Tanggung Jawab Profesional Akuntan Publik

Tanggung jawab merupakan salah satu prinsip etika profesi dimana setiap orang penyandang profesi tertentu harus memiliki rasa tanggung jawab terhadap profesi, hasil, dan dampak yang ditimbulkan tersebut terdapat dua arti: 274 a. Tanggung jawab terhadap pelaksanaan pekerjaan atau fungsinya by function artinya keputusan yang diambil dan hasil dari pekerjaan tersebut harus baik serta dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan standar profesi, efektif, dan efisien. b. Tanggung jawab terhadap dampak atau akibat dari tindakan dari pelaksanaan profesi by profession tersebut terhadap dirinya, rekan kerja, dan profesi, organisasiperusahaan dan masyarakat umum lainnya, serta keputusan atau hasil pekerjaan tersebut dapat memberikan manfaat dan berguna yang baik bagi dirinya atau pihak lainnya. Prinsipnya sebagai profesional harus berbuat baik dan tidak untuk berbuat suatu kejahatan.

2. Tanggung Jawab Profesional Akuntan Publik

Peran yang dimainkan akuntan publik adalah sebagai pemeriksa informasi, dalam mengurangi risiko informasi melalui verifikasi independen atas asersi manajemen. Profesional harus memiliki reputasi yang kuat tidak hanya untuk kompetensi tetapi juga untuk karakter dan integritas yang tidak diragukan lagi, untuk menjadi sumber objektif yang dapat dipercaya. Konsep perilaku etika dan perilaku profesional merupakan pusat keberhasilan profesi akuntan. Siapa saja yang memasuki profesi akuntan dan melakukan perilaku yang tidak etika, jelas akan merugikan diri sendiri, orang lain, dan profesi. Seorang akuntan akan menghadapi berbagai masalah etika yang sulit dan akan mengalami tekanan dan godaan. Aset yang paling bernilai dari seorang profesional adalah integritas dan reputasi yang baik. Mengingat pentingnya reputasi, perilaku etika, dan profesionalisme, profesi akuntan telah mengembangkan kode etik profesional 275 274 Rismawaty, Kepribadian dan Etika Profesi, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2008, hlm. 59. yakni Kode Etik Akuntan 275 William F. Messier, Steven M. Glover, Douglas F. Prawit, Loc. Cit. Universitas Sumatera Utara Publik yang terakhir adalah Kode Etik Profesi Akuntan Publik yang mulai berlaku efektif sejak tanggal 1 Januari 2010 yang tercantum dalam Standar Profesional Akuntan Publik 31 Maret 2011. 276 Akuntan publik bertanggung jawab atas setiap aspek dari tugasnya, termasuk audit, pajak, konsultasi manajemen, dan pelayanan akuntansi serta pembukuan. Tanggung jawab hukum bagi akuntan publik yang paling umum selama ini adalah tanggung jawab terhadap klien, karena kegagalan untuk melaksanakan tugas audit sesuai waktu yang disepakati, pelaksanaan audit yang tidak memadai, gagal menemukan kesalahan, dan pelanggaran kerahasiaan oleh akuntan publik. Tanggung jawab akuntan publik terhadap pihak ketiga terjadi jika pihak ketiga mengalami kerugian akibat mengandalkan laporan keuangan yang menyesatkan. Pihak ketiga meliputi pemegang saham dan calon pemegang saham, pemasok, banker dan kreditor lain, karyawan, dan pelanggan. 277

a. Standar Profesional Akuntan Publik

Ikatan Akuntansi Indonesia pada tahun 1972, untuk pertama kalinya berhasil menerbitkan Norma Pemeriksaan Akuntan, yang disahkan dalam Kongres ke III Ikatan Akuntan Indonesia, Norma Pemeriksaan tersebut mencakup: tanggung jawab akuntan publik, unsur-unsur norma pemeriksaan akuntan yang antara lain meliputi: pengkajian dan penilaian pengendalian intern, bahan pembuktian dan penjelasan 276 Kode Etik Profesi Akuntan Publik. 277 Alvin A. Arens dan James K. Loebbecke, Auditing Pendekatan Terpadu, Buku Dua, Edisi Indonesia, Amir Abadi Yusuf Pengadaptasi, Jakarta: Salemba Empat, 1999, hlm. 788. Universitas Sumatera Utara informatif, serta pembahasan mengenai peristiwa kemudian, laporan khusus dan berkas pemeriksaan. 278 Komisi Norma Pemeriksaan Akuntan, dalam Kongres ke IV Ikatan Akuntan Indonesia tanggal 25-26 Oktober 1982, mengusulkan agar segera dilakukan penyempurnaan atas buku Norma Pemeriksaan Akuntan yang lama, dan melengkapinya dengan serangkaian suplemen yang merupakan penjabaran lebih lanjut norma tersebut. Pembentukan Komite Norma Pemeriksaan Akuntan yang baru, untuk melaksanakan tugas tersebut, untuk periode kepengurusan 1982-1986, yang anggotanya berasal dari unsur-unsur akuntan pendidik, akuntan publik dan akuntan pemerintah. Komite ini telah menyelesaikan konsep Norma Pemeriksaan Akuntan yang disempurnakan pada tanggal 11 Maret 1984. Norma Pemeriksaan Akuntan yang telah diteliti dan disempurnakan oleh Tim Pengesahan, disahkan pada tanggal 19 April 1986 oleh Pengurus Pusat Ikatan Akuntan Indonesia sebagai norma pemeriksaan yang berlaku efektif selambat- lambatnya untuk penugasan pemeriksaan atas laporan keuangan yang diterima setelah tanggal 31 Desember 1986. Ikatan Akuntan Indonesia menerbitkan Norma Pemeriksaan Akuntan Edisi revisi yang memasukkan suplemen Nomor 1 sampai dengan Nomor 12 dan interpretasi Nomor 1 sampai dengan Nomor 2. Standar Profesional Akuntan Publik disahkan dalam Kongres ke VII Ikatan Akuntan Indonesia tahun 1994, yang secara garis besar berisi: 279 278 Sukrisno Agoes, Op. Cit., hlm. 27. 279 Ibid. Universitas Sumatera Utara 1 Uraian mengenai standar profesional akuntan publik. 2 Berbagai pernyataan standar auditing yang telah diklasifikasikan. 3 Berbagai pernyataan standar atestasi yang telah diklasifikasikan. 4 Pernyataan jasa akuntansi dan review. Ikatan Akuntan Indonesia pada pertengahan tahun 1999 merubah nama Komite Norma Pemeriksaan Akuntan menjadi Dewan Standar Profesional Akuntan Publik. Dewan, selama tahun 1999, melakukan perubahan besar atas Standar Profesional Akuntan Publik per 1 Agustus 1994 dan menerbitkannya dalam buku yang diberi judul Standar Profesional Akuntan Publik per 1 Januari 2001 yang terdiri dari lima standar, yaitu: 280 1 Pernyataan Standar Auditing PSA yang dilengkapi dengan Interpretasi Pernyataan Standar Auditing IPSA. 2 Pernyataan Standar Atestasi PSAT yang dilengkapi dengan interpretasi Pernyataan Standar Atestasi I PSAT. 3 Pernyataan Standar Jasa Akuntansi dan Review PSAR yang dilengkapi dengan Interpretasi Pernyataan Standar Jasa Akuntansi dan Review IPSAR 4 Pernyataan Standar Jasa Konsultasi PSJK yang dilengkapi dengan Interpretasi Pernyataan Standar Jasa Konsultasi IPSJK. 5 Pernyataan Standar Pengendalian Mutu PSPM yang dilengkapi dengan Interpretasi Pernyataan Standar Pengendalian Mutu IPSPM. Standar Profesional Akuntan Publik juga dilengkapi dengan Aturan Kompartemen Akuntan Publik yang merupakan aturan norma yang wajib dipenuhi oleh akuntan publik. 281 280 Ibid. 281 Ibid, hlm. 28. Universitas Sumatera Utara Pernyataan Standar Profesional Akuntan Publik telah dikodifikasi oleh Dewan Standar Profesi Institut Akuntan Publik Indonesia DSP IAPI dan berlaku efektif sejak tanggal 31 Maret 2011 yang terdiri dari enam Standar Profesi: 282 1 Kode Etik Profesi Akuntan Publik 2 Standar Auditing 3 Standar Atestasi 4 Standar Jasa Akuntansi dan Review 5 Standar Jasa Konsultasi 6 Standar Pengendalian Mutu Standar Profesional Akuntan Publik SPAP merupakan standar auditing yang menjadi kriteria atau pedoman kerja minimum yang memiliki kekuatan hukum bagi para auditor dalam menjalankan tanggung jawab profesionalnya. SPAP merupakan kodifikasi pernyataan standar auditing, standar atestasi, dan standar jasa akuntansi yang telah diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia-Komite Norma Pemeriksaan Akuntan. Standar-standar dalam SPAP meliputi pertimbangan mengenai kualitas profesional auditor, seperti keahlian dan independensi, persyaratan pelaporan, dan bahan bukti. Akuntan publik memiliki kepentingan dengan kualitas jasa yang diberikan, maka untuk mengukur kualitas pelaksanaan audit, akuntan publik membutuhkan suatu kriteria, dan SPAP ini merupakan salah satu ukuran kualitas pelaksanaan auditing. Selain itu, SPAP dibuat guna memenuhi tuntutan dalam upaya: 283 1 Pengembangan jenis jasa yang diberikan akuntan publik. 282 Institut Akuntan Publik Indonesia, Standar Profesional Akuntan Publik 31 Maret 201, Jakarta: Salemba Empat, 2011, hlm.001.1-001.2. 283 Siti Kurnia Rahayu dan Ely Suhayati, Op. Cit., hlm. 37. Universitas Sumatera Utara 2 Peningkatan mutu jasa yang diberikan. Standar auditing adalah pengukuran kualitas dan tujuan, sehingga jarang berubah, sedangkan prosedur audit adalah metode-metode atau teknik-teknik rinci untuk melaksanakan standar, sehingga prosedur akan dapat berubah-ubah bila lingkungan auditnya berubah. Standar auditing dibuat berdasarkan konsep dasar. Konsep dasar sangat diperlukan karena merupakan dasar pembuatan standar yang berguna untuk memberikan pengarahan dan pengukuran kualitas dari mana prosedur audit dapat diturunkan. Menurut Mautz dan Sharaf konsep dasar untuk melahirkan standar auditing yaitu: 284 1 Bukti. Kesimpulan yang diberikan oleh akuntan publik atas pemeriksaan yang dilakukan berdasarkan perolehan dan pengevaluasian bukti audit. 2 Kehati-hatian dalam pemeriksaan, yakni didasarkan pada tanggung jawab profesional dalam melaksanakan tugas, dengan tujuan untuk mengurangi timbulnya kesalahan. 3 Penyajian atau pengungkapan wajar. Laporan keuangan yang dibuat manajemen memberikan informasi yang tidak memihak, tidak bias dan mencerminkan posisi keuangan, hasil operasi dan aliran kas perusahaan. Berhubungan dengan penerapan prinsip akuntansi yang berlaku umum, berkaitan dengan jumlah dan luas pengungkapan atau penyajian informasi, dan berkaitan dengan kewajiban auditor untuk independen dalam memberikan pendapat. 4 Independensi, yakni sikap mental yang dimiliki akuntan publik untuk tidak memihak dalam melakukan audit. 5 Etika, yakni perilaku ideal akuntan publik yang independen dalam melaksanakan audit. Berdasarkan Standar Profesional Akuntan Publik menyatakan persyaratan profesional Akuntan Publik sebagai berikut: 285 284 Mautz dan Sharaf dalam Siti Kurnia Rahayu dan Ely Suhayati, Ibid, hlm. 38 285 SA Seksi 110 PSA No. 02 Tanggung Jawab dan Fungsi Auditor Independen paragraf 04 dan 05. Universitas Sumatera Utara Persyaratan profesional yang dituntut dari auditor independen adalah orang yang memiliki pendidikan dan pengalaman berpraktik sebagai auditor independen. Mereka yang tidak termasuk orang yang terlatih untuk atau berkeahlian dalam profesi atau jabatan lain. Sebagai contoh dalam hal pengamatan terhadap perhitungan fisik persediaan, auditor tidak bertindak sebagai seorang ahli penilai, penaksir atau pengenal barang. Begitu pula meskipun auditor mengetahui hukum komersial secara garis besar, ia tidak dapat bertindak dalam kapasitas sebagai seorang penasehat hukum dan ia semestinya menggantungkan diri pada nasihat dari penasehat hukum dalam semua hal yang berkaitan dengan hukum. Dalam mengamati standar auditing yang ditetapkan Institut Akuntan Publik Indonesia, auditor independen harus menggunakan pertimbangannya dalam menentukan prosedur audit yang diperlukan sesuai dengan keadaan, sebagai basis memadai bagi pendapatnya. Pertimbangannya harus merupakan pertimbangan berbasis informasi dari seorang profesional yang ahli. Berdasarkan Standar Profesional Akuntan Publik juga diatur mengenai tanggung jawab akuntan publik terhadap profesi akuntan publik: 286 Auditor independen juga bertanggung jawab terhadap profesinya, tanggung jawab untuk mematuhi standar yang diterima oleh para praktisi rekan seprofesinya. Dalam mengakui pentingnya kepatuhan tersebut, Institut Akuntan Publik Indonesia telah menetapkan aturan yang mendukung standar tersebut dan membuat basis penegakan kepatuhan tersebut, sebagai bagian dari Kode Etik Akuntan Publik IAPI yang mencakup Kode Etik Profesi Akuntan Publik. Beberapa persyaratan standar auditing telah memberikan panduan tentang hubungan antara auditor dengan manajemen. 287 Beberapa aspek hubungan auditor dengan manajemen ditentukan oleh persyaratan hukum dan profesional. 288 286 SA Seksi 110 PSA No. 02 Tanggung Jawab dan Fungsi Auditor Independen paragraf 06.. Surat perikatan merupakan kepentingan baik auditor maupun kliennya yang berisi 287 SA Seksi 360 PSA No. 68 Komunikasi dengan Manajemen paragraf 01. 288 SA Seksi 360 PSA No. 68 Komunikasi dengan Manajemen paragraf 02. Universitas Sumatera Utara dokumentasi dan penegasan penerimaan oleh auditor mengenai penunjukan auditor oleh klien. 289 Surat perikatan membantu auditor dalam menghindari kesalahpahaman tentang syarat-syarat perikatan, dan menjadi dasar hubungan antara auditor dengan kliennya. Bentuk dan isi surat perikatan audit dapat bervariasi untuk setiap klien, namun pada umumnya mencakup: 1 Tujuan audit atas laporan keuangan. 2 Tanggung jawab manajemen atas laporan keuangan. 3 Lingkup audit, termasuk pengacuan ke perundangan, peraturan, atau standar yang diterbitkan oleh badan profesional yang didalamnya auditor menjadi anggotanya. 4 Akses ke catatan, dokumentasi, dan informasi lain apa saja yang disyaratkan dalam hubungannya dengan audit.

b. Kode Etik Akuntan Indonesia

Etik meliputi sifat-sifat manusia yang ideal atau disiplin atas diri sendiri di atas atau melebihi persyaratan atau kewajiban menurut undang-undang. 290 289 SA Seksi 360 PSA No. 68 Komunikasi dengan Manajemen paragraf 06. Etika adalah nilai-nilai tingkah laku atau aturan-aturan tingkah laku yang diterima dan digunakan oleh individu atau suatu golongan tertentu sedangkan Kode Etik adalah produk kesepakatan yang mengatur tingkah laku moral suatu kelompok tertentu dalam masyarakat untuk diberlakukan dalam suatu masa tertentu, dengan ketentuan- ketentuan tertulis yang diharapkan akan dipegang teguh oleh seluruh anggota kelompok itu. Etika profesi merupakan kode etik untuk profesi tertentu dan karenanya harus dimengerti selayaknya, bukan sebagai etika absolut. 290 Theodorus M. Tuanakotta, Op. Cit., hlm. 51. Universitas Sumatera Utara Kode Etik Akuntan Indonesia merupakan kode perilaku yang terdiri dari ketentuan umum mengenai perilaku ideal dan perilaku khusus yang menguraikan berbagai tindakan yang tidak dapat dibenarkan. 291 Kepercayaan masyarakat umum, pemerintah dan dunia usaha atas cara-cara pelaporan akuntan dan nasehat-nasehat yang diberikannya ditentukan oleh keahlian, kebebasan tindak dan pikir, serta integritas moral para akuntan. Ketidakpercayaan masyarakat pada satu atau beberapa akuntan juga dapat merendahkan martabat profesi akuntansi pada umumnya dan merugikan rekan-rekan akuntan lainnya, oleh karena itu setiap organisasi profesional, misalnya akuntan, berkepentingan untuk mempunyai kode etik dan melihat bahwa kode etik itu dijalankan oleh para anggotanya. Kode etik bagi para akuntan merupakan prinsip moral yang mengatur hubungan antara akuntan dengan para langganannya, hubungan antara sesama rekan akuntan dan hubungan antara akuntan dengan masyarakat umumnya. 292 Seorang profesional, diharapkan dapat mengarahkan dirinya pada suatu tingkat tindakan diatas tingkat tindakan yang dilakukan oleh sebagian besar anggota masyarakat. Seorang Akuntan Publik, sebagai profesional, memahami adanya tanggung jawab kepada klien, rekan seprofesi dan kepada praktik lainnya, walaupun hal tersebut dapat berarti pengorbanan diri. Akuntan publik merupakan orang yang memiliki predikat profesional. Istilah profesional berarti tanggung jawab untuk 291 Siti Kurnia Rahayu dan Ely Suhayati, Op. Cit., hlm. 49. 292 Theodorus M. Tuanakotta, Loc. Cit. Universitas Sumatera Utara berperilaku lebih dari sekedar memenuhi tanggung jawab penugasan dan memenuhi undang-undang serta peraturan masyarakat. Akuntan publik, sebagai profesional, harus bertingkah laku terhormat, karena dibutuhkannya kepercayaan publik yang tinggi atas kualitas jasa yang diberikan. Penting untuk meyakinkan klien dan pemakai laporan keuangan akan kualitas audit dan jasa lainnya, jika hal ini tidak dapat memberi kepercayaan pada klien maka kemampuan profesional akuntan publik untuk memberikan jasa kepada klien dan masyarakat secara efektif berkurang. Kantor akuntan publik ditugaskan dan dibayar perusahaan yang mengeluarkan laporan keuangan, untuk memberikan pendapatnya. Laporan hasil audit akan dimanfaatkan bagi para pemakai laporan. Akuntan publik tidak berhubungan dengan pemakai laporan keuangan tetapi lebih sering berhubungan dengan klien. Para pemakai laporan penting untuk memandang kantor akuntan publik sebagai pihak yang independen, tidak memihak dan memiliki kompetensi tinggi. Jika pemakai beranggapan bahwa kantor akuntan publik tidak memberikan jasa yang dapat mengurangi risiko informasi, maka nilai audit dan laporan atestasi akan berkurang., akibatnya permintaan akan audit atau jasa lain pada kantor akuntan publik yang bersangkutan akan berkurang, oleh sebab itu kantor akuntan publik akan lebih termotivasi untuk selalu bertindak dengan profesionalisme yang tinggi. 293 293 Siti Kurnia Rahayu dan Ely Suhayati, Loc. Cit. Universitas Sumatera Utara Salah satu cara profesi akuntan publik mewujudkan perilaku profesional adalah pengaruh dari pelaksanaan etika profesi yang telah ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia IAI yaitu Kode Etik Akuntan Indonesia. 294 Draft kode etik Ikatan Akuntan Indonesia IAI sudah disusun jauh sebelum kongres IAI yang pertama. 295 Ketentuan umum dalam kode etik akuntan publik memiliki kekuatan dalam hal penekanan pada kegiatan yang positif hingga menghasilkan kualitas kerja yang tinggi, sedangkan kelemahannya adalah sulit untuk memaksakan perilaku umum yang ideal karena tidak adanya standar perilaku minimum. Peraturan khusus memiliki keunggulan dalam penjabaran terinci, sehingga dapat dipaksakannya standar perilaku dan kinerja minimum, kelemahannya adalah cenderung memberikan penafsiran pada para praktisi sebagai standar maksimum dan bukannya minimum. Kode perilaku Ikatan Akuntan Indonesia terdiri dari tiga bagian: Kode Etik Akuntan Indonesia, Pernyataan Etika Profesi, dan Interpretasi Pernyataan Etika Profesi. Ketiga bagian tersebut dilandasi oleh prinsip perilaku profesional. 296 Ikatan Akuntan Indonesia IAI dalam kongres IAI tahun 1973, untuk pertama kalinya menetapkan kode etik bagi profesi akuntan di Indonesia. Kode etik ini kemudian disempurnakan dalam kongres IAI tahun 1981 dan tahun 1986, dan kemudian diubah lagi dalam kongres IAI tahun 1990, 1994, dan 1998. Pembahasan mengenai kode etik akuntan ini didasarkan pada Kode Etik Akuntan Indonesia yang 294 Ibid. 295 Theodorus M. Tuanakotta, Loc. Cit. 296 Siti Kurnia Rahayu dan Ely Suhayati, Loc. Cit. Universitas Sumatera Utara ditetapkan dalam Kongres VIII tahun 1998. 297 Kode etik yang masih berlaku sampai saat ini adalah Kode Etik Akuntan Publik yang diterbitkan Dewan Standar Profesi Institut Akuntan Publik Indonesia DSN IAPI pada tahun 2008. Kode etik ini dicantumkan dalam Standar Profesional Akuntan Publik 31 Maret 2011 yang berlaku sejak tanggal 1 Januari 2011. 298 Kode Etik Akuntan Publik memberikan pedoman perilaku profesional akuntan. Kode Etik Profesi Akuntan Publik terdiri dari dua bagian, yaitu: 299 1 Prinsip Dasar Etika Profesi 2 Aturan Etika Profesi Prinsip-prinsip perilaku profesional memberikan pedoman bagi anggota dalam kinerja tanggung jawab profesionalnya dengan menyatakan prinsip-prinsip dasar etika dan perilaku profesional. 300 Salah satu yang membedakan profesi akuntan publik dengan profesi lainnya adalah tanggung jawab profesi akuntan publik dalam melindungi kepentingan publik. Oleh karena itu, tanggung jawab profesi akuntan publik tidak hanya terbatas pada kepentingan klien atau pemberi kerja. Ketika bertindak untuk kepentingan publik, setiap praktisi harus mematuhi dan menerapkan seluruh prinsip dasar dan aturan etika profesi yang diatur dalam Kode Etik. 301 Setiap Praktisi wajib mematuhi prinsip dasar etika profesi di bawah ini: 302 1 Prinsip Integritas 2 Prinsip Objektivitas 297 Mulyadi, Op. Cit., hlm. 50. 298 Institut Akuntan Publik Indonesia, Standar Profesional Akuntan Publik 31 Maret 201, Jakarta: Salemba Empat, 2011, hlm.001.1-001.2. 299 Kode Etik Profesi Akuntan Publik. 300 William F. Messier, Steven M. Glover, Douglas F. Prawit, Op. Cit., 386. 301 Seksi 100 Prinsip-prinsip dasar etika Profesi bagian Pendahuluan 100.1 Kode Etik Profesi Akuntan Publik. 302 Seksi 100 Prinsip-prinsip dasar etika Profesi bagian Prinsip Dasar 100.4 Kode Etik Profesi Akuntan Publik. Universitas Sumatera Utara 3 Prinsip Kompetensi serta Sikap Kecermatan dan Kehati-hatian Profesional Professional Competence and Due Care 4 Prinsip Kerahasiaan 5 Prinsip Perilaku Profesional

B. Laporan Keuangan yang Overstated

1. Pengertian Laporan Keuangan yang Overstated