atau ia dapat diam tanpa adanya suatu informasi atau memberikan informasi tidak tepat waktu, apabila ketentuan prinsip keterbukaan tersebut tidak ada, maka
kecenderungan penipuan tersebut sulit dihindari. Ketentuan yang spesifik mengenai anti fraud perlu ditetapkan dalam transaksi
saham yang pada dasarnya merupakan alat pelindung dan untuk mencegah tindakan semena-mena kepada investor publik, atau untuk melindungi investor dari praktek-
praktek perbuatan curang. Ketentuan spesifik untuk anti fraud tersebut adalah dengan menetapkan ketentuan pelaksanaan prinsip keterbukaan, yang memberikan akses
yang sama dan menyederhanakan penyampaian informasi, sehingga semua pihak dapat memahaminya dan menyelesaikan masalah. Investor-investor biasa, yang pada
umumnya kurang dapat mengaskses informasi dibandingkan dengan investor potensil yang profesional, dapat terlindung dari eksploitasi. Pendapat bahwa investor yang
tidak mengetahui informasi adalah termasuk sebagai investor tereksploitasi, dengan perkataan lain, barang siapa yang mengetahui sedikit informasi akan memperoleh
suatu deal yang merugikan. Pencapaian tujuan prinsip keterbukaan untuk perlindungan investor tersebut
dapat terpenuhi, sepanjang informasi yang disampaikan kepada investor mengandung kelengkapan data keuangan emiten dan informasi lainnya yang mengandung fakta
material. Penyampaian informasi yang demikian kepada investor berguna untuk menghindarkan investor dari bentuk penipuan atau manipulasi.
150
3. Pengaturan Prinsip Keterbukaan di Pasar Modal
Norma-norma yang terdapat dalam Undang-undang Pasar Modal menginginkan tegaknya prinsip keterbukaan. Pasal 80 ayat 2 jo Peraturan IX.E.1
150
Ibid., hlm. 57-61.
Universitas Sumatera Utara
memberdayakan pemegang saham independen yang diposisikan sebagai pemegang saham minoritas atau kecil untuk memberikan suaranya ketika perusahaan publik
hendak melakukan suatu transaksi yang mengandung benturan kepentingan, perseroan mempunyai kewajiban untuk mengungkapkan secara terbuka kepada
pemegang saham sebelum melakukan transaksi yang mengandung benturan. Hal ini adalah kewajiban perseroan terbuka untuk menyampaikan laporan berkala dan
laporan insidental. Laporan berkala tersebut merupakan sumber informasi periodik pemegang saham untuk menilai kinerja perseroan, sedangkan laporan insidental
adalah laporan yang disampaikan pada saat terjadi peristiwa penting material. Undang-undang Pasar Modal Pasal 35 secara tegas menetapkan bahwa perusahaan
efek atau penasehat investasi dilarang untuk mengemukakan secara tidak benar atau tidak mengungkapkan fakta material kepada nasabah mengenai kemampuan usaha
atau keadaan keuangannya. Perusahaan efek wajib secara benar dan jujur mengungkapkan fakta material untuk diketahui oleh nasabah mengenai kemampuan
profesional dan keadaan keuangannya. Selain itu, Undang-undang Pasar Modal Pasal 75 ayat 1 menyebutkan bahwa
Bapepam sekarang OJK wajib mempertahankan kelengkapan, kecukupan, objektivitas, kemudahan untuk dimengerti, dan kejelasan dokumen pernyataan
pendaftaran memenuhi prinsip keterbukaan. Pasal-pasal lain yang mendukung keterbukaan adalah Pasal 40, 72, 78, 79, 80, 83, 84, 86, dan 87 Undang-undang Pasar
Modal. Selanjutnya dalam Undang-undang Pasar Modal Pasal 75 ayat 2, disepakati
Universitas Sumatera Utara
bahwa Bapepam sekarang OJK tidak memberikan penilaian atas keunggulan dan kelemahan suatu efek no merit evaluation.
151
Emiten dan Penjamin Pelaksana Emisi managing underwriter yang bertanggung jawab sepenuhnya atas kebenaran semua informasi atau fakta material
serta kejujuran pendapat yang tercantum dalam prospektus. Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal dalam rangka penawaran umum turut pula bertanggung
jawab atas kebenaran semua data dan keterangan atau laporan yang disajikan dalam prospektus, appraisal atas penilaian terhadap aktiva tetap emiten. Penjamin
Pelaksana Emisi ataupun Profesi Penunjang Pasar Modal tidak dapat dituntut ganti rugi atas kerugian yang diderita pemodal, apabila mereka telah melakukan penilaian
dan memberikan pendapatnya secara profesional berdasarkan Standar Profesional Akuntan Publik, prinsip-prinsip dan kode etik masing-masing profesi, yang telah
diberikan secara independen. Beberapa peraturan Bapepam yang mendukung penerapan prinsip
keterbukaan antara lain tercantum dalam:
152
a. Peraturan Nomor VIII.G.7 lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor KEP-
06PM2000 tentang Perubahan Peraturan Nomor VIII.G.7 lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor Kep-97PM1996 tanggal 13 Maret 2000 tentang
Pedoman Penyajian Laporan Keuangan.
b. Peraturan Nomor X.K.2 Lampiran Keputusan Bapepam dan LK Nomor Kep-
346BL2011 tanggal 5 Juli 2011 tentang Penyampaian Laporan Keuangan Berkala Emiten atau Perusahaan Publik.
c. Peraturan Nomor X.K.5 tentang Keterbukaan Informasi bagi Emiten atau
Perusahaan yang Dimohonkan Pailit.
151
Irsan Nasarudin dan Indra Surya, Op. Cit., hlm. 234-235.
152
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
d. Peraturan Nomor IX.H.1 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor Kep-
05PM2002 tanggal 3 April 2002 tentang Pengambilalihan Perusahaan Terbuka. e.
Peraturan Nomor IX.F.1 tentang Penawaran Tender. f.
Peraturan Nomor X.K.4 tentang Laporan Realisasi Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum.
g. Peraturan Nomor IX.E.1 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor
Kep-412BL2009 tanggal 25 November 2009 tentang Transaksi Afiliasi dan Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu.
h. Peraturan Nomor X.K.1 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor Kep-
86PM1996 tanggal 24 Januari 1996 tentang Keterbukaan Informasi yang harus segera Diumumkan kepada Publik.
i. Peraturan Nomor IX.I.1 tentang Rencana dan Pelaksana Rapat Umum
Pemeganng Saham. j.
Peraturan Nomor Nomor IX.C.3 tentang Pedoman Mengenai Bentuk dan Isi Prospetus dalam Rangka Penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu
HMTED.
Tujuan dari peraturan-peraturan tersebut adalah untuk menciptakan suatu pasar modal yang efisien dan efektif, karena itu peraturan-peraturan itu wajib dipatuhi
oleh setiap perusahaan yang telah melakukan penawaran umum go public.
153
C. Akuntan Publik di Pasar Modal 1. Pengertian Akuntan Publik
Akuntan menurut pekerjaan yang dilakukannya dapat dibagi atas akuntan pemerintah, akuntan publik, akuntan intern diperusahaan swasta yang bukan kantor
akuntan dan akuntan pengajar. Akuntan pemerintah terdiri dari mereka yang bertugas di perusahaan-perusahaan negara, bank-bank pemerintah, akuntan pajak, Direktorat
153
Ibid., hlm. 236.
Universitas Sumatera Utara
Jenderal Pengawasan Keuangan Negara dan lain-lain. kelompok akuntan pengajar juga merupakan salah satu dari keempat golongan akuntan.
154
Akuntan swasta menjalankan tugasnya sebagai akuntan yang mengatur pembukuan dan pembuatan ikhtisar-ikhtisar keuangan, atau membuat sistem
akuntansi perusahaan atau sebagai akuntan pemeriksa auditor. Jika pemeriksaan dilakukan oleh pemeriksaan yang berasal dari dalam perusahaan itu sendiri, disebut
pemeriksaan intern internal audit, sedangkan jika pemeriksaan dilakukan oleh akuntan dari suatu kantor akuntan yang tidak menjadi bagian dari perusahaan yang
diperiksa, disebut pemeriksaan ekstern ekternal audit atau pemeriksaan bebas external auditor atau pemeriksaan bebas independent audit.
155
Berdasarkan Pasal 1 angka 1 Undang-undang Nomor 5 Tahun 2011 tentang Akuntan Publik menyatakan bahwa “Akuntan Publik adalah seseorang yang telah
memperoleh izin untuk memberikan jasa sebagaimana diatur dalam Undang-undang ini.”
156
Akuntan Publik memberikan jasa asurans, yang meliputi:
157
a. Jasa audit atas informasi keuangan historis.
b. Jasa reviu atas informasi keuangan historis, dan
c. Jasa asurans lainnya.
Berdasarkan Undang-undang Akuntan Publik untuk mendapatkan izin menjadi Akuntan Publik, seseorang harus memenuhi syarat sebagai berikut:
158
154
Theodorus M. Tuanakotta, Auditing, Petunjuk Pemeriksaan Akuntan Publik, Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1977, hlm. 4.
155
Ibid.
156
Pasal 1 angka 1 Undang-undang Nomor 5 Tahun 2011 tentang Akuntan Publik.
157
Pasal 3 ayat 1 Undang-undang Nomor 5 Tahun 2011 tentang Akuntan Publik.
158
Pasal 6 ayat 1 Undang-undang Nomor 5 Tahun 2011 tentang Akuntan Publik.
Universitas Sumatera Utara
a. Memiliki sertifikat tanda lulus ujian profesi akuntan publik yang sah.
b. Berpengalaman praktik memberikan jasa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3.
c. Berdomisili di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
d. Memliki Nomor Pokok Wajib Pajak.
e. Tidak pernah dikenai sanksi administrasi berupa pencabutan izin Akuntan
Publik. f.
Tidak pernah dipidana yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan yang diancam dengan pidana penjara 5 lima
tahun atau lebih. g.
Menjadi anggota Asosiasi Profesi Akuntan Publik yang ditetapkan oleh Menteri. h.
Tidak berada dalam pengampuan. Berdasarkan Pasal 1 angka 1 dan angka 2 Peraturan Menteri Keuangan Nomor
17PMK.012008 tentang Jasa Akuntan Publik “Akuntan adalah seseorang yang berhak menyandang gelar atau sebutan akuntan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.”
159
“Akuntan Publik adalah akuntan yang telah memperoleh izin dari Menteri untuk memberikan jasa sebagaimana diatur dalam Peraturan
Menteri Keuangan ini.”
160
2. Persyaratan Akuntan Publik di Pasar Modal