Isi Laporan Keuangan Perseroan Terbatas

Bapepam juga mengeluarkan peraturan mengenai laporan keuangan, yaitu: a. Peraturan Nomor VIII.G.7 lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor Kep- 06PM2000 tanggal 13 Maret 2000 tentang Perubahan Peraturan Nomor VIII.G.7 tentang Pedoman Penyajian Laporan Keuangan yang sebelumnya merupakan Keputusan Ketua Bapepam Nomor Kep-97PM1996 tanggal 28 Mei 1996. b. Peraturan Nomor VIII.G.11 lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor Kep- 04PM2003 tanggal 22 Desember 2003 tentang Tanggung Jawab Direksi atas Laporan Keuangan.

2. Isi Laporan Keuangan Perseroan Terbatas

Mereka yang mempunyai kepentingan terhadap perkembangan suatu perusahaan sangatlah perlu untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan tersebut dan kondisi keuangan suatu perusahaan akan dapat diketahui dari laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan, yang terdiri dari Neraca, Laporan Perhitungan Rugi Laba serta laporan-laporan keuangan lainnya. Pengadaan analisa terhadap pos-pos neraca akan dapat diketahui atau akan diperoleh gambaran tentang posisi keuangannya, sedangkan analisa terhadap laporan rugi labanya akan memberikan gambaran tentang hasil atau perkembangan usaha perusahaan yang bersangkutan. 202 Laporan keuangan, pada mulanya, bagi suatu perusahaan hanyalah sebagai “alat penguji” dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan keuangan tidak hanya sebagai alat penguji saja, tetapi juga sebagai dasar untuk dapat 202 S. Munawir, Analisa Laporan Keuangan, Yoyakarta: Liberty, 2007, hlm. 1. Universitas Sumatera Utara menentukan atau menilai posisi keuangan perusahaan tersebut, di mana dengan nilai analisa tersebut pihak-pihak yang berkepentingan mengambil suatu keputusan, jadi untuk mengetahui posisi keuangan suatu perusahaan serta hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan tersebut perlu adanya laporan keuangan yang bersangkutan. Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut. Pihak-pihak yang berkepentingan terhadap posisi keuangan maupun perkembangan suatu perusahaan adalah para pemilik perusahaan, manajer perusahaan yang bersangkutan, para kreditur, banker, para investor dan pemerintah di mana perusahaan tersebut berdomisili, buruh serta pihak-pihak lainnya lagi. Para investor sangat berkepentingan atau memerlukan laporan keuangan perusahaan di mana mereka ini menanamkan modalnya. Mereka ini berkepentingan terhadap prospek keuntungan di masa mendatang dan perkembangan perusahaan selanjutnya, untuk mengetahui jaminan investasinya dan untuk mengetahui kondisi kerja atau kondisi keuangan jangka pendek perusahaan tersebut, dan hasil analisa laporan tersebut para investor akan dapat menentukan langkah-langkah yang harus ditempuhnya. 203 Laporan keuangan, pada umumnya terdiri dari Neraca dan Perhitungan Rugi Laba serta Laporan Perubahan Modal, di mana Neraca menunjukkanmenggambarkan 203 Ibid., hlm. 2-3. Universitas Sumatera Utara jumlah aktiva, utang dan modal dari suatu perusahaan pada tanggal tertentu, sedangkan Perhitungan laporan Rugi Laba memperlihatkan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan serta biaya yang terjadi selama periode tertentu, dan Laporan Perubahan Modal menunjukkan perubahan modal perusahaan. Tetapi dalam prakteknya sering diikutsertakan kelompok lain yang sifatnya membantu untuk memperoleh penjelasan lebih lanjut, misalnya laporan perubahan modal kerja, laporan sumber dan penggunaan kas atau laporan arus kas, laporan sebab-sebab perubahan laba kotor, laporan biaya produksi serta daftar-daftar lainnya. 204 Menurut Prinsip-prinsip Akuntansi Indonesia dikatakan bahwa laporan keuangan ialah neraca dan perhitungan rugi laba serta keterangan-keterangan yang dimuat dalam lampiran-lampirannya antara lain laporan sumber dan penggunaan dana-dana, untuk perusahaan besar yang banyak pemegang sahamnya, maka di samping laporan keuangan termaksud di atas sebaiknya ditambah keterangan- keterangan tentang: 205 a. Kondisi dan faktor-faktor ekonomi yang mempengaruhi. b. Usaha-usaha yang lalu, sekarang maupun yang akan datang. c. Luasnya produksi. d. Kebijaksanaan-kebijaksanaan perusahaan. e. Penelitian dan pengembangan. f. Marketing dan advertising. g. Rencana-rencana dalam belanja modal dan pembelanjaan di masa yang akan datang. h. Kebijaksanaan mengenai deviden dan sebagainya. 204 Ibid., hlm. 5. 205 Ibid., hlm. 6. Universitas Sumatera Utara Laporan keuangan dipersiapkan atau dibuat dengan maksud untuk memberikan gambaran atau laporan kemajuan Progress Report secara periodik yang dilakukan pihak manajemen yang bersangkutan. Laporan keuangan adalah bersifat historis serta menyeluruh dan sebagai suatu progress report. Laporan keuangan terdiri dari data-data yang merupakan hasil dari kombinasi antara: 206 a. Fakta yang telah dicatat recorded fact Fakta-fakta yang yang telah dicatat berarti laporan keuangan ini dibuat atas dasar fakta dari catatan akuntansi, seperti jumlah uang kas yang tersedia dalam perusahaan maupun yang disimpan di Bank, jumlah piutang, persediaan barang dagangan, hutang maupun aktiva tetap yang dimiliki perusahaan. Pencatatan dari pos- pos itu dinyatakan dalam harga-harga pada waktu terjadinya peristiwa tersebut at original cost. Kita tidak coba menaksir berapa jumlah yang harus dikorbankan jika kita akan menggantikan aktiva tersebut atau dengan kata lain kita tidak mencoba untuk menaksir nilai realisasi atau nilai ganti aktiva tersebut current market value atau replacement value, dengan sifat yang demikian itu, maka laporan keuangan tidak dapat mencerminkan posisi keuangan dari suatu perusahaan dalam kondisi perekonomian yang paling akhir, karena segala sesuatunya sifatnya historis. Sehingga mungkin terdapat beberapa hal yang dapat membawa akibat terhadap posisi keuangan perusahaan tidak tercatat dalam pencatatan akuntansi atau tidak tampak dalam laporan keuangan, misalnya adanya pesanan yang tidak dapat dipenuhi, berbagai 206 Ibid., hlm. 7. Universitas Sumatera Utara kontrak pembelianpenjualan yang telah disetujui dan adanya hak-hak paten yang masih dalam pengurusan. b. Prinsip-prinsip dan kebiasaan-kebiasaan di dalam akuntansi accounting convention and postulate Prinsip-prinsip dan kebiasaan-kebiasaan di dalam akuntansi berarti data yang dicatat itu didasarkan pada prosedur maupun anggapan-anggapan tertentu yang merupakan prinsip-prinsip akuntansi yang lazim General Accepted Accounting Principle, hal ini dilakukan dengan tujuan memudahkan pencatatan atau untuk keseragaman. c. Pendapat pribadi personal judgement Pendapat pribadi personal judgement dimaksudkan bahwa walaupun pencatatan transaksi telah diatur oleh konvensi-konvensi atau dalil-dalil dasar yang sudah ditetapkan yang sudah menjadi standar praktek pembukuan, namun penggunaan dari konvensi-konvensi dan dalil dasar tersebut tergantung dari pada akuntan atau manajemen perusahaan yang bersangkutan. Judgement atau pendapat ini tergantung kepada kemampuan atau integritas pembuatnya yang dikombinasikan dengan fakta yang tercatat dan kebiasaan serta beberapa hal. 207 Laporan keuangan adalah produk dari manajemen dalam rangka mempertanggungjawabkan penggunaan sumber daya dan sumber dana yang dipercayakan kepadanya. Laporan ini, secara umum, menyediakan informasi tentang posisi keuangan pada saat tertentu, kinerja dan arus kas dalam suatu periode yang 207 Ibid., hlm. 8. Universitas Sumatera Utara ditujukan bagi pengguna laporan di luar perusahaan untuk menilai dan mengambil keputusan yang bersangkutan dengan perusahaan. Laporan keuangan sebagai sumber informasi harus disajikan secara wajar, transparan, mudah dipahami dan dapat diperbandingkan dengan tahun sebelumnya ataupun antar perusahaan sejenis. Laporan keuangan harus disusun berdasarkan suatu standar akuntansi yang dapat disepadankan setaraf internasional, begitu juga halnya dengan Bapepam, sebagai anggota International Organization of Securities Commisions, menyatakan untuk menggunakan International Accounting Standard IAS dalam menyusun laporan keuangan pasar modal. Laporan keuangan diharapkan akan memberi gambaran yang sebenarnya tentang kinerja manajemen perusahaan pada masa lalu dan prospek di masa yang akan datang, sehingga dapat dipercaya dan diandalkan oleh investor sebagai acuan dalam mengambil keputusan investasi. Laporan yang disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan pada akhirnya akan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan dan akuntan publik sebagai pemberi opini atas laporan keuangan perusahaan. 208 Komite Prinsip Akuntansi Indonesia telah menyelaraskan Prinsip Akuntansi Indonesia PAI, yang berlaku di Indonesia, dengan mengadopsi International Accounting Standard IAS dari International Accounting Standard Committee. Hasilnya adalah Standar Akuntansi Keuangan SAK bertaraf internasional yang terdiri dari Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan PSAK serta Interpretasi 208 Chairul Marom, Pedoman Penyajian Laporan Keuangan, Jakarta: PT. Grasindo, 2004, hlm. 2-3. Universitas Sumatera Utara Standar Akuntansi Keuangan ISAK. Standar ini selesai disusun oleh Komite Prinsip Akuntansi Indonesia pada tanggal 7 September 1994 dan dinyatakan berlaku pada atau setelah tanggal 1 Januari 1995. Badan Pengawas Pasar Modal Bapepam dalam melaksanakan fungsinya melakukan pengawasan terhadap emiten atau perusahaan publik, mengeluarkan peraturan nomor VIII G. 7 tentang pedoman penyajian laporan keuangan berdasarkan keputusan Ketua Bapepam nomor 97PM1996 tanggal 28 Mei 1996 yang telah diubah dengan keputusan nomor 06PM2000 tanggal 13 Maret 2000. 209 Peraturan ini menetapkan bentuk, isi, dan persyaratan dalam penyajian laporan keuangan yang harus disampaikan oleh emiten atau perusahaan publik, baik untuk keperluan penyajian kepada masyarakat maupun untuk disampaikan kepada Badan Pengawas Pasar Modal Bapepam. 210 Peraturan ini merupakan pedoman penyajian laporan keuangan bagi industri secara umum. Hal-hal mengenai bentuk, isi, dan persyaratan dalam penyajian laporan keuangan yang tidak diatur dalam peraturan ini, harus mengikuti Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan PSAK yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia IAI dan praktik akuntansi lainnya yang lazim berlaku di Pasar Modal. 211 Kerangka acuan penyusunan laporan keuangan ini berguna bagi: 212 a. Penyusun laporan keuangan, untuk menyajikan laporan keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan. b. Auditor, dalam memberikan pendapat apakah laporan keuangan disusun sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum. c. Komite penyusun standar akuntansi keuangan dalam melaksanakan tugasnya. d. Bapepam untuk melakukan pengawasan terhadap para emiten atau perusahaan publik. 209 Ibid., hlm. 3-4. 210 Bagian Umum butir a peraturan nomor VIII G. 7 tentang pedoman penyajian laporan keuangan berdasarkan keputusan nomor 06PM2000 tanggal 13 Maret 2000. 211 Bagian Umum butir b peraturan nomor VIII G. 7 tentang pedoman penyajian laporan keuangan berdasarkan keputusan nomor 06PM2000 tanggal 13 Maret 2000. 212 Chairul Marom, Op. Cit., hlm. 5. Universitas Sumatera Utara e. Para pemakai laporan, dalam menafsirkan informasi laporan keuangan yang disusun secara benar dan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan.

3. Peran Organ Perseroan Terbatas dalam Pembuatan dan Pengesahan Laporan Keuangan