepentingan ekonomis dalam perusahaan yang diperiksa. Persyaratan ini tidak memperhatikan materialitas, artinya walaupun tingkat kepentingan
ekonomisnya tidak material dan relatif sedikit hal ini sudah harus menimbulkan pendapat penolakan penugasan atau mengeluarkan pendapat bentuk “No Opinion”
atau penolakan untuk memberikan pendapat.
g. Akuntan dalam melakukan pemeriksaan harus berdasarkan Standar Profesional
Akuntan Publik yang berlaku.
Universitas Sumatera Utara
Laporan keuangan yang disyaratkan untuk perusahaan yang ingin go public di Indonesia adalah pendapat wajar tanpa pengecualian Unqualified Opinion.
250
2. Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelasan yang ditambahkan
dalam laporan audit bentuk baku Unqualified opinion with explanatory language
251
Pendapat ini diberikan jika terdapat keadaan tertentu yang mengharuskan auditor menambahkan paragraf penjelasan atau bahasa penjelasan lain dalam
laporan audit, meskipun tidak memengaruhi pendapat wajar tanpa pengecualian yang dinyatakan oleh auditor. Keadaan tersebut meliputi:
252
a. Pendapat wajar sebagian didasarkan atas laporan auditor independen lain.
b. Untuk mencegah laporan keuangan tidak menyesatkan karena keadaan-keadaan
luar biasa, laporan keuangan disajikan menyimpang dari suatu prinsip akuntansi yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia.
c. Jika terdapat kondisi dan peristiwa yang semula menyebabkan auditor yakin
tentang adanya kesangsian mengenai kelangsungan hidup entitas namun setelah mempertimbangkan rencana manajemen auditor berkesimpulan bahwa rencana
manajemen tersebut dapat secara efektif dilaksanakan dan pengungkapan mengenai hal itu telah memadai.
d. Di antara dua periode akuntansi terdapat suatu perubahan material dalam
penggunaan prinsip akuntansi atau dalam metode penerapannya. e.
Keadaan tertentu yang berhubungan dengan laporan audit atas laporan keuangan komparatif.
f. Data keuangan kuartalan tertentu yang diharuskan oleh Badan Pengawas Pasar
Modal Bapepam namun tidak disajikan atau tidak direview. g.
Informasi tambahan yang diharuskan oleh Akuntan Indonesia Dewan Standar Akuntansi Keuangan telah dihilangkan, yang penyajiannya menyimpang jauh dari
pedoman yang dikeluarkan oleh Dewan tersebut, dan auditor tidak dapat melengkapi prosedur audit yang berkaitan dengan informasi tersebut, atau auditor
tidak dapat menghilangkan keraguan yang besar apakah informasi tambahan tersebut sesuai dengan panduan yang dikeluarkan oleh Dewan tersebut.
250
Amin Widjaja Tunggal, Op. Cit., hlm. 12.
251
Sukrisno Agoes, Op. Cit., hlm. 50.
252
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
h. Informasi lain dalam suatu dokumen yang berisi laporan keuangan yang diaudit
secara material tidak konsisten dengan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan.
Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelasan ini dinyatakan apabila ada kekurangan bahan pembuktian kompeten yang cukup atau adanya
pembatasan ruang lingkup pemeriksaan, sehingga menyebabkan akuntan publik berpendapat bahwa ia tidak dapat memberikan pernyataan pendapat wajar atau
apabila yakin berdasarkan pemeriksaannya, bahwa:
253
a. Adanya pembatasan yang diberikan oleh klien sehingga akuntan publik tidak dapat
memeriksa sesuai dengan Standar Profesional Akuntan Publik. Contoh: Pelanggaran melarang akuntan untuk mengirimkan permintaan konfirmasi
mengenai jumlah saldo piutang.
b. Ada pos-pos tertentu yang cukup penting material yang disajikan secara tidak
layak. c.
Adanya pos-pos tertentu yang cukup penting yang disajikan tidak sesuai dengan Prinsip Akuntansi Indonesia.
d. Adanya prinsip-prinsip akuntansi yang tidak diterapkan secara konsisten.
e. Telah terjadi perubahan yang material mengenai prinsip akuntansi atau perubahan
dalam metode penerapannya di antara periode-periode yang diperiksanya. f.
Terdapat ketidakpastian penting yang berpengaruh terhadap laporan keuangan, dan akuntan publik memutuskan untuk tidak memberikan pernyataan pendapat tidak
wajar atau menolak pendapat.
254
3. Pendapat wajar dengan pengecualian Qualified Oipinion
Kondisi tertentu mungkin memerlukan pendapat wajar dengan pengecualian. Pendapat wajar dengan pengecualian menyatakan bahwa laporan keuangan
menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil
253
Amin Widjaja Tunggal, Loc. Cit.
254
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
usaha, dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, kecuali untuk dampak hal yang berkaitan dengan dikecualikan.
255
Pendapat ini dinyatakan bilamana:
256
a. Ketiadaan bukti kompeten yang cukup atau adanya pembatasan terhadap lingkup
audit yang mengakibatkan auditor berkesimpulan bahwa ia tidak dapat menyatakan pendapat wajar tanpa pengecualian dan ia berkesimpulan tidak
menyatakan tidak memberikan pendapat.
b. Auditor yakin, atas dasar auditnya bahwa laporan keuangan berisi penyimpangan
dari prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, yang berdampak material, dan ia berkesimpulan untuk tidak menyatakan pendapat tidak wajar.
c. Jika auditor menyatakan pendapat wajar dengan pengecualian, ia harus
menjelaskan semua alasan yang menguatkan dalam satu atau lebih paragraf terpisah yang dicantumkan sebelum paragraf pendapat. Ia harus juga
mencantumkan bahasa pengecualian yang sesuai dan menunjuk ke paragraf penjelasan di dalam paragraf pendapat. Pendapat wajar dengan pengecualian harus
berisi kata atau pengecualian dalam suatu frasa seperti kecuali untuk atau dengan pengecualian untuk. Frasa seperti tergantung atas atau dengan penjelasan berikut
ini memiliki makna yang tidak jelas atau tidak cukup kuat oleh karena itu pemakaiannya harus dihindari. Karena catatan atas laporan keuangan merupakan
bagian laporan keuangan auditan, kata-kata seperti disajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, jika dibaca sehubungan dengan catatan 1 mempunyai
kemungkinan untuk disalahtafsirkan dan oleh karena itu pemakaiannya harus dihindari.
257
4. Pendapat tidak wajar Adverse Opinion
Suatu pendapat tidak wajar menyatakan bahwa laporan keuangan tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas dan arus kas
sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
258
255
PSA Nomor 29 SA Seksi 508 Standar Profesional Akuntan Publik Periode 31 Maret 2011.
Pendapat ini dinyatakan bila menurut pertimbangan auditor, laporan keuangan secara keseluruhan
256
Sukrisno Agoes, Op. Cit., hlm. 51.
257
Ibid.
258
PSA Nomor 29 SA Seksi 508 Standar Profesional Akuntan Publik Periode 31 Maret 2011.
Universitas Sumatera Utara
tidak disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
Bila auditor menyatakan pendapat tidak wajar, ia harus menjelaskan dalam paragraf terpisah sebelum paragraf pendapat laporannya. Semua alasan yang
mendukung pendapat tidak wajar dan dampak utama hal yang menyebabkan pemberian pendapat tidak wajar terhadap posisi keuangan, hasil usaha, perubahan
ekuitas dan arus kas, jika secara praktis untuk dilaksanakan. Jika dampak tersebut tidak dapat ditentukan secara beralasan, laporan audit harus menyatakan hal itu.
259
5. Pernyataan tidak memberikan pendapat Disclaimer Opinion
Suatu pernyataan tidak memberikan pendapat menyatakan bahwa auditor tidak menyatakan pendapat atas laporan keuangan.
260
Auditor dapat tidak menyatakan suatu pendapat bilamana ia tidak dapat merumuskan atau tidak merumuskan suatu
pendapat tentang kewajaran laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Jika auditor menyatakan tidak memberikan pendapat,
laporan auditor harus memberikan semua alasan substantif yang mendukung pernyataan tersebut.
261
Pernyataan tidak memberikan pendapat adalah cocok jika auditor tidak melaksanakan audit yang lingkupnya memadai untuk memungkinkannya
memberikan pendapat atas laporan keuangan. Pernyataan tidak memberikan pendapat harus tidak diberikan karena auditor yakin, atas dasar auditnya, bahwa terdapat
259
Sukrisno Agoes, Loc. Cit.
260
PSA Nomor 29 SA Seksi 508 Standar Profesional Akuntan Publik Periode 31 Maret 2011.
261
Sukrisno Agoes, Op. Cit., hlm. 52.
Universitas Sumatera Utara
penyimpangan material dari prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Jika pernyataan tidak memberikan pendapat disebabkan pembatasan lingkup audit,
auditor harus menunjukkan dalam paragraf terpisah semua alasan substantif yang mendukung pernyataannya tersebut. Ia harus menjelaskan bahwa lingkup auditnya
tidak memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan. Auditor tidak harus menunjukkan prosedur yang dilaksanakan dan tidak harus menjelaskan
karakteristik auditnya dalam suatu paragraf yaitu, paragraf lingkup audit dalam laporan auditor baku. Jika auditor menjelaskan bahwa auditnya dilaksanakan
berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia, tindakan ini dapat mengakibatkan kaburnya pernyataan tidak memberikan pendapat. Sebagai
tambahan, ia harus menjelaskan keberatan lain yang berkaitan dengan kewajaran penyajian laporan keuangan berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia.
262
Penolakan pendapat ini dapat disebabkan oleh dua hal:
263
a. Adanya pembatasan atas luasnya pemeriksaan, misalnya klien yang mengizinkan
dilakukannya konfirmasi piutang yang jumlahnya material. b.
Adanya ketidakpastian mengenai jumlah suatu atau beberapa perkiraan tertentu, misalnya dalam hal menunggu putusan pengadilan mengenai pembayaran suatu
claim. Contoh lain adalah ketidakpastian mengenai angka-angka dalam laporan keuangan karena sistem pengendalian intern.
2. Manfaat Pendapat Akuntan Publik bagi Investor di Pasar Modal