c. Independensi diperlukan agar dapat menambah kredibilitas laporan keuangan yang
disajikan oleh manajemen. d.
Jika akuntan publik tidak independen maka pendapat yang dia berikan tidak mempunyai arti atau tidak mempunyai nilai.
e. Independensi merupakan martabat penting akuntan publik yang secara
berkesinambungan perlu dipertahankan.
2. Dasar Hukum dan Etika Profesi Akuntan Publik terkait Independensi
Pentingnya independensi akuntan publik mendorong profesi akuntan publik untuk memasukkannya ke dalam Standar Profesional Akuntan Publik sebagai bagian
dari norma umum pemeriksaan sekarang bagian standar umum kedua dari standar auditing.
177
Masalah independensi di dalam Standar Profesional Akuntan Publik diatur di dalam Standar Umum Kedua bagian Pernyataan Standar Auditing:
Standar ini mengharuskan auditor bersikap independen, artinya tidak mudah dipengaruhi, karena ia melaksanakan pekerjaannya untuk kepentingan umum.
Dengan demikian, ia tidak dibenarkan memihak kepada kepentingan siapa pun, sebab bagaimana pun sempurnanya keahlian teknis yang ia miliki, ia akan
kehilangan sikap tidak memihak, yang justru sangat penting untuk mempertahankan kebebasan pendapatnya. Namun, independensi dalam hal ini
tidak berarti sikap seorang penuntut dalam perkara pengadilan, namun lebih dapat disamakan dengan sikap memihaknya seorang hakim. Auditor mengakui
kewajiban untuk jujur tidak hanya kepada manajemen dan pemilik perusahaan, namun juga kepada kreditur dan pihak lain yang meletakkan kepercayaan paling
tidak sebagian atas laporan keuangan auditor independen, seperti calon-calon pemilik dan kreditur.
178
Kepercayaan masyarakat umum atas independensi sikap auditor independen sangat penting bagi perkembangan profesi akuntan publik. Kepercayaan
masyarakat akan menurun jika terdapat bukti bahwa independensi sikap auditor ternyata berkurang, bahkan kepercayaan masyarakat dapat juga menurun
disebabkan oleh keadaan yang oleh mereka yang berpikiran sehat reasonable
177
Ibid.
178
PSA Nomor 04 SA Seksi 220 Paragraf 02 Standar Profesional Akuntan Publik Periode 31 Maret 2011.
Universitas Sumatera Utara
dianggap dapat mempengaruhi sikap independen tersebut. Untuk menjadi independen, auditor harus secara intelektual jujur. Untuk diakui pihak lain
sebagai orang yang independen, ia harus bebas dari setiap kewajiban terhadap kliennya dan tidak mempunyai suatu kepentingan dengan kliennya, apakah itu
manajemen perusahaan atau pemilik perusahaan. Sebagai contoh, seorang auditor yang mengaudit suatu perusahaan dan ia juga menjabat sebagai direktur
perusahaan tersebut, meskipun ia telah menggunakan keahliannya dengan jujur, namun sulit untuk mengharapkan masyarakat mempercayainya sebagai seorang
yang independen. Masyarakat akan menduga bahwa kesimpulan dan langkah yang diambil oleh auditor independen selama auditnya dipengaruhi oleh
kedudukannya sebagai direksi. Demikian juga halnya, seorang auditor yang mempunyai kepentingan keuangan yang cukup besar dalam perusahaan yang
diauditnya, mungkin ia benar-benar tidak memihak dalam menyatakan pendapatnya atas laporan keuangan tersebut, namun bagaimana pun juga
masyarakat tidak akan percaya, bahwa ia bersikap jujur dan tidak memihak. Auditor independen tidak hanya berkewajiban mempertahankan fakta bahwa ia
independen, namun harus pula menghindari keadaan yang dapat menyebabkan pihak luar meragukan independensinya.
179
Profesi akuntan publik telah menetapkan dalam Kode Etik Akuntan Indonesia, agar anggota profesi menjaga dirinya dari kehilangan persepsi independensi
masyarakat. Anggapan masyarakat terhadap independensi auditor ditekankan di sini karena independensi secara intrinsik merupakan masalah mutu pribadi,
bukan merupakan suatu aturan yang dirumuskan untuk dapat diuji secara objektif. Sepanjang persepsi independensi ini dimasukkan ke dalam Aturan
Etika, hal ini akan mengikat auditor independen menurut ketentuan profesi.
180
Berdasarkan Kode Etik Profesi Akuntan Publik yang mengatur tentang Independensi dalam Perikatan Assurance menyebutkan:
Independensi yang diatur dalam Kode Etik ini mewajibkan setiap praktisi untuk bersikap sebagai berikut:
181
a. Independensi dalam pemikiran. Independensi dalam pemikiran
merupakan sikap mental yang memungkinkan pernyataan pemikiran yang tidak dipengaruhi oleh hal-hal yang dapat mengganggu pertimbangan
profesional, yang memungkinkan seorang individu untuk memiliki
179
PSA Nomor 04 SA Seksi 220 Paragraf 03 Standar Profesional Akuntan Publik Periode 31 Maret 2011.
180
PSA Nomor 04 SA Seksi 220 Paragraf 04 Standar Profesional Akuntan Publik Periode 31 Maret 2011.
181
Bagian B Aturan Etika Profesi Seksi 290.8 Kode Etik Profesi Akuntan Publik Periode 31 Januari 2010.
Universitas Sumatera Utara
integritas dan bertindak secara objektif, serta menerapkan skeptisisme profesional.
b. Independensi dalam penampilan. Independensi dalam penampilan
merupakan sikap yang menghindari tindakan atau situasi yang dapat menyebabkan pihak ketiga pihak yang rasional dan memiliki
pengetahuan mengenai semua informasi yang relevan, termasuk pencegahan yang diterapkan meragukan integritas, objektivitas, atau
skeptisisme profesional dari anggota tim assurance, KAP, atau Jaringan KAP.
Penggunaan kata “independensi” yang berdiri sendiri dapat menimbulkan kesalahpahaman yang dapat menyebabkan pengamat beranggapan bahwa
seseorang yang menggunakan pertimbangan profesional harus bebas dari semua pengaruh hubungan ekonomi, hubungan keuangan, maupun hubungan lainnya.
Namun demikian, kondisi seperti itu mustahil terjadi, karena setiap anggota masyarakat memiliki hubungan satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu,
signifikansi setiap hubungan ekonomi, hubungan keuangan, maupun hubungan lainnya harus dievaluasi, terutama yang berkaitan dengan hal-hal yang dapat
menyebabkan pihak ketiga yang rasional dan memiliki pengetahuan mengenai semua informasi yang relevan menyimpulkan tidak diterimanya hubungan
tersebut.
182
Masyarakat menilai independensi akuntan publik biasanya tidak hanya secara perseorangan tetapi dari segi profesi akuntan publik secara keseluruhan. Jika
masyarakat menilai seorang akuntan publik atau suatu kantor akuntan telah gagal mempertahankan independensinya, maka kemungkinan besar, masyarakat menaruh
kecurigaan terhadap independensi keseluruhan akuntan publik. Kecurigaan tersebut dapat berakibat hilangnya kepercayaan masyarakat terhadap profesi akuntan publik,
khususnya dalam pemberian jasa pemeriksaan akuntan. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal Pasal 67 mengatur
tentang independen yang menyatakan “Dalam melakukan kegiatan usaha di bidang
182
Bagian B Aturan Etika Profesi Seksi 290.9 Kode Etik Profesi Akuntan Publik Periode 1 Januari 2010.
Universitas Sumatera Utara
Pasar Modal, Profesi Penunjang Pasar Modal wajib memberikan pendapat atau penilaian yang independen.”
183
Berdasarkan Undang-undang Nomor 5 Tahun 2011 tentang Akuntan Publik:
184
1 Dalam memberikan jasa asurans sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat
1
185
2 Benturan kepentingan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 meliputi antara lain,
apabila: , Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik wajib menjaga independensi
serta bebas dari benturan kepentingan.
a. Akuntan Publik atau Pihak Terasosiasi mempunyai benturan kepentingan
keuangan atau memiliki kendali yang signifikan pada klien atau memperoleh manfaat ekonomis dari klien.
b. Akuntan Publik atau Pihak Terasosiasi memiliki hubungan kekeluargaan
dengan pimpinan, direksi, pengurus, atau orang yang menduduki posisi kunci di bidang keuangan danatau akuntansi pada klien; danatau
c. Akuntan Publik memberikan jasa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat
1 dan jasa lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat 3
186
3 Ketentuan lebih lanjut mengenai benturan kepentingan sebagaimana dimaksud
pada ayat 2 diatur dalam Peraturan Menteri setelah konsultasi dengan Komite Profesi Akuntan Publik.
dalam periode yang sama atau untuk tahun buku yang sama.
Selain itu, Bapepam dan LK juga mengeluarkan peraturan yang mengatur tentang independensi yakni Peraturan Nomor VIII.A.2 Lampiran Keputusan Ketua
Bapepam dan LK Nomor Kep-86BL2011 tanggal 28 Februari 2011 tentang
183
Pasal 67 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal.
184
Pasal 28 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2011 tentang Akuntan Publik.
185
Pasal 3 ayat 1 Undang-undang Nomor 5 Tahun 2011 tentang Akuntan Publlik menyatakan bahwa Akuntan Publik memberikan jasa asurans, yang meliputi:
a. Jasa audit atas informasi keuangan historis;
b. Jasa reviu atas informasi keuangan historis; dan
c. Jasa asurans lainnya.
186
Pasal 3 ayat 3 Undang-undang Nomor 5 Tahun 2011 tentang Akuntan Publik menyatakan bahwa “selain jasa asurans sebagaimana dimaksud pada ayat 1, Akuntan Publik dapat
memberikan jasa lainnya berkaitan dengan akuntansi, keuangan, dan manajemen sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan..
Universitas Sumatera Utara
Independensi Akuntan yang Memberikan Jasa di Pasar Modal yang sebelumnya merupakan Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor Kep-310BL2008 tanggal 1
Agustus 2008.
3. Aspek-Aspek Independensi Akuntan Publik di Pasar Modal